•✿ Part 36 ✿•

53 3 0
                                    

•───────•°•✿❀✿•°•───────•

Vienna membuka tas tersebut dan menemukan sebuah kertas yang ternyata adalah sebuah peta.

Dalam kertas tersebut, terlihat pulau kecil ini sendirian berada di tengah lautan, jauh dari pulau lain. Itu merupakan pulau yang sekarang mereka singgahi.

"Pulau tak bernama," gumam Vienna saat menyadari jika dalam peta tersebut, pulau ini tidak diberi nama.

Rhea berucap, "Sepertinya pemilik gubuk adalah orang pertama yang datang ke pulau ini, tapi dia tidak memberikan nama pada pulau ini. Padahal sepertinya dia tinggal cukup lama di sini, bahkan sampai membangun rumah kecil."

"Ada diary." Vienna menemukan sebuah buku bersampul biru usang. Ia membukanya.

"Christian Noah." Rhea membaca nama yang tertera di bawah tulisan Diary, menandakan jika nama tersebut adalah nama dari si pemilik buku.

"Jadi, pria itu bernama Christian," gumam Vienna dengan pandangan tertuju ke kamar pemilik gubuk yang mana mayatnya masih berada di sana.

Rhea dan Vienna membaca halaman pertama dalam hati. Kepala Miky muncul di antara Vienna dan Rhea. Ia ikut melihat ke buku diary.

~~~ Selasa, 14 April 2020

Hari pertama

Ya, ini hari pertamaku berada di pulau indah ini. Aku datang ke mari untuk refreshing, healing, entah apa orang menyebutnya. Yang pasti aku ingin melepaskan rasa sakit ini.

Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini, tapi ini adalah pulau pribadiku... ~~~

"Hah?" Vienna dan Rhea sama-sama terkejut saat membaca bagian itu.

Miky memundurkan kepalanya.

Mereka kembali melanjutkan membaca diary tersebut.

~~~ ... ini adalah pulau pribadiku yang aku beli menggunakan uangku.

Aku dengan bangga mengatakan, bahwa aku yang membangun gubuk kecil ini dengan tanganku sendiri. Aku seorang adventure lover atau survival lover, terserah mau disebut apa. Tapi, aku benar-benar menyukai petualangan di alam liar.

Sungguh menyenangkan hari pertama di tempat ini. Aku lanjutkan besok, yaaa.~~~

"Tapi, jika dia kaya, untuk apa dia repot-repot tinggal di tempat ini? Bahkan sampai membangun rumah di sini? Kenapa dia tidak mendaki atau survival saja, tapi tetap pulang ke rumahnya. Bukankah itu lebih menyenangkan dan tidak beresiko?" tanya Rhea.

Vienna mengedikkan bahunya. "Entahlah, mungkin dia adalah tipe orang kaya yang sudah kebingungan menghabiskan uangnya. Bukankah ada orang yang seperti itu?"

Rhea mengangguk.

Rhea dan Vienna kembali melanjutkan membaca diary di hari kedua. Mereka berdua begitu serius membacanya dari hari pertama hingga hari-hari berikutnya. Sebuah diary yang terasa seperti cerita seru seperti alur sebuah novel karya Ucu Irna Marhamah.

Namun, keseruan itu berubah menjadi rasa sedih dan prihatin setelah mengetahui kalau Christian ternyata mengidap kanker stadium akhir.

Dan itulah sebabnya Christian memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara memotong urat nadi di pergelangan tangannya.

~~~ ... ya, ini adalah hari terakhirku di tempat ini. Aku belum mati, tapi aku akan mengakhiri hidupku setelah menyelesaikan diary ini. Kanker terus menggerogoti tubuhku. Aku rasa, hanya dengan mati, kanker itu juga ikut mati bersamaku. Sehingga penderitaanku berakhir.

Siapa pun yang menemukan pulau ini, menemukan catatan ini, dan menemukan mayatku, aku harap kalian memberikan nama yang cantik untuk pulau ini. Karena sampai sekarang pun tidak pernah terpikirkan olehku nama yang bagus untuk pulau ini.

SISTERHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang