Menikah itu membahagiakan jika menikah dengan orang yang tepat.
Kalau belum menemukan orang yang tepat, belum siap secara pribadi, belum siap secara usia, masih dalam masa sekolah atau kuliah, belum direstui orang tua, belum siap secara agama, akhlak, dan finansial, dan lainnya, maka satu saja saranku, nikmatilah masa mudamu.
Berpuasalah untuk mengekang gejolak diri dan habiskan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat.
Kalau belum siap untuk menikah, maka nikmatilah dulu masa-masa sendiri ini. Tak apa. Masa-masa ini bisa jadi tidak akan terulang lagi.
Sendiri itu tidak selalu bercerita tentang sepi dan bosan, justru sendiri adalah masa-masa untuk melakukan hal-hal terbaik. Sebelum kesibukan setelah menikah menghalangi semua itu.
Ini bukan semata tentang masa mencari atau masa menanti, tapi dalam masa itu, apa yang dilakukan? Bagaimana cara mengisi masa-masa sendiri tersebut?
Tulis dalam sebuah daftar mengenai apa yang ingin kamu lakukan saat masih sendiri, dan berusaha untuk wujudkan semuanya.
Sibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat. Menuntut ilmu yang bermanfaat, baik ilmu dunia dan akhirat, hafal Al-Qur'an, hafal hadits, berteman dengan orang-orang yang baik visi dan misinya menuju akhirat lalu menebar manfaat. Bahkan kalau bisa berbisnis, mendalami passion, gapai cita-cita dan karir serta prestasi terbaik, dan lainnya. Jadi versi terbaik dari diri.
Nikmati masa muda dengan sebaik-baiknya. Karena saat menikah, kesenangan bukan lagi tentang kesenanganmu sendiri, tapi kesenangan pasangan dan anak-anakmu juga. Untuk mencapai itu, terkadang harus ada yang dikorbankan. Sebelum sampai proses berkorban itu, wujudkan dari sekarang.
Ini bukan berarti setelah menikah semua kesenanganmu akan berhenti. Bukan itu maksudku. Tapi, memang ada beberapa hal yang tidak dapat kamu lakukan secara maksimal atau bahkan tidak dapat dilakukan lagi setelah menikah.
Guruku pernah bercerita, saat masih gadis, beliau dapat membaca Al-Quran dalam waktu yang lama. Setelah menikah dan memiliki buah hati, beliau tak dapat membaca Al-Quran dengan lama dalam waktu-waktu tertentu, karena kebutuhan anak-anaknya harus dipenuhi. Beliau menutup cerita tersebut dengan satu nasehat yang intinya, maksimalkan kebaikan-kebaikan dan ibadah-ibadah terbaik saat masih sendiri. Karena setelah menikah, bukan lagi tentang dirimu sendiri yang menjadi perhatianmu, tapi ditambah pasangan dan anak-anakmu.
Tidak ada orang yang bisa benar-benar menikmati fase-fase menuntut ilmu, kecuali mereka yang masih muda dan masih sendiri.
Nasehat ini seperti nasehat Imam Nawawi rahimahullah, "Hendaklah seorang pelajar menggunakan kesempatan guna menghimpun ilmu ketika masa luang, masih bersemangat, masa muda, badan masih kuat, ide masih cemerlang, dan kesibukan masih minim, sebelum ia terhalangi oleh masa-masa mengganggu." (Al-Majmu 1/169)
Tidak perlu buru-buru ingin menikah lantaran mencari pelampiasan akibat belum move on.
Ingin romantisme semata.
Didesak orang-orang sekitar.
Lebih parahnya, lantaran baper pada pasangan selebriti.
Saudaraku? Apa pun yang diperlihatkan di media sosial adalah bagian terbaik dari proses yang panjang di belakang layar.
Tak perlu membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain.
Lakukan sesuatu yang membuat diri menjadi versi terbaik. Karena tak perlu orang lain barulah menjadi terbaik. Jadi terbaik dulu baru bersama yang terbaik.
"Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula." (QS. An-Nur : 26)
Puas-puaskan masa sendirimu sebelum menikah, agar kamu tak menyesal dan menginginkan kembali sendiri saat sudah menikah.
Tidak akan ada habisnya jika tak pernah bersyukur. Nikmat di depan mata terkadang lalai disyukuri jika terus merindukan sesuatu yang belum dimiliki atau sesuatu yang sudah pergi.
Jadi isilah masa mudamu dengan sesuatu yang membahagiakanmu. Hari ini adalah milikmu. Hari esok masih misteri dan hari kemarin sudah berlalu dan tak akan kembali.
Apakah kamu ingin mengisi masa sendirimu dengan terus gagal move on dari si dia? Rugi sekali.
Jika dia memilih pergi, biarkan saja. Masa mudamu yang luar biasa belum usai, lakukanlah sesuatu yang membuatmu bangga pada dirimu sendiri.
Pada akhirnya kamu bisa menganggap ini semua selesai untuk dirimu sendiri. Dia dan segala tentangnya hanya menempati dua kemungkinan dalam masa mudamu, entah sebagai orang yang akan kembali untuk bersama denganmu di masa depan atau hanya orang yang sekadar singgah sebagai pelajaran untuk membuatmu lebih dewasa.
Tak perlu berharap lebih padanya.
Sekarang ini hanya tentang dirimu.
Ayolah, kamu masih muda.
Dia memang membuat rindu, tapi aku lebih rindu bahagiamu.
Lebih dari semua itu, aku tidak ingin kamu menikmati dan menyiapkan masa mudamu hanya untuk jodoh yang baik semata di masa depan. Lakukan yang terbaik di masa mudamu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala saja. Untuk kehidupan kekal setelah kematian. Karena ajal dan jodoh itu sama-sama rahasia.
Seseorang belum tentu menikah di dunia, tapi ajalnya itu sudah pasti. Entah akan menikah dulu atau ajal lebih dulu. Usia tidak ada yang tahu. Kematian tidak mengenal usia. Jadi lebih masuk akal untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk akhirat dibandingkan menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk seorang manusia semata.
Ini sebenarnya adalah pelajaran penting untuk kita. Jangan hidup untuk seorang manusia, hiduplah untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Move On (TAMAT)
Spiritual📖Non-Fiksi Part Lengkap Telah merelakan si dia tapi rindu masih membayangi. Telah menerima keadaan bahwa tak bersama lagi tapi masih ada tangis. Telah memutuskan untuk tak saling peduli tapi masih sibuk stalking. Telah mengingat jutaan keburukanny...