•───────•°•✿❀✿•°•───────•
Jason mempersilakan Vienna melihat mayat "kakaknya" yang sudah tidak bisa dikenali lagi.
Jason cukup dibuat terkejut sekaligus kagum saat melihat ekspresi Vienna yang tidak menunjukkan emosi apa pun. Namun, dari matanya tersirat kesedihan yang mendalam.
Gadis seusianya bisa mengendalikan emosi dengan baik, luar biasa, batin Jason.
Vienna melihat barang-barang kakaknya di meja.
Ya, Jason 'lah menyuruh Luke membawa baju dan semua barang Rhea untuk dijadikan bukti kuat pada Vienna kalau Rhea sudah tewas.
Ponsel Jason berdering. Ia melihat layar ponselnya, ternyata panggilan dari anak buahnya. Jason segera mengangkatnya.
"Halo?"
"Pak Jason, kami sudah menemukan pembunuhnya!"
"Baik, aku akan segera ke sana." Jason mengakhiri panggilannya. "Dokter, Vienna, aku harus pergi."
Vienna meraih tangan Jason. Langkah Jason terhenti. Ia menatap Vienna.
"Aku ingin bicara dengan pembunuh itu," kata Vienna.
Jason tampak terkejut. Ia cukup merinding mendengar ucapan Vienna.
Besar juga nyalinya. Dia ingin bertemu pembunuh? Pikir Jason.
"Dari mana kau tahu kalau aku akan menemui si pembunuh?"
Tidak bisa menolak, Jason membiarkan Vienna bertemu dengan Mark, yaitu orang yang telah membunuh korban (yang dikira Vienna adalah kakaknya).
Jason juga cukup terkejut saat melihat Vienna nekat menghajar si pembunuh. Bahkan tenaga Vienna terbilang cukup kuat, ketika Jason mencoba menahannya agar berhenti mengamuk.
Setelah menutup kasus Rhea dengan kasus kematian orang lain, Jason akhirnya bisa bernapas lega.
Namun, Jason tidak ingat kalau Vienna berhasil menyimpan lokasi yang dikirimkan Rhea, sebelum Luke membawa Rhea ke rumah di pulau pribadinya.
Jason menyuruh Luke membunuh Rhea. Kalau tidak, maka Jason yang akan melakukannya sendiri. Luke menyanggupinya. Ia bilang pada Jason kalau ia akan membunuh Rhea.
Namun, nyatanya tidak. Luke malah menyekap Rhea. Ia yakin kalau Rhea tidak akan bisa kabur dari rumahnya yang berada di pulau terpencil.
Tidak mendapatkan kabar dari Vienna, Jason cukup khawatir. Ia tidak ingin Vienna mencari kebenarannya. Sehingga Jason pergi ke rumah Vienna. Ia berniat untuk membunuh Vienna di rumahnya sendiri.
Sesampainya di rumah, Jason menekan bel, tapi tampaknya tidak ada orang di rumah. Ia pun memutuskan untuk menelepon Vienna.
Jason dibuat panik saat Vienna mengatakan jika dirinya akan pergi untuk mencari kakaknya sendirian.
Jason melacak lokasi dari aplikasi pelacak yang sudah ia pasang di ponsel Vienna. Ternyata Vienna saat ini berada di Pantai Mutiara. Jason langsung pergi ke tempat itu untuk menghentikan Vienna.
Namun, atasannya menelepon.
"Aku sedang dalam keadaan darurat, Pak," kata Jason membuat alasan.
"Kembali ke kantor polisi sekarang, atau kau akan aku pecat!" teriak atasannya dari seberang sana.
Seketika Jason menghentikan mobilnya. Ia terpaksa memutar balik mobilnya dan kembali ke kantor polisi untuk menghindari masalah baru.
"Belakangan ini kau sibuk dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaanmu. Seharusnya kau menjadi lebih baik setelah naik jabatan!" bentak pria paruh baya yang merupakan atasannya Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTERHOOD
AventuraVienna baru saja kehilangan ayahnya. Ia harus berhadapan dengan kenyataan saat mengetahui kalau kakaknya menghilang secara tiba-tiba. Ibunya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Vienna tidak tinggal diam. Ia pergi untuk mencari kakaknya, R...