Saudaraku ...
Aku rindu ketenangan hatimu dan aku tahu kamu lebih merindukannya.
Aku rindu bahagiamu dan kamu pun pastinya sama.
Entah sudah berapa lama kamu tersiksa untuk seorang manusia.
Aku hanya berharap, kamu lekas membaik dan tersenyum kembali.
Karena kamu boleh kehilangan sesuatu dari dunia, tapi sesuatu dari dunia tidak boleh menghilangkan senyummu.
Karena semua yang hilang, pasti ada gantinya. Pasti. Entah ganti di dunia atau di akhirat.
Air matamu begitu berharga untuk menangisi sesuatu dari dunia ini.
Lebih dari itu, hidup ini sejatinya memiliki batas waktu. Aku tak ingin kamu menyia-nyiakan setiap detiknya dengan bersedih.
Karena menurutku, ada banyak bagian dari hidup ini yang harus dinikmati.
Jika seseorang memilih pergi, duniamu tidak akan runtuh dan berakhir hanya sampai di sini.
Aku tahu, kamu pasti selama ini berusaha keras untuk move on.
Mencari solusi kemana-mana.
Namun, seribu nasehat di luar sana atau bahkan jika kulanjutkan tips move on ini, tidak akan merubah apa-apa jika tidak pernah kamu lakukan nasehat-nasehat itu. Jika tidak benar-benar ada keinginan kuat dari dirimu untuk lepas dari semua belenggu perasaan ini. Lebih dari itu, mintalah pertolongan Allah Ta'ala. Kamu lemah, aku lemah, jangan mengandalkan diri kita sendiri.
Tak ada yang menganggap remeh masalah perasaan. Sungguh tak ada.
Semua ini pun membutuhkan waktu. Meskipun mungkin kamu sering menangis, nyatanya move on memang tidak seinstan itu.
Kamu harus melalui setiap prosesnya dan bertahan di atas proses itu.
Aku paham sekali.
Ada cinta yang masih membekas, rindu yang masih kuat, luka yang masih menganga di hati, dan kecewamu pada keadaan. Sungguh, aku paham.
Tapi aku juga yakin, bahagiamu sedang menanti.
Setelah proses panjang ini, akan ada hari-hari cerah yang indah.
Ibuku selalu mengatakan ini ketika aku menghadapi hari-hari yang tak nyaman. "Sabar. Hal-hal baik sedang mendekat."
Aku paham, sedih dan bahagia itu pun juga silih berganti, kan?
Jika kita tidak pernah sedih, kita tidak tahu makna bahagia. Begitupun sebaliknya.
Namun, kamu sudah lama bersedih. Jadi maukah kamu tersenyum mulai hari ini?
Lebih bahagia.
Lebih cinta pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Lebih cinta pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Lebih mencintai dirimu sendiri.
Lebih optimis.
Lebih berprasangka baik pada semua takdir hidupmu.
Lebih lapang untuk tidak menggantungkan bahagia dan duniamu pada manusia dan sesuatu yang bersifat sementara lainnya.
Pada akhirnya, bab terakhir ini sebelum aku tutup, satu doa tulusku untukmu, semoga kamu tetap berbahagia meskipun menjalani hidup yang tak selalu mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Spiritual📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...