Flynn mengenakan kemeja biru muda yang membuat kulitnya lebih cerah. Poni rambutnya dimiringkan dengan olesan pomade yang membuat rambutnya rapih. Dia melihat Corlita dengan dress warna emerald. Sangat dewasa dan matang plus elegan. Kesan yang jauh berbeda dari Suzanne. Si pemberontak, lost control dan gampang tersulut emosi.
Flynn dan Corlita makan di restoran perancis. Mereka memesan escargot. Saat menikmati makan malam perancisnya Flynn dikejutkan dengan kedatangan Suzanne dan Debora.
"Kamu di sini, Flynn?" Tanya Suzanne yang duduk di kursi kosong dekat Flynn.
Debora tampak tidak nyaman karena Suzanne memilih satu meja dengan Flynn.
"Hei, kenapa kalian datang ke sini? Aku sedang kencan." Protes Flynn yang selera makannya hilang akibat dari kemunculan Suzanne.
Corlita mencoba tersenyum ramah meskipun dia sendiri merasa terganggu dengan kehadiran Suzanne dan Debora.
"Sebentar lagi Nilaa juga akan datang." Kata Suzanne mengambil makanan Flynn.
"Bisakah kalian tidak mengganggu kencanku?" Flynn berkata dengan tatapan memohon pada Suzanne dan Debora.
Debora makin merasa tak enak. Dengan ekspresi menyesal karena mengiyakan ajakan Suzanne dia berbisik pada Suzanne. "Kita pergi saja yuk!"
Suzanne memasang tampang marah seolah Debora baru saja meledeknya.
"Hai." Nilaa muncul sembari merapatkan jaket kulitnya. "Malam ini dingin sekali." Dia menggigil. Nilaa menatap Corlita dan tersenyum pada Corlita. "Hai, Corlita. Kamu cantik sekali."
"Terima kasih."
"Nilaa, bisa ajak Suzanne dan Debora pergi dari sini atau pindah meja begitu, aku sedang makan malam dengan Corlita." Flynn merengek dengan raut putus asa.
Nilaa menatap Suzanne dan Debora secara bergantian. Debora memberikan kode untuk pindah meja. Dia menyeret Suzanne yang masih enggan pindah meja dan dengan tatapan ancaman dari Nilaa, Suzanne akhirnya pindah dari meja Flynn.
"Mereka sedang kencan, Suzanne." Tegur Nilaa.
"Sesekali mengganggu Flynn tidak apa-apa, Nilaa." Sanggah Suzanne.
"Kita sering mengganggu Flynn hingga dia jadi single selama ini karena kita. Saat Flynn dan kekasih barunya yang namanya—Cleo tidur bersama kita ikutan tidur di rumah Flynn, saat Flynn kencan lagi kita ganggu dia dengan menginterogasi wanitanya seolah-olah kencan dengan Flynn adalah tindakan kriminal. Kita punya banyak dosa pada Flynn. Dan semua itu idemu, Suzann." Debora berkata dengan nada kesal pada Suzanne.
Dahi Nilaa mengernyit. Selama ini Suzannelah yang selalu mengganggu Flynn saat sahabatnya itu berkencan. Seperti Flynn tidak boleh memiliki kekasih. Nilaa menatap curiga Suzanne. "Kamu suka Flynn?" tanyanya.
"Apa?!" Suzanne tampak tersinggung dengan pertanyaan Nilaa. "Apa kamu pikir aku menyukai Flynn yang kekanak-kanakan itu?" Kata Suzanne lupa kalau dialah yang lebih kekanak-kanakan.
"Yasudah, biarkan Flynn menikmati makan malamnya dengan Corlita. Biarkan dia punya pacar dan biarkan dia menikmati hidupnya."
Suzanne melirik meja Flynn yang sedang tertawa bersama Corlita. "Aku hanya..." Suzanne menghela napas. "Aku hanya merasa kehilangan Flynn setiap kali dia memiliki kekasih. Dia tidak punya waktu untuk kita dan sibuk dengan pacarnya. Bahkan dia tidak bisa membantuku hanya untuk memasang lampu di apartemenku." Suzanne memasang wajah sedih.
"Aku tahu kamu sangat dekat dengan Flynn, Suzann. Tapi, alangkah lebih baiknya lagi kalau kamu juga memiliki pacar." Saran Debora.
"Ya, ya, ya, aku akan coba bermain di aplikasi dating."
"Astaga, kamu cantik, Suzanne, tanpa perlu aplikasi dating banyak yang ingin mengenalmu lebih dekat."
"Aku ingin pria itu setampan Arthur dan seloyal Julian." Ujarnya tanpa berkaca di depan cermin.
Debora tertawa mengejek. "Jadi Nilaa dulu saja, Suzanne."
"Kalau mau Julian ambil saja." Kata Nilaa ringan seringan bulu burung yang jatuh.
"Ekhemm..." Suara dehaman itu membuat ketiga wajaha ketiga wanita itu mendongak.
"Pak Julian..." Suzanne ternganga melihat Julian berdiri di hadapannya.
*** Yang mau dinext komentarnya jangan lupa ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss and Secretary (Adult 21+)
Romansa"Well, aku tahu kamu membenciku, Nilaa." Julian mendekati Nilaa. "Aku tahu keinginanmu untuk resign dari kantor. Mungkin kalau hutangmu lunas kamu akan resign dari kantor." Dahi Nilaa mengernyit. "Hutang?" "Kamu memiliki hutang atas nama ayahmu...