17. Dua Pilihan

724 15 0
                                    

Happy reading

Prang !

“Aduh....” Galaksi meringis saat merasakan hulu hatinya kembali sakit saat tengah bermain basket bersama Papa Evan, Langit dan Lintang sore ini.

“Kenapa A’?” Tanya Papa Evan, saat Galaksi meringkuk bahkan terduduk.

“Sakit Pa...” katanya.

Papa Evan mendekat lalu membantu Galaksi untuk berdiri.
“Kita ke dalam dulu” ajak Papa Evan, dengan membantu memapah Galaksi, dua orang anak dan Ayah itu berlalu dari lapangan basket yang terdapat di samping rumah untuk masuk ke  dalam.

“Ma... kenapa ?” Tanya Papa Evan terkejut saat Mbak Ipah membersihkan pot kaca bekas Mama Olivia merangkai bunga mawar putih sore ini.

Mama Olivia menoleh.
“Nggak sengaja ke senggol, Pa” kata Mama Olivia, ia melirik Galaksi yang masih meringis.

“Kenapa A ?” tanyanya. Galaksi duduk di sofa lalu bersandar dan menggeleng.

“Sakit Ma” katanya.

“Tiba-tiba sakit” katanya lagi.

Mama Olivia mendekat begitu juga Papa Evan duduk di samping Galaksi.

“Kok tiba-tiba Aa’ kepikiran Starla ya Ma ?” tanya Galaksi. Mama Olivia menatap Papa Evan.

“Mama juga, perasaan Mama juga nggak enak... tapi efek kangen Starla mungkin” kata Mama Olivia bertenang, sesekali ia lirik Papa Evan.

Papa Evan membuang nafas berat, lalu mengeluarkan ponselnya.
“Biar Papa telpon Starla dulu, semoga saja ada sinyal di hutan” kata Papa Evan.

*****

Sedangkan Starla saat ini menggenggam erat kaki Stella yang juga ikut jatuh dengannya.

“Stell, jangan di lepas” kata Starla bersusah payah. Ia lirik ke bawah jurang itu masih sekitar 10 meter lagi.

Tadi, Saat Starla merasa ada yang mendorongnya, ia berpegang pada tangan Stella, tapi karena tidak terlalu kuat pegangan itu terlepas dan saat Starla kembali mencari pegangan justru kaki Stella lah yang ia pegang, Stella yang tidak siap ikut terjatuh, namun beruntung ia dapat menyambar akar pohon yang timbul ke tanah dan sekarang beginilah posisi mereka.

“Star, Stell, tahan ya” kata Sagara panik saat mendengar teriakan Starla tadi.

Sagara berlari menuju tenda mencari tali.

“Rafael mana ?” tanya Al saat melihat Sagara sendirian

“Ngga tahu, gue mau nyelamin Starla sama Stella mereka jatoh di jurang” ucap Sagara panik.

Beberapa siswa yang mendengar menoleh ke arah Sagara termasuk Arkaan yang ada di area sana.

“Apa ?” Tanya Arkaan.

“Kenapa bisa jatuh ?” Tanya Arkaan.

“Nggak tahu, Bang” Jawab Sagara, dengan mata dan tangan sibuk mencari tali. Dan saat menemukannya ia berlari ke TKP.

“Gue ikut Ga” kata Al, ia ikut menyusul. Arkaan juga menyusul bersama beberapa guru lain.

Saat sampai Sagara ikat tali itu ke sebuah pohon, lalu ia mulai turun. Berjalan menggunakan tali yang ia pegang sebagai penopangnya.
“Bertahanlah” ucapnya dari atas.

Dengan hati-hati Sagara sampai di dekat keduanya. Ia ulur kan tangan ke arah Starla dan Stella.

Starla melepas satu tangannya begitu juga Stella. Lalu keduanya berusaha menjangkau tangan Sagara. Sagara bingung di hadapkan dengan pilihan seperti ini, mau tidak mau ia pilih tangan Starla dulu, agar beban Stella tidak berat dan kalaupun harus menolong Stella dulu, itu sangat tidak mungkin karena Starla pasti akan terjatuh.

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang