•───────•°•✿❀✿•°•───────•
Vienna menggenggam karcis parkir tersebut. "Kak Rhea, aku yakin kau masih hidup. Aku akan datang untuk mencarimu."
Vienna menyalakan mesin mobil. "Miky, pegangan!"
Miky menggonggong semangat.
Vienna melajukan mobilnya keluar dari tempat parkir.
Sementara itu, penjaga pos parkir tampak fokus dengan komputernya.
Mobil hitam berhenti. Kaca mobilnya turun sedikit. Sebuah tangan membawa karcis parkir terulur keluar.
Penjaga parkir mengambilnya lalu memeriksa kode nomor karcis di komputer. "Kau sudah seminggu parkir di sini, biayanya jadi 7x lipat."
Si pengemudi memberikan beberapa lembar uang. Pria itu menerimanya lalu membukakan palang pintu, membiarkan mobil tersebut lewat.
Ternyata itu adalah Vienna. Ia menghela napas lega, karena berhasil melewati penjaga parkir.
Vienna menghentikan mobilnya di depan pintu masuk menuju ke Pantai Mutiara. Ia membuka Google Maps lalu meletakkannya di phone stand. Vienna mencari lokasi yang waktu itu dikirim oleh Rhea. Vienna membandingkan dengan lokasi TKP di mana mayat Rhea ditemukan.
Ternyata dua lokasi itu berada di pulau yang berbeda. Lokasi yang dikirim Rhea adalah pulau tak bernama, sementara mayat Rhea ditemukan di Pulau Kerang.
Meski jarak dari kedua pulau itu tidak terlalu jauh, mustahil Rhea berpindah tempat dalam waktu beberapa jam saja dari pulau tak bernama ke Pulau Kerang.
Atlet Renang Profesional juga tidak mungkin bisa berenang secepat itu sampai ke pulau seberang. Setidaknya membutuhkan mini boat untuk sampai dalam waktu 25 menit. Itu yang ada dipikiran Vienna.
Vienna melihat beberapa mobil masuk lewat pintu masuk lain menuju ke Pantai Mutiara.
Vienna melihat ke pintu masuk di sampingnya lalu kembali melihat ke pintu masuk di depan sana. "Jadi, yang ini pintu masuk untuk orang, kalau yang itu pintu masuk untuk mobil?"
Miky menggonggong.
"Iya, kita akan masuk lewat sana." Vienna melajukan mobilnya menuju ke pintu masuk mobil dan ikut antre dengan mobil lainnya untuk membeli karcis masuk.
Bagi pengunjung Pantai Mutiara yang ingin membawa mobil ke pantai, maka mereka harus membeli karcis masuk. Sementara orang-orang yang tidak membawa mobil (memarkirkan mobilnya di tempat parkir umum), dipersilakan masuk dengan karcis gratis di pintu masuk yang tadi.
Setelah membeli karcis, Vienna diperbolehkan masuk dengan mobilnya.
Vienna memarkirkan mobilnya di samping mobil yang sudah lebih dulu parkir dengan jarak empat meter. Pemilik mobil itu sedang berbaring di bangku jemur di samping mobilnya.
Vienna pindah ke kursi belakang mobil. Ia mencari petunjuk di sana.
"Oh?" Vienna menemukan alat kejut listrik di dalam kotak di bawah kursi belakang mobil.
"Jika pemilik level 6 teknik bela diri sudah membawa alat kejut listrik di mobilnya, artinya dia sudah merasa terancam dan tidak yakin dirinya bisa melawan dengan tangan kosong," gumam Vienna yang terlihat cemas.
Vienna keluar dari mobil lalu membuka bagasi, berharap ada petunjuk apapun itu atau barang lain yang berguna.
Ponsel Vienna berdering. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas selempang.
Ternyata Jason yang menelepon. Vienna mengangkatnya.
"Aku sedang berada di rumahmu sekarang. Kau di mana? Sepertinya tidak ada orang di dalam," ucap Jason di dalam panggilan.
![](https://img.wattpad.com/cover/342630865-288-k39877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTERHOOD
AventuraVienna baru saja kehilangan ayahnya. Ia harus berhadapan dengan kenyataan saat mengetahui kalau kakaknya menghilang secara tiba-tiba. Ibunya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Vienna tidak tinggal diam. Ia pergi untuk mencari kakaknya, R...