Saat seseorang jatuh cinta, ada tiga hal yang sangat mungkin terjadi padanya. Satu, tak dapat melihat kekurangan dari orang yang dia cintai. Dua, sulit dinasehati. Tiga, bertingkah sedikit aneh. Karena dalam tahap jatuh cinta, seseorang dalam keadaan tidak stabil.
Mau seperti apapun orang yang dia cintai, tak akan nampak kekurangannya. Hanya terlihat kelebihannya. Kalaupun ada kurangnya, semua itu dengan mudah ditoleransi. Semudah itu.
Mau satu negara menasehatinya pun tak akan mempan.
Pengorbanannya bukan main. Nyawa pun rela dikorbankan jika sang pujaan hati dalam bahaya. Karena memang dalam tahap tidak stabil.
Hal ini sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Dilansir dari fimela.com, saat sedang jatuh cinta, bagian frontal cortex di otak yang berfungsi untuk membuat keputusan menutup, menurut hasil pindai (scan) MRI. Karena fungsinya terganggu, maka tak heran bila orang yang sedang jatuh cinta sering bertingkah aneh dan sulit berpikir logis.
Dilansir dari kumparan.com, menurut Profesor Stephanie Ortigue, dalam studinya berjudul, The Neuroimaging of Love, menunjukkan bahwa ketika orang jatuh cinta, 12 area di otak melepaskan hormon dopamin, testosteron dan estrogen, adrenalin, dan vasopresin yang membuatnya mengalami euforia kebahagiaan luar biasa.
Segala reaksi tubuh saat jatuh cinta seperti jantung yang berdegup kencang, perasaan tak menentu, penurunan nafsu makan, hingga selalu terbayang orang yang dia sukai berasal dari hasil kinerja otak. Segala perilaku aneh yang dialami orang jatuh cinta itu merupakan hasil gejolak hormonal dalam tubuh manusia.
Sehingga, ketika seseorang mengalami patah hati, dilansir dari fimela.com, para peneliti mengungkapkan jika cinta bisa membuat seseorang ketagihan. Hal inilah yang membuat seseorang akan sangat tersakiti ketika ia kehilangan cinta tersebut. Cinta akan memicu hormon bahagia dalam tubuh. Ketika cinta hilang, hormon bahagia berubah menjadi hormon sedih dan menyebabkan stres bahkan depresi akut yang memicu rasa sakit berlebih di ulu hati pun fisik secara keseluruhan.
Beberapa orang mengatakan, "Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati."
Sakit gigi yang membuat seseorang merana dan tak dapat tidur hingga pagi itu, ternyata masih kurang derajat sakitnya dibandingkan dengan sakit hati. Sehingga, wajar seseorang mungkin cenderung tak percaya akan ada ganti yang lebih baik dari orang yang mematahkan hatinya tersebut. Merasa tak akan ada yang lebih baik. Inilah yang memperparah kesedihan.
Namun, perkenankan aku menceritakan sebuah kisah. Ini bukan tentang kisah cinta yang berujung patah hati, tapi ini kisah nyata kesetiaan luar biasa dalam ikatan halal hingga maut memisahkan keduanya. Pasangannya memang jelas kebaikannya dan sangat luar biasa sampai tak dapat dilihat kekurangannya. Ini bukan semata-mata karena perasaan cinta yang mengaburkan segalanya, tapi karena kebaikan pasangannya adalah sebuah fakta.
Namanya Ummu Salamah radhiyallahu 'anha. Nama aslinya adalah Hindun binti Abi Umayyah. Beliau menikah dengan Abu Salamah radhiyallahu 'anhu. Sosok pria luar biasa dan sosok suami yang terbaik menurut Ummu Salamah radhiyallahu 'anha.
Abu Salamah merupakan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang termasuk golongan pertama yang menerima dakwah dan seruan hijrah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Suatu hari Abu Salamah radhiyallahu 'anhu meninggal dunia. Sebagai seorang istri yang sangat mencintai suaminya dan mengetahui dengan jelas betapa baik suaminya, Ummu Salamah sangat bersedih hati. Saking luar biasa baiknya Abu Salamah semasa hidupnya, Ummu Salamah menjadi berputus asa karena merasa tak ada pengganti yang lebih baik dari suaminya.
Namun, Ummu Salamah pernah mendengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan, 'Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roojiun. Allahummajurnii Fii Mushibatii Wa Akhlif Lii Khoiron Minhaa' (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik), maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik." (HR. Muslim)
Ummu Salamah mengucapkan doa di atas ketika wafatnya Abu Salamah, walaupun beliau pun bertanya-tanya, siapa kiranya yang lebih baik dari Abu Salamah? Siapa yang lebih baik dari sosok suami yang luar biasa tersebut? Karena bukan semata-mata karena cinta, tapi faktanya, Abu Salamah memang sebaik itu sampai Ummu Salamah tak tahu, siapa yang dapat melebihi Abu Salamah.
Tak lama kemudian, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kejutan baginya dengan dilamar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sosok yang lebih baik dari Abu Salamah radhiyallahu 'anha. Suami terbaik untuknya dan ayah terbaik untuk anak-anaknya.
Tak ada yang sia-sia dari kekuatan doa, dan kejutan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu yang terbaik. Apabila Allah Ta'ala berkehendak mengambil seseorang dari hidupmu atau membuat pergi seseorang dari hidupmu, itu karena Dia ingin mengganti dengan yang jauh lebih baik.
Allah Ta'ala berjanji bahwa Dia pasti akan mengganti yang lebih baik dari apa yang ditinggalkan karena-Nya. Bukankah tidak ada yang paling menepati janji melebihi Allah 'Azza wa Jalla? Lantas, kenapa masih ragu?
Jadi apa ada yang lebih baik dari si dia? Jawabannya, PASTI ADA. Bersabarlah. Jangan putus asa!

KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Espiritual📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...