Peribahasa mengatakan, "Ibarat menabur garam di atas luka."
Sudah tahu ditinggal pergi, malah ditangisi dengan mencari lagu galau yang sejenis.
Sudah tahu berpisah, malah menonton film dengan drama yang mirip kisah hidup.
Pedihnya semakin dalam.
Bahagia, tidak. Galaunya bukan main.
Siklus yang selalu diulang-ulang. Sedih sedikit, cari lagu galau. Merana sedikit, nonton film sambil berurai air mata atau cari film yang bisa membuat tertawa sepuasnya. Tertawa sih tertawa, setelahnya tetap saja pedih dan sulit tidur.
Apa masalahnya selesai? Tidak. Hanya mengalihkan sementara. Setelahnya semakin terbayang-bayang si dia.
Ibaratnya seperti kendaraanmu yang sedang sedikit bermasalah, yang tak dibawa ke bengkel tapi malah ke toko mainan anak apalagi toko bangunan.
Jadi saudaraku, kalau susah move on, ya cari solusi. Bukan malah meratap apalagi mencari pemicu untuk semakin sedih berkepanjangan.
Iya, aku tahu, kamu sedih. Boleh saja bersedih. Boleh saja. Wajar.
Tapi, lambat laun berpikirlah, air matamu berharga. Dengan membuangnya secara percuma dibantu lagu galau dan film, apa tidak rugi? Dia cuma manusia biasa. Bukan Tuhan, bukan Nabi, dan belum meninggal, Alhamdulillah. Kalau sudah berpisah alam pun, dia lebih butuh doa.
Lagu galau dan film percintaan hanya membuatmu sulit menerima kenyataan.
Sulit membuatmu menerima keadaan.
Sulit membuatmu memandang sebuah peristiwa secara keseluruhan.
Sulit membuatmu berdamai dengan dirimu.
Sulit melepaskan kenanganmu bersamanya.
Dilansir dari halodoc.com, ketika seseorang terlalu dalam melakukan perenungan yang dilakukan sembari mendengarkan musik sedih ini bisa memicu ingatan sedih dan pikiran negatif. Menurut Dr. Brian Primack dari Universitas Pittsburgh, tingkat mendengarkan musik sedih yang tinggi bisa memicu depresi.
Aku tidak memaksamu langsung bahagia saat kamu baru saja merasakan perasaan sedih akibat si dia, tapi kalau sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, apa masih harus mengenangnya dengan lagu dan film? Rasanya waktu dan dirimu begitu berharga.
Duniamu bukan hanya dia.
Sudahilah saja.
Melangkah lagi.
Buka lembaran baru.
Jika dirimu inginkan bahagia, carilah pemicu kebahagiaan dan ketenteramanmu.
Jika dirimu ingin melepaskan, lakukanlah usaha-usahamu.
Jangan diam di tempat dan meratapi kepergiannya. Dia saja bisa pergi, kenapa kamu tak dapat melakukan hal yang sama?
Apa pun yang kamu inginkan, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala dapat terwujud. Maka, berdoalah.
Ingin move on, berdoa.
Masih rindu, berdoa.
Semakin rindu, berdoa.
Semakin dan semakin rindu, berdoa.
Obati segala sakit hati dan pedih serta rindu yang tak sampai di hatimu dengan doa dan Al-Quran.
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57)
Berhenti menjadi orang yang berputus asa.
Kamu bisa.
Kamu bisa dengan melepaskan hal-hal yang membuatmu teringat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Spiritual📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...