Boss and Secretary - 2

6K 290 51
                                    

Julian itu pria sinting.

            Kata salah satu teman Nilaa, Debora. Belum lagi tentang keberengsekan pria itu yang dengan mudah memikat banyak wanita cantik. Tampan dan kaya adalah jurus paling ampuh menarik wanita dari segala macam usia. Tapi... tidak bagi Nilaa. Wanita dua puluh sembilan tahun ini tidak menyukai Julian seujung kuku pun. Dia membenci Julian. Bukan hanya karena Julian memperbudaknya sebagai sekretaris, tapi juga dia benci saat harus meladeni para wanita yang mengejar-ngejar pewaris tunggal jaringan hotel terbesar itu.

            "Apa Anda sedang mabuk?" Tanya Nilaa sesaat setelah mendengar pertanyaan konyol Julian.

            Sebelah sudut bibir pria bermata biru itu melengkung. "Apa aku terlihat seperti sedang mabuk?" Tatapannya masih sama. Menginginkan Nilaa.

            Entah hanya pikiran kotor Nilaa saja atau tidak tapi, jujur saja tatapan mata Julian itu seolah ingin mendekap Nilaa erat. Merasakan sensasi tubuhnya saat menindih Nilaa. Dan Nilaa jelas membenci apa yang ada di pikirannya itu.

            "Ayahmu berhutang di bank dengan jumlah yang banyak sekali saat dia masih kaya lalu hutang itu dipakai untuk menghidupi gaya hedon istri kedua dan anaknya. Setelah perusahaannya bangkrut dia meninggal lalu kamu yang menanggung hutangnya bukan istri kedua dan anaknya. Ironis sekali." Julian menggeleng miris dengan kisah hidup Nilaa.

            Ibu Nilaa meninggal tiga tahun lalu. Saat itu hidupnya masih berkecukupan. Ayahnya masih menjadi seorang pebisnis dan memiliki perusahaan yang bergerak di bidang industri. Jasa penyewaan alat berat. Lalu selang setahun kematian ibu Nilaa, Ayahnya bangkrut. Perusahaan dinyatakan pailit. Penjualan semua aset untuk membayar hutang perusahaan yang ternyata hutangnya lebih besar dari pada aset yang dimiliki perusahaan itu sendiri.

            Untungnya, Nilaa langsung dipekerjakan oleh ayah Julian yang tidak lain adalah salah satu teman ayah Nilaa yang prihatin dengan apa yang menimpa keluarga Nilaa. Sial, setelah kematian ayahnya setahun lalu, Nilaa baru tahu kalau ayahnya memiliki istri kedua saat dirinya masih kecil. Nilaa punya saudara tiri bernama Jasmine.

            "Kamu harus membayar hutang di bank dengan jumlah yang tidak sedikit, Nilaa."

            "Anda bercanda ya?" tanya Nilaa terheran-heran.

            Julian menggeleng. "Tidak. Ini tawaran serius dariku.

            "Kenapa Anda ingin memperistri saya sedangkan kekasih Anda banyak sekali. Ada di mana-mana bahkan terkadang harus saya yang mengahandle mereka." Tanya Nilaa kritis.

            "Saya tidak tahu. Yang jelas, saya didesak oleh orang tua saya untuk segera menikah. Mereka menyodorkan kamu. Nilaa yang malang. Toh, selama ini kamu bisa diandalkan. Kerjaan kamu juga bagus. Kamu cekatan. Meskipun saya tidak sepenuhnya suka sama kerjaan kamu tapi kamu oke juga kalau dijadikan istri." Entah pujian atau hinaan untuk Nilaa dari kalimat akhir Julian itu.

            "Saya tidak berminat jadi istri Anda." Kalimat itu sukses mengirim sinyal api di dada Julian.

            Seumur hidup Julian tidak pernah ditolak wanita mana pun dan baru kali ini ada wanita yang menolaknya. Bukankah menjadi istri Julian adalah impian banyak wanita?

            Dahi Julian mengerut kesal. "Sombong sekali kamu." Katanya tajam.

            "Maaf, tapi, saya memang tidak pernah berminat untuk menjadi istri Anda." Nilaa tersenyum kecil saat melihat emosi Julian tampak di wajah tampan pria itu.

            "Kurangajar." Ucap Julian dengan nada rendah. Dia sedang mengatur emosinya agar tidak meledak di depan Nilaa. Wanita yang mulai dibencinya itu. Kesombongan dan keangkuhan Nilaa membuat nyalinya membesar untuk bisa memperistri Nilaa.

            "Kamu lihat saja nanti, aku akan membuat kamu memohon-mohon kepadaku untuk dinikahi." Katanya dengan tatapan mata licik.

            Nilaa tersenyum kecut. "Anda mengancam saya?"

            "Ya, saya tahu kamu membenci saya."

            "Kalau Anda tahu kenapa Anda malah meminta saya menjadi istri Anda."

            Penolakan itu sangat berarti bagi Julian. Bagi harga dirinya. Dia tentu tidak akan diam saja dengan penolakan Nilaa yang merendahkannya itu.

            Nilaa tidak bisa menahan ketidaksukaannya pada Julian sehingga apa yang keluar dari kedua daun bibirnya sebenarnya bukanlah yang diinginkan. Tapi, Nilaa sangat membenci Julian yang menceritakan kisah hidupnya yang miris itu.

***

            Esok paginya, Nilaa membuka matanya dengan berat. Piyama warna merah muda dengan bahan katun itu tampak cocok dengannya. Nila mengambil biji kopi hitam, memasukkannya ke mesin kopi dan menyalakan mesin kopi. Kopi hitam tanpa gula adalah kesukaannya di pagi hari agar kantuknya hilang.

            "Hoaaammm."

            Dia melirik ponsel dan beberapa pesan dari Deborah dan Julian.

            Kamu harus datang ke kantor jam 6 pagi.

Saat mmebaca pesan dari Julian membuat kulit Nilaa merinding. Ngapain dia datang ke kantor jam 6 pagi sedangkan jam kerjanya saja dimulai jam 8. Apa gara-gara semalam dia menolak tawaran Julian? Sebab itu Julian memintanya ke kantor jam 6 pagi.

Nilaa hanya membaca pesan dari Julian tapi pria itu kembali mengiriminya pesan.

Datang ke kantor jam 6 pagi atau aku akan ke apartemenmu!

Ancaman.

Seperti biasa Julian hanya bisa mengancamnya. Dia memang sangat suka memperbudak Nilaa yang bekerja sebagai sekretarisnya. Tak ada sekretaris yang secekatan Nilaa meskipun terkadang Nilaa juga bisa jadi orang yang lelet. Tapi, menyuruh bawahan ke kantor jam 6 pagi itu tidak masuk akal bagi Nilaa.

***

Aku update lagi setelah komentar mencapai 30-an ya ^^

Boss and Secretary (Adult 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang