Ibaratnya seperti kamu mau membeli barang untuk pemakaian jangka panjang. Barangnya memang masih baru, tapi segala hal terkait kelebihan dan kekurangannya dipertimbangkan.
Setelah menilai barang tersebut secara adil dalam hal kelebihan dan kekurangannya, apakah kelebihannya bisa menunjang kebutuhanmu? Apakah kekurangannya dapat kamu toleransi karena tak begitu mengganggu?
Ini sebenarnya cara paling efektif dalam menilai sesuatu secara objektif. Mengesampingkan rasa suka berlebihan pada barang tersebut dengan adil melihat kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu sebelum memutuskan membelinya.
Sama halnya dengan caramu menilai manusia.
Kenapa kamu begitu susah move on?
Karena caramu menilai tidak objektif alias cenderung bersifat subjektif.
Karena kamu cinta, semua yang ada di depan matamu adalah kelebihannya saja.
Kamu jelas tahu kekurangannya, tapi karena terlanjur cinta, semua kekurangannya kamu toleransi. Bahkan kamu abaikan meskipun kekurangannya adalah sesuatu yang sulit diterima olehmu.
Kenapa? Karena terlanjur cinta.
Bayanganmu tentangnya adalah ekspektasi indahmu saja.
Maka, ketika semua tak berakhir pada titik yang diharapkan, kamu merasa kerugian mendalam kehilangan orang dengan kelebihan seperti dirinya.
Bahkan lebih gawatnya, kamu merasa tak ada lagi orang lain dengan kelebihan seperti dirinya. Sehingga kamu menolak dengan segala kemungkinan hadirnya orang baru, padahal setiap manusia memang unik dengan kelebihannya masing-masing.
Namun, kamu merasa kelebihannya saja yang dapat melengkapimu. Kelebihan orang lain selain dirinya tidak dapat menyeimbangkan dirimu.
Inilah yang membuatmu sulit move on. Ya, sulit. Sulit saat kamu tak mau adil dalam menilai dan menjadikannya satu-satunya di depan matamu. Satu-satunya.
Jadi jika kamu menanyakan apa saran terbaik untukmu, maka sarannya hanya satu, mundur sedikit untuk bisa menangkap sosoknya lebih jelas agar adil dalam menilai.
Jika selama ini penyebab sulit move on-mu lantaran selalu memikirkan tentang kelebihannya, maka pikirkan juga tentang kekurangannya terutama kekurangannya selama berinteraksi denganmu. Bahkan bisa jadi ada kerugian bagimu. Pikirkan semua itu. Pertimbangkan.
Jangan terima semuanya dengan alasan cinta. Cinta memang berharga tapi ada yang lebih berharga dari cinta. Dirimu.
Jangan paksakan semua lantaran cinta. Karena cinta bisa bertambah dan bisa berkurang seiring berjalannya waktu. Apa yang membuat suatu hubungan bertahan lama? Tidak sekadar cinta semata. Tidak sekadar kelebihannya saja.
Realita itu yang harusnya membuka pemikiranmu, bahwa cinta untuknya bukan satu-satunya alasan kenapa kamu harus bersama dengannya. Kelebihannya pun mungkin melengkapimu, tapi kekurangannya pun merugikanmu.
Jika sulit move on-mu lantaran terobsesi dengan kelebihannya, alihkan dengan pikirkan kekurangannya.
Sekali lagi, pikirkan kekurangannya.
Jika kamu sudah dapat memahami maksudku, lanjutkan hidupmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Tâm linh📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...