Boss and Secretary - 28

1.9K 134 21
                                    

Julian duduk di samping Nilaa yang berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Apa?" Tanya Nilaa datar.

"Apa?" Bukannya menjawab Julian malah balik bertanya dengan kata yang sama.

Nilaa memutar bola mata jengah. Kehadiran Julian hanya membuat masalahnya bertambah. Ya, meskipun hutangnya lunas tetap saja Julian adalah masalahnya.

"Aku sudah membahas tentangmu di keluarga besarku. Mereka ingin bertemu denganmu."

Nilaa melirik tajam Julian. "Apa?"

"Jangan bertanya apa-apa terus. Kapan kamu siap menemui keluarga besarku? Oh ya, Arthur juga pasti datang loh." Goda Julian.

Nilaa menelan salivanya. "Aku belum siap bertemu keluarga besarmu. Apa yang mereka pikirkan tentangku pasti berbeda dengan apa yang mereka pikirkan tentang Elena." Bukannya Nilaa tidak percaya diri tapi realitas yang ada Elena jauh berada di atasnya sebagai putri dari seorang wanita yang wajahnya sering menjadi kover majalah ekonomi dan bisnis.

Julian menatap mata Nilaa lalu ke hidung mancung wanita itu, kemudian turun ke bibir Nilaa. Bibir yang pernah disinggahinya itu terkatup rapat seolah tidak membiarkan apa pun masuk ke dalam sana.

"Ayolah, Julian, kita berangkat." Jasmine mengenakan gaun warna bau-abu dengan swarovski yang bertaburan.

"Mau ke mana?" Tanya Julian heran.

"Pesta dansa temanku. Aku tidak punya pacar dan Justin akan mengejekku nanti." Dia agak emosi setiap kali menyebut nama Justin.

"Yasudah kamu di rumah saja." Saran Julian.

"No! Aku tidak mau mereka membicarakan aku yang tidak-tidak."

"Aku tidak mau ke pesta dansa. Aku tidak bisa berdansa."

"Nilaa, suruh Julian menemaniku ke pesta dansa."

"Hei, aku ini calon iparmu. Nanti kalau kamu ngapa-ngapain aku bagaimana?"

"Hah?"

Julian menatap Nilaa. "Dia naksir aku, Nilaa."

"Oke, kalau begitu kalau kamu mau aku bertemu keluarga besarmu tolong temani Jasmine ke pesta dansanya."

"Hei!"

Nilaa memberikan kode dengan tatapan mata ke arah Jasmine agar dia menarik Julian dan membawa pria itu ke pesta dansa.

***

Sesampainya Julian dan Jasmine ke pesta dansa teman mereka, beberapa orang yang mengenal Julian menatap mereka sembari berbisik-bisik satu sama lain. Julian jelas tidak nyaman dengan tatapan itu.

Jasmine menyapa tean-temannya satu per satu sedangkan Julian memilih menyesap wine berdiri di dekat gorden jendela sembari melihat orang-orang yang datang ke pesta dansa wanita yang dijuluki Cheetah Girl itu. Entah kenapa teman Jasmine itu dijuluki Cheetah Girl. Dan Julian tidak mau tahu lebih lanjut mengenai si Cheetah Girl. Dia ingin segera pergi dari pesta asing ini.

Justin datang tapi bukan dengan Sarah—ibu kandung Jasmine. Dia datang dengan wanita muda sebaya dengan Jasmine. Wanita itu tidak asing. Dia bernama Adelle—teman sekelas Jasmine yang populer saat mereka masih berada di SMA.

Jasmine mendatangi Justin dan Adelle. Matanya melebar menatap Adelle yang mengenakan gaun hitam dengan potongan tinggi di atas pahanya.

"Hai, Jasmine." Sapa Adelle. Wanita itu menatap Jasmine seperti menatap musuh lamanya.

"Kamu ke pesta dansa dengan Adelle?" Tanya Jasmine dengan ekspresi tidak terima dengan apa yang dilihatnya. Kenapa Justin tidak membawa ibunya ke pesta dansa? Apakah Justin malu karena Sarah sudah berumur?

"Dengan siapa aku pergi dengan pesta dansa itu terserah aku bukan." Jawab Justin ringan.

"Di mana ibuku?"

"Ya, di rumah. Dia sedang mengepel gudang. Aku menyuruhnya membereskan gudang dan mengepel lantainya. Dia lebih cocok jadi pembantu dibandingkan berada di pesta dansa."

"Berengsek kamu, Justin!" Jasmine mengamuk. Dia menyerang Justin tanda tedeng alih-alih.

Justin tidak sempat menyelamatkan diri dari amukan Jasmine yang lebih parah dibandingkan Elena kemarin.

Julian melihat Jasmine menyerang Justin dan dia hanya bisa mendecakkan lidah.

*** Kalo malem ini aku double update setuju nggak? Tapi 50++ komentar ya 😂🌻 Udah baca The Perfect CEO belum?

Boss and Secretary (Adult 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang