•───────•°•✿❀✿•°•───────•
Malam harinya.
Di dalam gubuk tua yang gelap, hanya cahaya api unggun di perapian yang menerangi ruangan. Tidak ada listrik di sana. Hanya ada lampu minyak yang minyaknya sudah habis.
Terlihat Rhea tidur lelap di sofa, Miky tidur di atas karpet, sementara Vienna masih terjaga dan duduk di depan perapian.
Ya, Vienna dan Rhea memutuskan untuk tinggal di gubuk tua itu, karena tidak ada pilihan lain.
Vienna melihat kakaknya terbangun, karena nyamuk yang terus mengganggunya, terbang dan mengiang-ngiang di telinganya.
"Kenapa kau malah memberikan body lotion anti nyamuk pada Kuaj? Kita lebih membutuhkannya," gerutu Rhea.
"Ya, karena aku pikir aku harus memberikan sesuatu padanya... karena dia telah menolong Kakak. Dia juga yang memberikan sampan kecil itu untukku dan Miky. Bahkan dia memperbaikinya terlebih dahulu. Seandainya dia membutuhkan uang, mungkin aku akan memberinya uang," jelas Vienna.
Rhea menghela napas berat. "Suku Lameda punya tanaman pengusir nyamuk. Mereka bisa mengusir nyamuk dengan tanaman tersebut."
"Aku tidak tahu," ucap Vienna pelan.
Rhea bergerak untuk mengubah posisi tidurnya. Ketika akan tidur, Rhea merasakan ada kain yang menutupi tubuhnya. Ia menoleh, ternyata Vienna menyelimutinya dengan sweater.
Rhea menatap adiknya. "Kenapa kau memberikan sweater-mu? Kau juga membutuhkannya."
"Aku masih memakai kaos dan celana, sekarang Kakak pakai saja," kata Vienna.
Rhea memakainya.
Vienna menambahkan kayu kering ke dalam perapian. "Apakah bajingan itu melakukan tindakan kurang ajar selama Kakak disekap?"
Rhea menggeleng. "Tidak."
"Syukurlah."
Keesokan paginya, Rhea bangun lebih awal. Ia melihat Vienna masih tidur dengan posisi duduk di karpet dan punggung bersandar ke kaki sofa.
Rhea merasa kasihan pada adiknya. Ia melepaskan sweater Vienna yang dipakainya semalaman lalu mengembalikannya, menyelimuti tubuh Vienna dengan sweater tersebut.
Rhea melihat ke arah perapian yang masih menyala, walau apinya kecil. Ia menambahkan kayu ke dalam perapian tersebut.
Rhea pergi ke dapur untuk mengambil golok dan keranjang. Rhea melihat ada sendal jepit di bawah meja.
Rhea menunduk melihat kakinya yang sudah lecet, karena berjalan menyusuri hutan tanpa mengenakan alas kaki. Terkadang Vienna melepaskan sepatunya untuk gantian dipakai oleh Rhea. Tanpa pikir panjang, ia pun memakai sendal jepit itu.
Setelah mendapat barang yang dibutuhkannya, Rhea keluar dari gubuk untuk mencari buah-buahan atau apa pun yang bisa dimakan.
Miky keluar dari gubuk. Anjing berbulu putih itu menggonggong.
Rhea menoleh. "Kau mau ikut?"
Miky menggonggong seolah menjawab pertanyaan Rhea.
Mereka berdua pun pergi bersama.
Rhea melihat ada apel liar. Ia memetiknya kemudian membelahnya menggunakan golok untuk memeriksa apakah itu apel beracun atau apel yang bisa dimakan. Setelah mencium baunya dan menggesekkan bagian yang dibelah, Rhea yakin jika itu adalah apel yang bisa dimakan.
Miky memiringkan kepalanya ke kiri melihat apa yang dilakukan Rhea.
Rhea memetik lebih banyak apel kemudian dimasukkan ke dalam keranjang.
![](https://img.wattpad.com/cover/342630865-288-k39877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTERHOOD
AventuraVienna baru saja kehilangan ayahnya. Ia harus berhadapan dengan kenyataan saat mengetahui kalau kakaknya menghilang secara tiba-tiba. Ibunya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Vienna tidak tinggal diam. Ia pergi untuk mencari kakaknya, R...