Jurus 16 : Upgrade Diri

23 2 0
                                    

Bagaimana kualitas imanmu?

Bagaimana tingkat pengetahuanmu?

Bagaimana pengendalianmu terhadap diri dan emosimu?

Apa hobimu?

Apa passionmu?

Apa yang sudah kamu lakukan dengan hobi dan passionmu?

Bagaimana pendidikanmu?

Apa cita-citamu?

Bagaimana karirmu?

Bagaimana kamu meningkatkan itu semua?

Apakah kamu sudah tahu tujuan hidupmu di dunia ini?

Apa kamu sudah menemukan jati dirimu?

Apa kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri?

Apa yang benar-benar ingin kamu lakukan dalam hidupmu?

Bagaimana cara mewujudkannya?

Sejauh mana kemajuan prosesmu?

Apa kelebihan dan kekuranganmu?

Kamu yang paling dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Kamu sudah cukup dewasa untuk merenungkan tentang apa yang ingin kamu lakukan dalam hidup, bagaimana caramu menjalani hidup dengan berkualitas, dan mau dihabiskan untuk apa usiamu. Semua itu seharusnya menjadi perhatianmu.

"Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu)." (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)

Umurmu secara keseluruhan dimintai pertanggungjawaban, tapi masa muda pun kembali dimintai pertanggungjawaban secara khusus, padahal masa muda sudah termasuk umur. Mengapa demikian? Karena Islam menaruh perhatian tinggi kepada masa muda.

Masa dimana energi prima, kesehatan sedang berada pada puncaknya, kekuatan diperoleh, impian masih panjang, dan kontribusi dalam masyarakat akan sangat berpengaruh.

Kalau orang tua yang beribadah dan perhatian terhadap hidupnya di dunia dan akhirat, itu hal yang baik. Tapi, kalau pemuda yang melakukannya, maka itu yang tak biasa. Kenapa? Karena godaan negatif dimana-mana dan pemuda itu mudah dalam menyambut godaan-godaan tersebut, tapi ketika dia memilih jalur yang positif, itu luar biasa. Ada pengorbanan dalam pilihan dan langkah tersebut.

Teramat luar biasa sampai Allah Subhanahu wa Ta'ala kagum dengan pemuda yang upgrade diri terutama dalam segi kualitas iman.

"Sesungguhnya Allah Taala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah." (HR Ahmad 2/263, dishahihkan leh syaikh Al-Albani dalam ash-Shahiihah no. 2843)

Dilansir dari muslim.or.id, maksud dari shabwah adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya, dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Tak salah mengapa hadiah khusus menanti. Tujuh golongan dan dua diantaranya adalah ...

"Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah." (HR. Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031)

Ketika seseorang bisa mengarahkan masa mudanya pada hal yang positif, maka secara otomatis, kontribusi positifnya akan terasa dalam masyarakat. Karena titik awal dari perubahan itu sejatinya dimulai dari masa muda.

Berkacalah pada sejarah, bagaimana pemuda-pemuda luar biasa mewarnai peradaban umat manusia. Menjadi pahlawan dan mengukir namanya dengan tinta-tinta emas. Minimal menjadi teladan dalam lingkungannya. Semuanya dimulai dari pemanfaatan maksimal pada usia mudanya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata, "Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Pemuda mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Tidak akan bangkit suatu umat umumnya kecuali ada di pundak [ada kepedulian dan sumbangsih, pent] para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora." (Majmu Fatawa Bin Baz 27/274, Syamilah)

Dan, tidak akan menjadi pemuda yang positif, peduli, semangat menggelora, memberikan kontribusi dalam masyarakatnya, jika pemuda tersebut saat ini lemah lantaran galau, dikalahkan hawa nafsu, menangisi seseorang dan lupa pada dirinya sendiri.

Jadi bagaimana kamu menggunakan masa mudamu?

Bagaimana kamu menggunakan usiamu?

Bagaimana caramu meningkatkan kualitas hidup yang sudah kamu jalani?

Tentu, kamu tak ingin pada catatan pertanggungjawabanmu tertera masa mudamu habis dalam percintaan, patah hati, percintaan, patah hati, percintaan, patah hati, dan seterusnya. Berputar pada siklus yang sama.

Hal yang seharusnya kamu tingkatkan pada masa mudamu, tak pernah kamu lakukan. Terlewatkan. Alhasil berakhir usia mudamu dalam kehampaan. Karena kamu menghabiskan waktu pada suatu fase yang membuatmu tak berkembang.

Saranku tetap sama, sekali lagi, fokuslah pada dirimu. Upgrade dirimu. Karena aku khawatir, selama ini kamu melupakan dirimu sendiri karena lebih fokus pada si dia.

Aku khawatir kamu menyesal atas setiap waktu dan usia yang tak membuatmu lebih baik.

Sudah kukatakan sebelumnya, dia mungkin hanya sebagian kecil dari kepingan yang muncul dalam hidupmu untuk mendewasakanmu. Hadir bukan untuk menetap. Jika kamu terus menangisi dirinya, maka bagaimana caramu menjadi dewasa?

Sudah saatnya kamu menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan terkait dirimu, dan mulai untuk melakukan peningkatan diri dan kualitas.

Tingkatkan imanmu dengan memperbaiki hubunganmu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Temukan tujuan hidupmu.

Tingkatkan pengetahuanmu.

Perluas pemahamanmu dalam mengenali emosi dan dirimu.

Cari hobimu.

Dalami passionmu.

Bangun bisnismu melalui jalur passion.

Tingkatkan prestasimu dalam pendidikan maupun di luar pendidikan.

Berusaha sekuat tenaga untuk cita-citamu.

Bangun relasi lebih luas.

Raih karir cemerlangmu.

Lakukan lebih banyak hal positif untuk diri dan lingkunganmu.

Berikan manfaat sebanyak-banyaknya, dan lainnya.

Fokus pada dirimu sendiri.

Serius meningkatkan dirimu ke arah level terbaik.

Ini tidak akan terjadi jika setiap harinya kamu sibuk mengenang dirinya dengan sibuk stalking, sibuk mendengarkan lagu galau, menangisi film sedih dan romantis, bahkan sibuk mengganggunya setiap saat. Sulit.

Pengendalian dirimu untuk tak mencari tahu tentangnya harus kuat terlebih dahulu. Harus. Agar bisa lebih tenang dan nyaman dengan menatap diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangan, dan meningkatkan kelebihan dan kekurangan tersebut. Kamu pun harus kritis terhadap dirimu.

Jika kamu benar-benar sibuk membuat dirimu lebih baik, maka seharusnya tak ada waktu dan tempat lagi untuk memikirkan dia. Sudah tak berminat.

Fokuslah pada dirimu. Fokus menikmati hidupmu. Lakukan hal-hal positif yang membuatmu bahagia dan berkembang. Abaikan pikiran yang membuatmu sedih akan keadaan.

Jalani hidup dengan sebaik-baiknya dan nikmati sisa hidupmu di duniamu sebagai pemenang serta raih kemenangan sejati di akhirat.

Tak hanya barang atau tampilan yang melulu di-upgrade. Dirimu juga butuh. Upgrade-lah dirimu.

Bukan untuk menyenangkan atau memenuhi standar seseorang, tapi karena Allah Subhanahu wa Taala dan untuk kebaikan dirimu sendiri di dunia dan akhirat.

100% Move On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang