Jurus 03 : Mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala

31 1 0
                                    

Mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bukan, ini tidak seperti ucapan formalitas belaka sebagai seorang manusia yang berstatus sebagai muslim. Karena kita semua sepakat bahwa yang namanya cinta bukan hanya ucapan belaka, tapi sesuatu yang dirasakan dan dihayati oleh hati lalu melahirkan sejumlah pengorbanan secara sukarela untuk sesuatu yang kita cintai.

Apa yang disukai dan tidak disukai oleh yang kita cintai pun menjadi begitu penting diperhatikan.

Mengenai cinta yang diucapkan dan diutarakan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, apakah itu jujur?

Apakah dihayati di hati?

Apakah telah melakukan sejumlah pengorbanan untuk itu?

Apakah semua yang disukai dan tidak disukai oleh-Nya menjadi perhatian khusus?

Kamu yang paling dapat menjawabnya.

Karena dua hal tidak dapat berdiri di tempat tertinggi di hati secara bersamaan.

Jika menempatkan manusia, maka cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sedang tidak dipupuk di hati untuk tumbuh subur menempati tempat tertinggi di hati. Jika demikian, maka apa yang dirindukan dan dilakukan, semuanya karena manusia yang dicintai tersebut.

Apa yang di hati itu sungguh sangat menentukan arah hidup. Jika kamu ingin bergerak move on, maka simpel, perhatikan apa yang ada di hatimu.

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)." (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Syaikh Sholih Al Fauzan –semoga Allah memberkahi umur beliau dalam kebaikan dan ketaatan- mengatakan, "Baiknya hati adalah dengan takut pada Allah, rasa khawatir pada siksa-Nya, bertakwa dan mencintai-Nya. Jika hati itu rusak, yaitu tidak ada rasa takut pada Allah, tidak khawatir akan siksa-Nya, dan tidak mencintai-Nya, maka seluruh badan akan ikut rusak. Karena hati yang memegang kendali seluruh jasad. Jika pemegang kendali ini baik, maka baiklah yang dikendalikan. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh yang dikendalikan. Oleh karena itu, seorang muslim hendaklah meminta pada Allah agar dikaruniakan hati yang baik. Jika baik hatinya, maka baik pula seluruh urusannya. Sebaliknya, jika rusak, maka tidak baik pula urusannya." (Al Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arbain An Nawawiyah, hal. 109)

Penjabaran di atas membuktikan bahwa salah satu kunci move on sebenarnya terletak pada hati. Siapa yang dicintai secara mendalam di hati? Tentu jika kamu ingin move on, kamu harus menempatkan Allah Subhanahu wa Ta'ala di tempat tertinggi di hati.

Kalau sudah ada Allah Ta'ala di hati, semua masalah terasa kecil, semua hal berbau dunia tak terlalu menjadi fokus utama, dan semua kekhawatiran itu hilang serta ada rasa kerelaan yang kuat yang melegakan hati.

Lantas, bagaimana dapat mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala secara mendalam? Karena jelas, kita semua harus mencintai Allah Ta'ala dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada ayah dan ibu kita, pada sesuatu atau seseorang yang sangat kita cintai, bahkan lebih dari mencintai diri kita sendiri.

Pertama, harus mengetahui alasan pentingnya cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ganjaran apa yang akan diperoleh dari mencintai-Nya.

Beberapa alasan harus mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah karena mencintai-Nya merupakan seagung-agungnya ibadah, dicintai kembali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebab masuk ke dalam surga, sebab hidupnya hati, merasakan kelezatan iman, dan masuk dalam ciri orang-orang yang sempurna imannya.

"Cinta kepada Allah Ta'ala merupakan jalan yang menjadikan hati manusia itu hidup dan gizi bagi semua ruh. Dan tidaklah ada kelezatan, kenikmatan, kemenangan dan kehidupan pada hati manusia melainkan dengan rasa cinta kepada Allah Ta'ala. Dan apabila hati manusia telah melalaikan dan menghilangkan rasa cinta kepada Allah Ta'ala, maka rasa sakitnya lebih besar daripada sakitnya mata ketika mata itu kehilangan cahaya pandangan matanya. Dan lebih besar pula sakitnya daripada telinga ketika kehilangan pendengarannya. Bahkan rusaknya hati ketika kosong dari rasa cinta kepada Allah Ta'ala lebih besar daripada rusaknya anggota badan ketika tiada dan hilang ruh di dalamnya." (Tazkiyatun Nufus/105)

Kedua, harus mengetahui cara-cara meraih cinta dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ada beberapa cara meraih cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala, tapi salah satu yang paling penting dan telah diberitahukan oleh Allah Ta'ala di dalam Al-Quran agar mencintai dan dicintai oleh-Nya adalah mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hidup dengan pola hidupnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

"Katakanlah (hai Muhammad), jika kalian (benar-benar) mencintai Allah maka ikutilah aku (Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ), niscaya Allah akan mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Imran : 31)

Dikutip dari rumaysho.com, beberapa cara lain agar dicintai oleh Allah 'Azza wa Jalla disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Madarijus Salikin, yaitu:

1. Membaca Al Quran dengan merenungi dan memahami maknanya.

2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib.

3. Terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

4. Lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

5. Merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah.

6. Memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin.

7. Menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

8. Menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Quran). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

9. Duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat.

10. Menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Taala.

Pada akhirnya, cintailah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya lebih dulu biar Allah Ta'ala yang mengarahkan cintamu kepada orang yang mencintai dan dicintai oleh-Nya. Banyak berdzikir mengingat-Nya sampai terabaikan dari si dia. Jangan merasa lemah.

Last but not least, mencintai dan berharap kepada manusia itu belum tentu berakhir pada titik yang diinginkan, tapi mencintai-Nya pasti happy ending. Pasti happy ending.

100% Move On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang