18. Dua Bintang Sagara

728 18 0
                                    

Happy reading, dear

Semua anggota kamping terutama kelas IPS 2 pukul 10 malam masih belum tidur, masing-masing dari mereka ada yang menatap api unggun besar yang sudah habis separuh. Ada yang bernyanyi di depan tenda, ada yang masih makan.

Starla memilih untuk melanjutkan makan yang sempat tertunda. Jangan tanya Starla bisa nyanyi atau tidak. Meski Mama Olivia memiliki suara merdu, Faktanya bakat itu tidak turun kepada Starla, melainkan kepada Galaksi sang kembaran.

Starla duduk di sebelah Stella yang menatap Sagara yang berada di tenda sebelah. Sedangkan Elin dan Alya sibuk dengan kamera Davin yang tengah membuat konten begitu juga Adrian.

“Lo mau Stell?” tawar Starla, Stella menoleh.
“Nggak, Star... aku udah kenyang” tolak Stella.

Starla mengangguk dan lanjut memakan Mi instan rebus dengan sosis bakar bikinan Alya.

Starla menoleh ke arah Stella saat Stella tertawa pelan menatap Sagara.

“Lo sama Sagara udah berapa tahun ?” tanya Starla.

“Hmm udah dari kelas 10, waktu itu mau naik kelas. Belum 2 tahun tapi 1 tahun udah lebih” kata Stella. Starla mengangguk-angguk.

“Lumayan lama juga” kata Starla.

“Kamu punya pacar, Star ?” tanya Stella. Starla yang sedang mengunyah sampai berhenti, ia terdiam dan menimbang.

“Ada, tapi udah putus” kata Starla, ia lirik Stella yang tampak tertarik mendengar cerita Starla.

“Kok putus ?” tanya Stella.

Starla tersenyum tipis, lalu ia letakkan mangkok bekasnya makan dan meneguk air mineral, ia sapu sudut bibirnya dengan tisu lalu ia tatap Stella.

“Ada hal yang bikin kita nggak bisa sama-sama” kata Starla.

Stella semakin tertarik untuk mendengarnya.
“Apa karena kalian LDR an ? Maksud Aku, pacar kamu di Jakarta kan ?” Tanya Stella.

Starla terdiam, Yang Stella tahu Gibran juga sepupunya, mana mungkin kalau Ia dan Gibran berpacaran di mata Stella.

Starla terkekeh pelan.
“Kalau LDR udah sering, bahkan kita ketemu jarang banget” kata Starla.

“Terus kenapa putus ? Udah ada yang baru atau udah nggak saling suka ?” tanya Stella.

“Udah jalannya buat putus” kata Starla singkat. Ia tatap langit malam yang cerah malam ini, dengan bulan yang hampir sempurna dan banyaknya bintang, Stella mengikuti arah padang Starla.

“Kalau boleh tahu kamu kenapa namanya bisa Starla ?” tanya Stella.

Starla tersenyum.
“Karena Gue bintang di hati Mama dan Papa” kata Starla, begitu yang Starla tahu dari Mama Olivia saat ia bertanya kenapa ia terlahir dengan nama Starla.

“Kalau Lo sendiri kenapa bisa Stella ?” tanya Starla.

Stella tersenyum tipis. Untuk waktu yang lama ia tidak menjawab, ia menyesal menanyakan alasan nama Starla barusan, ternyata memang sepenting itu Starla di mata orang tuanya.

Ralat, semua anak penting di mata Orang tuanya. Tapi, kenapa Stella tidak merasa demikian ? Bahkan yang Stella tahu, nama yang berarti bintang itu terselip adalah agar Stella bersinar, mengingat bagaimana tuntutan Ayah dan Bundanya dalam hal akademi. Tapi, Bintang itu di biarkan tumbuh sendiri tanpa di tuntun tanpa di temani. Begitu lah Stella, di tuntut bersinar tapi di biarkan berproses sendiri, ia sepi meski banyak bintang yang ada di sekitarnya salah satunya Starla, yang merupakan Bintang beruntung yang selama ini menjadi harapan dan keinginan Stella.

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang