Boss and Secretary - 33

1.6K 136 21
                                    

House of Vallon tahun 1997 adalah tempat mesum yang didatangi pria-pria kesepian. Tempat ini menyediakan lagu yang dinyanyikan para wanita dengan gaun seksi menggoda. Anderson masih berusia 30an tahun saat pertama kalinya dia datang ke House of Vallon. Dia memesan minuman alkohol. Melihat seorang pelayan dengan gaun hijau yang sama dengan warna eyeshadowsnya. Wanita itu tersenyum pada Anderson. Anderson menyambutnya. Menyuruh dia duduk di sampingnya. Mereka mengobrol sembari ditemani minuman alkohol. Sejak pertemuan pertama mereka, Anderson sering mendatangi House of Vallon. Bercinta dengan Sarah lalu membayarnya. Awalnya dia hanya iseng tapi lambat laun dia jatuh cinta pada Sarah.

Anderson menikahi Sarah setelah setahun lebih menggunakan jasa Sarah. dia berusaha membahagiakan Sarah melebihi keinginannya untuk membahagiakan Jane dan Nilaa. Sarah mengambil nyaris 80% isi hati Anderson hingga Anderson jarang pulang ke rumah dengan alasan lembur, ke luar kota, dan proyek. Padahal dia ada di rumah mewah yang dibangun untuk Sarah. Rumah yang dibangun dengan uang perusahaan.

Jane pada akhirnya tahu kemana Anderson pergi. Dia sakit bertahun-tahun karena Anderson. Tapi, dia pandai menyembunyikan hal itu dari Nilaa. Hingga akhirnya dia menutup mata dan belum menceritakan apa pun pada Nilaa. Ya, akhirnya Nilaa tahu setelah kematian ayahnya. Hutang yang diwarisi tanpa ada satu pun aset untuk Nilaa. Betapa kejamnya Anderson pada Jane dan Nilaa. Saat Jane meninggal, Anderson tak ada di sisinya, tapi pria keparat itu malah asyik bergumul dengan Sarah.

Nilaa menutup buku diari milik ibunya yang berisi perasaannya yang hancur dan kekecewaannya yang begitu mendalam pada Anderson. Dia ingin muntah saat melihat Sarah dan Jasmine datang ke kuburan ayahnya. Siapa yang mengurusi Anderson saat dia sakit? Nilaa. Sarah dan Jasmine tidak ada kabar sama sekali. Entah ke mana mereka pergi. Saat hari pemakaman Anderson, Sarah dan Jasmine datang. Menangis meraung-raung di pusara Anderson lalu mereka datang ke rumah Nilaa yang akan diambil pihak bank, untuk menanyakan warisan.

Tak ada warisan apa pun selain hutang.

Nilaa menyeka air matanya. Dia masih belum bisa memaafkan Anderson, Sarah dan Jasmine. Dan dia tidak tahu sampai kapan adik tirinya itu akan tetap tinggal di apartemen kecilnya.

Nilaa mengetuk kamar yang kini ditinggali Julian.

"Ada apa?" tanya Julian sembari menguap lebar.

Nilaa masuk ke kamar tanpa ijin dari Julian, membuat Julian heran. Dia mengernyit. "Ada apa?" tanyanya lagi.

"Aku baru selesai membaca diari ibuku."

"Lalu?"

Nilaa menatap Julian beberapa saat sebelum mengatakan tujuannya memasuki kamar Julian. "Saat kita menikah bolehkah aku pindah? Aku tidak ingin tinggal bersama Jasmine." Mata indahnya tampak takut seolah Jasmine adalah vampir yang akan menghisap darahnya.

"Ya, tentu." Jawab Julian sembari melipat kedua tangan di atas perut dengan gaya angkuh. "Kamu akan memberikan apartemen ini pada Jasmine."

Nilaa duduk di tepi ranjang. "Aku tidak tahu. Hanya saja aku tidak..." Dengan susah payah Nilaa berusaha mencari kosakata yang tepat untuk keadaannya saat ini.

"Ya, aku tahu. Kita akan pindah dari sini. Aku juga tidak tahan tinggal di apartemen kecil dan sempit ini. berebut oksigen dengan kamu dan Jasmine. Huuuuekkk!"

"Untuk sementara aku akan tinggal di rumah Debora."

"Kenapa?"

Nilaa menelan salivanya. "Aku benci Jasmine dan ibunya."

Julian melunak. Dia melihat wajah Nilaa yang sendu. Dia melihat mata wanita itu yang mulai memerah. Ada kebencian, amarah dan luka di sana. Sebegitu besarnya kehancuran yang Anderson berikan pada Nilaa. Andai saja Anderson masih hidup, Julian mungkin akan menyuruh Nilaa melihat Anderson disika. Dia tidak peduli walaupun Anderson adalah kenalan ayahnya.

Julian duduk di samping Nilaa. "Kamu tidak perlu pindah ke rumah Debora. Kamu bisa tinggal di apartemen milik bosmu ini."

Nilaa menatap mata Julian. Julian bukan pria yang diinginkannya, bukan pula bos yang baik hati, tapi akhir-akhir ini Julian sering berbaik hati padanya. Dia sempat mentraktir semua makanan dan minuman yang dipesan Debora, Suzanne dan dirinya di restoran perancis.

"Aku mau pergi malam ini juga."

"Ayolah, Nilaa, ini sudah tengah malam. Kalau kamu tidak mau tidur di ruang tamu, tidur saja di sini denganku." Julian menepuk-nepuk ranjang. "Oh, sialan! Aku tidak pernah mau tidur dengan orang miskin sepertimu. Banyak bakteri dan kuman nanti tapi ya, aku kasihan padamu. Mau bagaimana lagi."

"Banyak bakteri dan kuman? Bukankah kamu mencium bibirku dan menghisap air liurku?" Nilaa terpaksa membicarakan soal ciuman mereka karena merasa tersinggung dengan kalimat yang dikatakan Julian.

"Itu... ekhem..." Julian agak gugup.

"Kamu mau tidur di ruang tamu?" Nilaa mengalihkan topik pembicaraannya.

"Tidak. Aku tidur di sini."

"Tidur denganku?"

"Ya."

"Tapi aku punya banyak bakteri dan kuman."

"Hahaha." Julian tertawa hambar. "Kamu ini tolol sekali! Aku hanya bercanda."

Nilaa tidak bisa tidur dengan Julian di atas ranjang yang sama. Terlalu riskan jika dia tidur seranjang dengan Julian. Dia takut kalau bosnya itu akan mencicipi bibirnya dan memegang dadanya. Terlalu beresiko tinggi.

"Aku akan ke rumah Debora saja."

"Tidak! Tidur saja di sini denganku." Titah Julian. "Apakah aku terlihat bernafsu padamu, Nilaa? Tidak kan. Kalaupun aku harus memilih antara meniduri kamu, Elena atau Katty tentu saja kamu tidak ada dalam daftar keinginanku. Oke!"

Hening.

"Aku tidur di lantai kamar saja."

"Aku muak berdebat denganmu, tidur di sini. Di sampingku, bodoh!"

*** Bang Jul bikin gemesh aja deh wkwk 😂 Semalem nggak double update ketiduran gaes 😂 tolong maapkeun yaa 🥺 minta saran cast dari Julian dan Nilaa dong. Kira kira castnya barat atau oppa-eonnie Korea nih?

Boss and Secretary (Adult 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang