•───────•°•✿❀✿•°•───────•
Luke membuka pintu. Ia masuk dan melihat Rhea sedang tidur di lantai. Kedua tangannya masih terikat ke belakang, begitu juga dengan kakinya.
Luke menutup pintu lalu menghampiri Rhea. Tangannya bergerak menyentuh rambut Rhea lalu mengusapnya dengan lembut.
"Seandainya kau menuruti keinginanku, kau tidak akan berakhir seperti ini," kata Luke.
Kedua alis Luke mengernyit kala merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Ia menoleh, ternyata Vienna sudah berdiri di belakangnya dengan alat kejut listrik di tangannya.
Tanpa basa-basi, Vienna menyetrum leher Luke hingga membuat pria itu tak sadarkan diri.
Rhea bangkit dan menyingkirkan tali dari tangan dan kakinya yang pura-pura diikatkan.
"Ayo, aku membawa sampan. Miky menunggu kita," kata Vienna sambil membuka pintu untuk keluar.
"Kau membawa Miky? Tadi kau bilang, kau sendirian," tanya Rhea yang menyusul adiknya.
Vienna terdiam untuk sesaat. "Iya, aku sendirian sebagai manusia."
Rhea memutar bola matanya.
"Ayo, cepat."
Vienna dan Rhea keluar dari rumah. Mereka mendengar suara gonggongan Miky di kejauhan. Kedua kakak-beradik itu segera pergi dari rumah Luke. Mereka melewati pepohonan untuk sampai di pantai.
Vienna dan Rhea melihat seseorang berdiri di tepi pantai dengan mini boat yang mengambang di dekatnya.
Ketika semakin dekat, Vienna menyadari jika pria itu adalah Jason yang membawa mini boat.
Rhea menghela napas lega, karena akhirnya ada polisi yang datang menjemput mereka.
Miky terus menggonggong pada Jason.
Vienna menghentikan langkahnya. Ia merentangkan sebelah tangannya untuk menghentikan Rhea. Alhasil Rhea berhenti. Ia menoleh pada adiknya.
"Kenapa? Bukankah polisi yang kau hubungi sudah tiba. Sekarang kita harus pulang untuk menemui Ibu," ucap Rhea.
Vienna tidak merespon. Ia melihat ke arah Miky yang tidak berhenti menggonggong pada Jason.
"Miky! Lari!" teriak Vienna sambil berlari ke pepohonan menuju ke rumah Luke. Ia menggenggam tangan kakaknya dengan erat.
Miky segera berlari mengikuti Vienna dan dan Rhea.
Jason mengeluarkan pistol dan melangkah untuk mengejar mereka.
Rhea tidak mengerti dengan situasi yang terjadi, tapi ia berlari menuruti Vienna. "Kenapa kita lari dari polisi itu? Dia datang untuk menolong kita."
"Aku menghubungi nomor darurat kepolisian. Dia datang setelah 30 menit aku menghubungi polisi. Dia datang hanya dengan menggunakan mini boat, bukan helikopter. Mustahil dia datang secepat itu," jawab Vienna dengan napas terengah-engah tanpa berhenti berlari.
"Lalu kenapa kita kembali ke rumah Luke?" gerutu Rhea tersengal-sengal.
"Aku punya rencana," sahut Vienna.
"Aw!" Rhea meringis saat kakinya menginjak ranting pohon di tanah.
Vienna baru sadar kalau Rhea tidak memakai sepatu, alias bertelanjang kaki.
"Aku akan mengalihkan perhatiannya," kata Rhea.
"Apa?" Vienna tampak ragu.
Jason membidik kepala Rhea lalu menarik pelatuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTERHOOD
AventuraVienna baru saja kehilangan ayahnya. Ia harus berhadapan dengan kenyataan saat mengetahui kalau kakaknya menghilang secara tiba-tiba. Ibunya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Vienna tidak tinggal diam. Ia pergi untuk mencari kakaknya, R...