Boss and Secretary - 6

5K 220 30
                                    

Nilaa memutar bola matanya jengah mendengar amarah Julian hanya karena dia pergi ke kantor Arthur. Sangat tidak masuk akal padahal jelas-jelas Nilaa sudah meminta ijin padanya tapi Julian hanya diam saja.

"Benar-bener keparat!" Umpatnya dalam hati.

"Kalau aku diam saja itu artinya aku tidak mengijinkanmu!" Katanya dengan tatapan tajam. Saat Julian mendekati aroma leather menusuk hidungnya. Aroma yang terkesan eksklusif itu selalu berhasil mengintimidasi Nilaa.

"Aku tidak mengerti denganmu." Nilaa berkata dengan kalimat non formal. Dia berada di ambang batas kesabarannya pada Julian.

"Kamu mau Arthur melabeliku sebagai karyawan yang tidak becus seperti katamu?" Nilaa melipat kedua tangannya di atas perut.

"Aku memang terlihat jahat tapi aku tidak sejahat itu."

"Kalau kamu bukan oang jahat kenapa kamu memarahiku hanya gara-gara aku mengirimkan laporan yang memang sudah jadwalnya harus dikirim ke ketua dewan pengawas." Andai menonjok orang bukanlah sebuah tindakan kriminal maka Nilaa akan menonjok Julian pada saat ini juga.

"Kamu tahu, Nilaa, semakin kamu marah semakin membuatku tertantang." Julian tersenyum misterius. "Aku Cuma ingin ikut saat kamu mengantarkan laporan pada Arthur. Bukan datang bersama Suzanne."

Dahi Nilaa mengernyit. "Terus kenapa kamu diam saja?" Tanyanya merasa aneh dengan Julian.

"Karena aku masih sibuk. Kemarilah.

Nilaa mendekati samping meja Julian. Julian memperlihatkan layar laptopnya pada Nilaa. Ada foto Nilaa yang diambilnya diam-diam. Mata Nila melebar.

Julian meraih pinggul Nilaa, menekannya erat dan menariknya hingga Nilaa kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas tubuhnya yang sedang duduk di kursi. Dada Nilaa berdebar hebat dan napasnya memburu. Wajah mereka begitu dekat hingga Nilaa bisa mencium aroma napas Julian yang lapar. Dia akan menerkam Nilaa. Bibir pria itu memagut bibir Nilaa tanpa peringatan apa pun seolah Nilaa adalah kekasihnya yang bisa diciumnya kapanpun.

Nilaa tidak pernah menyangka kalau dia berada di atas pangkuan Julian dengan tubuh menghadap ke arah tubuh Julian. Lidah itu membelit bibirnya.

Tepat saat adegan yang disengaja Julian itu, Elena datang melepas kacamatanya dan menyaksikan dengan mata telanjang adegan mesum bos dan sekretarisnya di atas kursi kerja Julian. Dia melihat ciuman yang bahkan tak berhenti meskipun ada seseorang yang datang.

Elena terperanjat. Jantungnya seolah jatuh begitu saja melihat Julian—pria yang masih diharapkan menjadi kekasihnya itu mencumbu wanita yang dikenal sebagai sekretaris Julian—Nilaa. Wanita yang sama sekali bukanlah saingan Elena. Wanita yang bahkan tak terbesit di pikiran Elena akan menjadi mangsa dari Julian.

Suzanne yang diam-diam mengikuti Nilaa karena penasaran kenapa Julian memanggil Nilaa di jam makan siang memotret adegan hot itu dan tak lupa dia juga memotret ekspresi Elena saat melihat ciuman panas Julian dan Nilaa.

***

Skandal antara Julian dan Nilaa merebak di penjuru kantor hingga sampai di telinga Arthur. Foto yang beredar akibat ulah Suzanne membuat Nilaa malu. Apalagi foto itu malah memperlihatkan seolah Nilaalah yang pertama memulai. Agresif. Kalau pun dia menjelaskan kepada semua orang bagaimana adegan itu bisa terjadi apakah ada yang percaya selain teman-temannya?

Saat santap siang, semua mata yang melewati meja Nilaa melirik ke arah Nilaa. Hampir semua orang membicarakan Nilaa. Foto itu sangat memalukan bagi Nilaa. Dan hal yang tidak pernah Nilaa pikirkan adalah kenapa Julian menciumnya. Ciuman liar Julian bahkan tidak memberikannya kesempatan hanya untuk bernapas.

Dan Nilaa masih ingat saat ekspresi Elena yang tidak bisa dia jelaskan. Elena pasti sangat terluka dan hal itu terlihat jelas dari sorot matanya.

"Nikmati saja." Ucap Suzanne santai.

"Apa kamu bilang? Berengsek kamu, Suzann." Nilaa bukan hanya sekadar kesal tapi juga ingin melakukan tindakan kriminal dengan menjeburkan Suzanne ke kolam. Mau bagaimana pun Suzanne temannya. Salah satu orang terdekatnya. Teman yang paling ceroboh, konyol dan jarang sekali merasa bersalah atas tindakan cerobohnya.

"Aku ingin membuat Katty panas." Bisik Suzanne.

"Aku tidak peduli dengan Katty, aku hanya peduli pada diriku saat ini. Aku jadi bahan omongan semua orang kantor."

"Itu bagus, kalau kamu pintar mengambil peluang." Flynn merasa senang dengan apa yang menimpa Nilaa. Setidaknya, Nilaa mungkin salah satu wanita—teman dekatnya yang menjadi selera Julian.

"Kamu sinting, Flynn." Ucap Debora yang lebih memihak Nilaa dibandingkan Suzanne.

"Sekarang apa?" Nilaa menatap putus asa Debora.

"Aku sungguh tidak mengerti dengan Julian, Elena dan Katty. Kasihan sekali Elena di sini. Dia seperti kehilangan sebagian jiwanya." Suzanne memperlihatkan foto Elena yang diambilnya diam-diam kepada Debora dan Flynn.

Nilaa yang penasaran mengambil foto Elena dan melihat mata sedih itu.

"Dia cemburu dan masih sayang Julian." Kata Suzanne sembari menggigit kentang gorengnya.

"Aku rasa dia masih sangat-sangat menyayangi Julian." Flynn berkomentar.

***                                                                                                      150 komentar aku update lagi nih ntar malem XOXO 😂

Boss and Secretary (Adult 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang