07. Princess Elsa

819 17 2
                                    

Happy Reading...

Deeerrrttt... Deeerrrttt...
Ponsel Sagara berbunyi namun pria itu masih betah di alam bawah sadarnya.
“Handphone Saga!” Kata Rafael.
“Biarin aja, paling Stella” kata Kenzo.
“Ngapain Stella telpon jam segini ? Ini udah dini hari” kata Gio.
“Coba kalian periksa, siapa tahu penting!” Kata Al
Gio berlalu mencari ponsel Sagara di saku celananya.
“Nah, ketemu!” Kata Gio.
“Eh... Princess Elsa ?” Tanya Gio.
Ia membawa ponsel Sagara ke dekat yang lain.
“Angkat coba” kata Kenzo.

Sedangkan Starla saat ini tengah kesal di ruangan kerja di EFO Kafe. Ia dari tadi sibuk menghubungi Sagara.
Dan saat panggilan terhubung namun tidak juga di angkat.
“Ke mana sih tuh anak ? Berfungsi nggak sih hidupnya ?” omel Starla.
Starla kembali menghubungi Sagara, tidak lama panggilan terhubung.

“Halo sialan! lo pulang apa nggak sih ? Ini udah jam 1, udah mau subuh, kafe gue udah tutup, kalau nggak pulang gue nginap di rumah Mama aja nih!” cercanya.

Sedangkan di seberang sana.
Al, Kenzo, Rafael, dan Gio. Meringis mendengar suara yang katanya dari Princess Elsa tapi terdengar seperti nenek lampir tertawa. Eh salah, maksudnya sangat tidak sinkron ya, pemirsa.

“Ha-halo Kak... eh Princess” kata Gio.
“Ngomong yang bener!” kata Kenzo. Gio mengangguk.
“A... maaf kak, Sagara lagi tidur. Kakak siapa ya ? Mau nitip pesan ? Nanti kalau bangun kita sampein” kata Gio.
Bertepatan dengan itu Sagara bangun.
“Ga, Princess Elsa Lo!” kata Gio.
Sagara panik lalu merampas ponsel itu dan mematikan sambungannya. Ia segera mengirim pesan kepada Starla.

-Gue OTW pulang !
“Gue cabut dulu” kata Sagara.
“Itu Princess Elsa siapa ?” Tanya Kenzo.
“Ah, jangan-jangan jangan-jangan nggak tuh ?” selidik Gio.
“Ck ! Bacot Lo berdua!” kata Sagara, ia berlalu dari sana.
“Dihh nggak jelas!” kata Kenzo.
“Udahlah biarin aja” ucap Rafael.

Sagara melajukan motornya menuju rumah. Ia merutuki dua hal sekaligus, pertama lupa mewanti Starla untuk tidak perlu menelponnya, cukup kirim pesan saja. Yang kedua, ia lupa mengganti nama kontak Starla dengan nama lain selain Princess Elsa. Entah aturan dari mana baik Gibran, Arkaan, Davin, Adrian dan ia sendiri harus menamai kontak Starla dengan nama Princess Elsa.
“Arrrgghhh sial ! Udah ngomong apa aja sih Starla sama mereka!” rutuk Sagara di balik helmnya.
Starla juga berlalu pulang begitu membaca pesan Sagara.
“Syukurlah kalau Lo ternyata masih hidup!” katanya.
Ia berlalu keluar, tidak ada karyawan hanya ada satpam yang bertugas di luar.
“Saya pulang dulu, Pak” kata.
“Siap Non, hati-hati”
Starla mengangguk lalu masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumahnya.
“Bandung sepi bener, padahal baru jam 1an” kata Starla. Ia berusaha tetap fokus dan tidak takut meski sudah meremang sendiri.
Tid !
Starla dan Sagara sampai bersamaan di rumah keduanya, mobil dan motor itu terparkir di garasi.
“Gue mau ngomong sama, Lo!” kata Sagara, ia berlalu ke dalam lebih dulu, Starla menyusul.
“Ish Ga bareng dong!” katanya, ia masuk ke dalam dan mengunci semua pintu lalu menyusul Sagara yang sudah ke kamar.

“Apaan sih ?” tanya Starla saat keduanya sudah sampai kamar.

“Gue tambah aturan dalam pernikahan kita!” kata Sagara.

“Jangan telpon gue” tukasnya.

Starla memutar matanya malas.
“Siapa juga yang mau telpon-telpon lo setiap saat ? Geer !” kata Starla.
Sagara menggeleng “Terserah, pokoknya jangan telpon, cukup message aja” kata Sagara.
Starla hanya berlalu begitu saja menuju lemari dan mengambil salinan untuk tidur.
“Narsistik !” katanya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

****

“Geser Lo sana!” kata Starla.
“Lo yang geser!” kata Sagara.
Starla berdecih. Lalu ia taruh bantal guling di tengah keduanya.
“Awas ya ! kalau Lo berani ambil kawasan gue, dendanya cuci piring selama 1 bulan” kata Starla.
“Dih siapa juga, Lo kali... kalau Lo ambil kawasan gue seujung kuku pun, Lo harus jadi Babu selamanya!” kata Sagara tak kalah sengit.
“Enak aja, gue itu Princess Elsa, calon istrinya Bang Gibran, calon Kakak Ipar Lo !” kesal Starla.
“Dih kepedean ! Lo pikir Abang gue balakan mau sama janda!” Kata Sagara acuh.
Starla terdiam mendengar jawaban Sagara. ‘Janda’ ya itu adalah risiko yang akan dia hadapi saat bercerai nanti dan soal bagaimana Gibran ia belum terpikirkan sampai ke sana. Bahkan pernikahannya dengan Sagara belum di ketahui oleh Gibran sendiri.
“Hikkss....”
Starla terisak untuk rasa bersalah terhadap Gibran dan soal statusnya kelak.
“Eh, Star Lo nangis ?” tanya Sagara yang ada di sebelahnya.
Tangis Starla semakin pecah saat Sagara bertanya demikian.
“Eh i-ini kenapa sih ? Gue ada salah ya ?” tanya Sagara.
“Lo kok jahat banget sih, Saga ? Masa Lo tega ngedoain Bang Gibran nggak mau sama gue ?” tanya Starla.
Sagara mengusap tengkuknya yang tak gatal.
“Sorry Star, gue Cuma bercanda, jangan di ambil hati ya... percaya deh Bang Gibran bakal tetap mau kok sama Lo, dia kan beneran tulus, ya jangan nangis” kata Sagara.
Starla menatapnya.
“Pokonya kalau Bang Gibran marah, Lo yang harus tanggung jawab” kata Starla.
“Laaah kenapa gue ?” tanya Sagara tak terima.
“Pokonya Lo harus tanggung jawab ! Gue nggak mau tahu!” kata Starla lagi.
Ia berbaring membelakangi Sagara, menyisakan Sagara yang sekarang tambah muak dengan sikap Starla.
Ia memutar matanya malas, lalu bersandar di sisi kepala ranjang. Ia keluarkan ponselnya dan memasang Aipods setelah itu ia lanjut main game.

*****

“Saga ! Saga !”
34 Member Geng FARKAS tengah berada di depan rumah Mama Salsa.
“Saga !” ucap Kenzo lagi.
Mama Salsa dan Papa Bagas keluar saat Papa Bagas akan berangkat kerja.
“Ya ada apa?” tanya Papa Bagas.
“Saga ada nggak Om ?” tanya Kenzo.
“Sagara ? Udah pindah nggak tinggal sini” kata Bagas.
Mama Salsa segera menyikut Papa Bagas, Saat Papa Bagas menoleh ia mengodenya. Papa Bagas mengangguk lalu menatap semuanya yang terlihat bingung.
“Oh Sagara, Maksudnya sekarang lagi nginap di rumah sepupunya” kata Papa Bagas.
“Sepupu ? Kalau boleh tahu dimana ya Om ? Kita udah janjian mau ada acara baksos” kata Gio.
Mama Salsa menoleh ke arah Papa Bagas. Sedangkan Papa Bagas menenangkannya.
“Ada di....” baru Papa Bagas akan menjawab ponsel Al berbunyi.
“Kita udah di depan rumah Lo, kata Bokap Lo lagi nggak di rumah, lagi dimana emang ? Biar kita samperin !” kata Al.
“Nggak Apa-apa, udah nanggung juga, di rumah Davin atau Adrian, bukan ?” kata Al.
“Udahlah buruan share loc aja, gue tunggu” kata Al lagi, ia putuskan sambungan sepihak lalu ia tatap Papa Bagas dan Mama Salsa.
“Udah kok Om, Tante, kita permisi dulu” katanya.
“Yok yok cabut-cabut-cabut!” Kata Gio.
Semuanya berlalu menuju alamat yang baru masuk ke ponsel Al.
Sedangkan Sagara tengah membujuk Starla di meja makan.
“Starla plisss ya, Lo ngumpet dimana!” katanya memohon.
“Dih ogah, apaan ngatur-ngatur gue!” Kata Starla sewot.
“Pliss Star, temen-temen gue mau ke sini” kata Sagara.
“Ngapain lo suruh, nyusahin Lo jadi laki!” kesal Starla, ia ambil piringnya lalu ia taruh di wastafel ia naik ke tangga atas menuju kamar sambil menatap kesal Sagara yang berada di bawah.

Tid tid tid

Sagara segera berlalu keluar begitu mendengar klakson motor.
“Eh udah pada datang!” Katanya salah tingkah.
“Kalian mau masuk dulu ?” tanya Sagara bingung.
Al turun di ikuti yang lain.
“Sepupu Lo nggak keberatan kita mampir ?” Tanya Rafael.
“Hah sepupu ?” tanya Sagara.
Alis Al dan Rafael terangkat.
“Ini rumah sepupu Lo kan ?” tanya mereka.
Sagara mengangguk salah tingkah.
“Ya, ini rumah sepupu gue” ia terkekeh pelan.
“Oke deh kita tunggu di sini aja” kata Rafael.
Sedangkan Starla buru-buru harus ke Kafe saat Teh Riska menelponnya. Katanya ada kerancuan tentang harga bahan belanjaan di toko langganan mereka dan Starla di minta datang ke Kafe saat ini juga, ia meraih tas selempangnya dan bersiap keluar kamar.
“Eh mau ke mana ?” tanya Sagara, saat mereka bertemu di depan pintu.
“Gue harus ke Kafe Ga” kata Starla.
“Jangan sekarang, teman-teman gue lagi di bawah. Bahaya kalau mereka ngelihat Lo!” kata Sagara.
Starla mengintip dari atas, dan benar banyak laki-laki di sana.
“Ngeselin Lo!” kata Starla masuk ke kamar.
Sagara menyusul.
“Cuma bentar, gue mau pergi, kemungkinan pulangnya malam, lo bisa puas-puasin di kafe nanti” kata Sagara, Starla hanya menatapnya kesal.
“Eh mau ngapain ?” Tanya Starla saat Sagara akan membuka kaosnya.
“Mau ganti baju!” kata Sagara.
Starla menggeleng “Eh jangan di sini, di kamar mandi!” tunjuknya. Sagara berdecak sebal lalu berlalu ke kamar mandi.
Setelah Sagara keluar mengganti baju dan turun menyusul teman-temannya. Starla juga berlalu menuju kafe.

________________

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang