•✿ Part 14 ✿•

50 4 4
                                    

•───────•°•✿❀✿•°•───────•

"Bocah kecil?!" Vienna memundurkan wajahnya.

"Ya, kau hanya bocah yang tidak tahu apa-apa, sekarang pergi!" kata Freddy penuh penekanan.

Vienna menatap kesal pada Freddy.

"Freddy, kau jangan kasar pada anak kecil."

Freddy dan Vienna menoleh pada polisi muda yang sebenarnya sedari tadi berdiri dan mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Pak Jason?" Freddy langsung berdiri dan memberikan hormat.

Tampaknya pria bernama Jason itu adalah atasan atau seniornya Freddy.

Vienna kembali menatap Freddy dengan tatapan yang masih penuh kekesalan.

Freddy mencoba membela diri, "Dia terus merengek. Setiap hari datang ke mari dan...."

"Seharusnya kau melayani masyarakat dengan baik. Bukankah kau baru di sini? Sepertinya kau belum tahu bagaimana caranya menjadi seorang Polisi," ucap Jason memotong perkataan Freddy.

"Maaf, Pak Jason." Freddy menunduk. Entah ia merasa bersalah atau hanya mengalah agar tidak dimarahi Jason.

"Kau, ke mejaku," kata Jason pada Vienna kemudian berlalu.

Vienna segera menyusul Jason.

Freddy mendengus kesal. Ia meneguk habis satu cangkir kopinya agar tetap melek.

Kini Vienna duduk berhadapan dengan Jason. "Kakakku sudah 6 hari menghilang...."

Dengan sabar, Jason mendengarkan penjelasan Vienna dari awal hingga akhir..

".... Aku kembali ke rumah dan membuka laptop kakakku lagi. Dengan menggunakan aplikasi pemulihan data, aku berhasil mengembalikan pesan-pesan chat yang sudah dihapus oleh Kak Rhea. Dari sekian banyak orang yang mengirimkan pesan chat, ada 4 orang yang memberikan pesan bernada ancaman.

Aku rasa, mereka berempat sudah termasuk ke dalam jajaran tersangka, apalagi pesan ancaman itu dikirimkan baru-baru ini sebelum kakakku menghilang," jelas Vienna, mengakhiri cerita dari permasalahannya.

Jason mengulurkan tangannya. "Boleh kulihat pesan chat yang kau temukan itu?"

Vienna memberikan ponselnya.

"Salah satu dari keempat tersangka itu adalah nomor yang tidak dikenal. Aku meneleponnya dan rekamannya ada di file berkas. Apakah Kepolisian memungkinkan untuk memindai suara?" tanya Vienna.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, Jason pun menjawab, "Kami tidak punya teknologi seperti itu. Selain itu, suara orang bisa saja mirip, jadi kami tidak bisa memastikan apakah itu adalah orang yang sama."

Vienna menghela napas berat.

Jason memutar rekaman suara percakapan antara Vienna dengan pria misterius itu.

"Halo? Dengan siapa ini?"

"Halo?"

"Kami dari layanan perbaikan mesin cuci. Ada diskon bagi 20 orang pertama yang menyewa jasa dan layanan dari kami."

"Kau pasti salah sambung."

"Tidak, Tuan, perusahaan kami baru saja dibangun. Jadi, kami berniat menawarkan jasa pada nomor secara acak. Tuan adalah salah satu orang yang beruntung."

"Aku tidak membutuhkan jasamu, Jalang!"

Jason mengangguk. "Sepertinya pria misterius ini punya emosi yang tidak stabil. Ngomong-ngomong, kau sangat cerdas. Kau langsung berpura-pura menjadi operator jasa perbaikan mesin cuci. Improvisasi yang sangat sulit dilakukan oleh orang biasa."

SISTERHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang