"Saya belum pernah melihat (solusi) untuk dua orang yang saling jatuh cinta selain menikah." (HR. Ibnu Majah, shahih)
Pembuktian cinta bukan kalimat I Love You, tapi dihahalkan cintanya.
Kalau belum dapat halalkan, maka tinggalkan.
Kalau belum siap, maka memantaskan diri. Bukan mengemis cinta.
Tips move on paling ampuh sebenarnya adalah menikah. Dengan catatan, apabila sudah siap. Dalam banyak aspek. Baik siap secara usia, agama, akhlak, finansial, dll.
Apakah bisa menikah dengan orang yang menjadi sumber sulit move on? Bisa saja apabila kamu tahu secara jelas dia orang yang tepat untuk dijadikan pendamping hidup. Baik secara agama, akhlak, cukup baik dalam finansial terutama untuk pria. Tidak harus sanggup membeli sebongkah berlian dan punya sederetan properti. Tidak harus. Yang terpenting adalah memiliki pekerjaan dan siap bertanggungjawab.
Kalau kamu merasa orang yang menjadi sumber sulit move on-mu itu layak menjadi pendamping hidup, tak ada salahnya untuk memintanya menjadi pendamping hidup.
Tidak ada batasan apakah pria yang meminta lebih dulu atau wanita, karena wanita pun tidak harus selalu menanti dan menanti. Wanita bisa menawarkan diri melalui perantara kepada pria yang dimaksud, terutama apabila pria tersebut adalah pria yang mumpuni untuk dijadikan pasangan hidup. Sebagaimana Ummul Mukminin Khadijah radhiyallahu 'anha yang mengambil langkah lebih dulu dan mendapatkan seorang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Sekali lagi, ini dilakukan ketika kamu sudah siap untuk membina rumah tangga, dan menyadari bahwa rumah tangga sangat berbeda dengan hubungan-hubungan sementara lainnya seperti pacaran. Jauh berbeda.
Menikah berarti kamu akan menghabiskan usiamu bersama orang yang sama dengan segala kelebihan dan kekurangannya setiap hari, menyatukan dua kepala, dua karakter bahkan dua keluarga. Siap menanggung semua konsekuensinya.
Aku sangat menyarankan agar kamu bisa lebih objektif soal ini, karena pernikahan tidak hanya membahas persoalan cinta saja. Ada yang lebih luas dari cinta. Jadi nilailah seseorang secara objektif sebelum dijadikan pasangan hidup.
Jika diteliti lebih dekat ternyata orang yang menjadi sumber sulit move on-mu bukan orang yang tepat untuk dijadikan pendamping hidup, maka tak perlu khawatir untuk membuka hati bagi orang lain.
Maksudku, kamu perlu melanjutkan hidupmu dan keputusan untuk menikah adalah sesuatu yang besar. Jika seseorang tak memenuhi kriteria sebagai pasangan hidup, maka tak ada alasan lagi bagimu untuk mempertahankannya.
Beberapa orang begitu besar rasa cintanya sampai jika orang yang menjadi sumber sulit move on-nya itu masih berantakan dan tak harus dijadikan pasangan hidup, dia tetap ngotot karena cinta dan tak ingin yang lain.
Dalihnya, si dia akan berubah seiring berjalannya waktu. Begitu percayanya. Tak ada yang salah, tapi akan lebih baik bersama dengan orang yang sudah sama-sama siap untuk belajar dalam pernikahan daripada dengan orang yang masih punya banyak PR. Karena sungguh, berdasarkan pengalaman mereka yang telah menjalani rumah tangga, kehidupan pernikahan tak sesimpel itu. Bisa jadi dia memang berubah atau bagian terburuknya, kamu yang mengikuti dia. Lagipula hidayah dan keinginan berubah itu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak bisa dipaksakan pada orang lain sekalipun itu pasangan.
Jadi menikah dan pilihlah pasangan terbaik untuk dirimu. Pilihlah seseorang yang membuat hatimu nyaman saat memilih ataupun menerimanya.
Tidak ada manusia yang sempurna. Jika kamu menunggu seseorang yang sempurna, maka kamu akan menghabiskan usia untuk menunggu. Tapi, kamu bisa memilih menerima seseorang dengan kekurangannya yang bisa ditolerir sebagaimana dia bisa menerimamu dengan segala kekuranganmu yang bisa ditolerir olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Spiritual📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...