•✿ Part 28 ✿•

50 4 2
                                    

•───────•°•✿❀✿•°•───────•

Malam yang sunyi di tengah lautan. Terlihat sebuah sampan kecil yang terombang-ambing di tengah lautan. Ada dua gadis muda dan seekor anjing husky di dalam sampan tersebut.

Miky tertidur pulas, sementara Vienna dan Rhea masih terjaga. Mereka tidak berbicara sama sekali. Hanya diam dan melamun.

"Aku tidak mengerti, kenapa Pak Jason tiba-tiba bisa berada di Pulau Kabut? Dan kenapa dia mencoba menembak kita? Apa mungkin dia mengenal Luke?" tanya Vienna memecahkan keheningan.

"Entahlah, aku tidak tahu," sahut Rhea, karena ia memang tidak mengenal Jason.

Vienna kembali bersuara, "Aku pikir, Pak Jason adalah satu-satunya polisi yang jujur dan mengemban tugasnya dengan baik. Hanya dia satu-satunya polisi yang mau membantuku mencari Kakak di saat polisi lain acuh tak acuh.

Tapi, ternyata dia lebih menakutkan dari yang aku duga. Awalnya aku pikir terjadi kesalahan saat dia mengklaim kalau mayat yang dia temukan di Pulau Kerang itu adalah mayat Kak Rhea, tapi sepertinya dia memang sengaja merekayasa kematian Kakak. Aku tidak mengerti, apa tujuannya?"

Rhea tampak berpikir. "Mungkin saja, Luke menyuap Jason untuk merekayasa kematianku agar aku tetap berada di pulau itu."

"Ngomong-ngomong, kenapa Luke menculik dan menyekap Kakak di pulau itu?" tanya Vienna.

Rhea mulai bercerita, "Luke adalah kakak kelasku waktu SMP. Dia kelas tiga, sementara aku kelas satu. Waktu di sekolah, dia menyatakan perasaannya padaku, tapi karena aku tidak menyukainya, jadi aku menolaknya. Ya, dia memang tampan dan terlihat baik dari luar, tapi aku tidak pernah tertarik padanya.

Luke berasal dari keluarga kaya. Jadi,  dia suka menindas orang lain. Dia memamerkan kekayaannya pada teman-temannya. Di mataku, itu benar-benar norak. Dan karena itulah, aku menolaknya."

Vienna mendengarkan dengan serius. "Ternyata dia memang masih muda. Usianya dengan usia Kakak hanya selisih dua tahun. Tapi, dia menjadi seorang pelatih pendamping."

"Mungkin, karena dia anak orang kaya, jadi dia menyuap sana-sini untuk menjadi seorang pelatih pendamping," jawab Rhea. Kemudian ia melanjutkan ceritanya,"Luke tidak terima dengan penolakanku. Dia menindas, mengintimidasi, dan membuatku menderita di SMP."

"Jika dia menyukai Kakak, bukankah seharusnya dia menunjukkannya dan bersikap baik pada Kakak agar Kakak tertarik padanya. Tapi, dia malah memperlihatkan sisi buruknya dan membuat Kakak semakin membencinya," kata Vienna.

Rhea menghela napas berat. "Dia bukan tipe pria yang suka mengemis atau memohon-mohon untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Jika dia ditolak, dia marah dan mengintimidasi untuk menunjukkan kalau dirinya bisa kejam ketika tidak mendapatkan apa yang dia mau. Dia ingin aku menyesal, karena telah menolaknya."

"Apa kau menyesalinya?" Pertanyaan yang diucapkan oleh Luke pada Rhea masih terngiang-ngiang di telinga Vienna.

"Pria sialan," gumam Vienna.

"Aku tidak tahu kalau pelatih pendamping kami adalah Luke. Setelah 10 tahun berlalu, aku rasa wajahnya banyak berubah, suaranya, dan pembawaannya. Jadi, aku pikir dia adalah orang lain, ya meski namanya Luke. Aku pikir, ada banyak orang dengan nama yang sama di dunia ini," kata Rhea.

"Kapan Kakak mengetahui kalau dia adalah Luke yang Kakak kenal?" tanya Vienna penasaran.

"Beberapa hari sebelum aku pergi ke Pantai Mutiara, saat dia menyatakan perasaannya padaku untuk yang kedua kalinya," jawab Rhea.

🌴 Flashback On 🌴

Rhea turun dari jet ski. Ia melepaskan rompi pelampungnya lalu bergegas pergi ke bangku penonton. Rhea duduk dan meminum air mineral dalam botol hingga setengahnya.

Bangku berguncang, menandakan ada seseorang yang duduk di sampingnya. Rhea menoleh, ternyata Luke.

"Kau yakin ingin pensiun dini?" tanya Luke sambil menatap lurus ke lautan di depannya.

"Aku lelah dan merasa tertekan dengan pekerjaan ini. Aku sudah memutuskannya setelah memikirkannya lagi dengan matang," jawab Rhea.

Luke menatap Rhea. "Kau sedang berada di puncak kejayaan. Semua orang mengenalmu sebagai satu-satunya atlet jet ski perempuan terbaik yang dimiliki oleh negara kita. Kau ingin mengakhirinya begitu saja?"

"Belakangan ini aku berkonsultasi dengan psikolog. Aku sedang dalam masa-masa sulit, apalagi sejak kematian ayahku. Aku harap Pak Luke mengerti." Setelah mengatakan itu, Rhea beranjak dari kursi penonton lalu berlalu pergi.

~"Hari di mana kau datang ke rumah, aku sedang berada di tempat pelatihan. Saat itu Luke menyatakan perasaannya padaku. Itu membuatku terkejut. Di sanalah aku baru tahu, kalau dia adalah Luke yang sama yang telah membuatku menderita selama di SMP," kata Rhea.~

Luke dan Rhea berdiri berhadapan di tepi pantai tempat pelatihan.

Luke meraih kedua tangan Rhea lalu menggenggamnya dengan erat. "Aku mencintaimu, Rheana."

Rhea membeku mendengar itu. Ia tidak memberikan tanggapan dan masih menatap Luke dengan tatapan terkejut.

"Mungkin, kau membenciku karena sikapku di masa lalu, maafkan aku. Saat itu emosiku masih tidak stabil. Aku masih terlalu muda dan tidak berpikir panjang," ucap Luke.

Rhea menautkan alisnya setelah mengetahui kalau Luke adalah kakak kelasnya yang pernah membully dirinya di masa lalu. Itu semakin membuat Rhea membencinya.

"Rhea." Luke menunggu jawaban dari Rhea.

"Maaf, aku memiliki hati yang harus aku jaga." Rhea berlalu pergi setelah mengatakan itu.

Tentu saja hal tersebut membuat Luke marah. Meski 10 tahun sudah berlalu, tapi itu tidak membuat sifat dan emosi Luke berubah. Hanya saja, kali ini Luke tidak menindas dan mengintimidasi Rhea karena menolak cintanya.

~~~"Namun, tepat di hari kau datang ke rumah, di tempat pelatihan, Dave menyatakan perasaannya padaku di depan semua orang, termasuk Luke. Itu membuatku merasa malu. Aku menolaknya dengan cara baik, tapi dia marah dan pergi."

"Orang-orang bilang, Dave itu cacat. Tapi, yang kulihat dia tidak cacat?" ucap Vienna setengah bertanya.

Rhea merespon, "Aku juga tidak terlalu menyadarinya. Orang bilang, Dave agak keterbelakangan mental. Tapi, karena keluarga Dave adalah keluarga kaya, Dave bisa membaik dengan pengobatan terapi oleh dokter terbaik. Tapi, kadang-kadang Dave suka meracau sendiri."

"Dia yang paling mencurigakan, aku pikir dia yang bersalah waktu itu," gumam Vienna.

"Mungkin saja... itu karena dia tahu sesuatu," ujar Rhea.~~~

Dave tersungkur jatuh ke lantai saat Luke memukul wajahnya.

"Ingat, dia milikku. Kau tidak pantas bersanding dengannya. Hanya karena orang tuamu kaya, bukan berarti kau bisa melakukan segalanya. Kau bisa tetap berada di sini, karena uang orang tuamu, bukan karena kemampuanmu sebagai atlet. Jadi, kau hanya perlu bersenang-senang di sini dengan uang orang tuamu itu." Setelah berkata demikian, Luke berlalu pergi.

"Kau menyukainya? Kau pikir, Rhea menyukaimu?" ucap Dave.

Langkah Luke terhenti. Ia menoleh pada Dave. "Aku akan mendapatkannya dengan cara apa pun."

•───────•°•✿❀✿•°•───────•

15.17 | 14 Februari 2021
By Ucu Irna Marhamah

SISTERHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang