29. Banyak yang gue pertimbangin, Saga

606 12 0
                                    

Happy readin

Starla dan Sagara sampai di rumah.

"Star!" Sagara menahan tangan Starla saat akan naik ke tangga.

"Kita ngomong sebentar" katanya. Starla membuang napas lelah lalu menuju ruang keluarga untuk duduk di sana.

"Lo belum jawab pertanyaan gue Star" kata Sagara duduk mendekat.

"Kita Go Public ya" ajak Sagara.

"Setelah itu apa ?" Tanya Starla.

"Pandangan orang-orang, pikiran orang-orang tentang kita. Lalu setelah lulus kita bercerai apa lagi yang mereka pikirkan ?" Tanya Starla.

"Star, bisa nggak sih nggak udah mikirin pandangan orang lain" tegur Sagara.

"Sagara cukup !" kata Starla.

"Gimana mungkin gue nggak mikirin pandangan orang, Gue perempuan Sagara. Apa padangan orang tentang gue ? Masa depan gue udah hancur, cinta gue buat Bang Gibran belum bertepi dengan jelas dan sekarang Lo minta gue mau Go Public ?" tanya Starla. Ia menangis.

"Nggak ada pilihan, gue juga nggak mau... Lo pikir nggak berat jadi gue, hikss ?" tanya Starla.

"Star..."

"Gue Cuma pengen lulus Saga, pengen lulus dengan bersih tanpa asumsi dan embel-embel lain" kata Starla masih menangis. Sagara mendekat lalu memeluk Starla yang ada di sampingnya.

"Gue tahu Star, Lo nggak pernah di tekan, dan di ancam sama orang. Gue Cuma nggak mau Lo ngerasa sakit lagi" kata Sagara.

"Sampai kapan pun bakal sakit Saga. Gue nggak akan lupa sama semua rasa yang udah gue alami sekarang, sampai sekarang luka antara gue sama Bang Gibran masih terasa" kata Starla, ia sandarkan kepalanya di dada Sagara.

"Harusnya gue nggak di sini, gue masih di Jakarta tinggal sama Papa dan masih pacarnya Bang Gibran. Begitu juga sama Lo" kata Starla.

"Star pliss, bisa nggak jangan menyalahkan takdir. Semua sudah di atur" kata Sagara.

Starla hanya tertawa hambar lalu menggeleng.

"Takdir apa sih, Ga ? Apa harus gini banget ?" tanya Starla.

Starla mendongak menatap Sagara.

"Takdir apa ?" tanya Starla lagi. Ia tersenyum miring lalu bangun dari pelukan Sagara dan berlalu ke kamar menyisakan Sagara yang terduduk diam.

"Starla bisa nggak sih nggak egois gini ? Gue capek-capek mikirin dia yang biasa manja. Di kasih tawaran bagus malah nggak mau" monolog Sagara kesal.

Ia terdiam, kalau pun Go Public, Sagara juga tidak memikirkan sampai sejauh mana. Yang penting Go Public saja dan Rafael berhenti menekan Starla, hanya itu di otaknya, padangan orang-orang pikiran orang-orang sungguh bukan urusannya dan ia juga tidak peduli.

Sagara berdiri lalu menuju tangga untuk ke kamar, terlihat Starla yang sudah berbaring, mungkin sudah tidur. Sagara berlalu menuju lemari, saat hendak memilih celana boxer ponselnya malah berdering, ada panggilan dari Stella di sana.

Mood yang hancur berkat Rafael belum lagi Starla yang masih bersikeras membuat Sagara memilih mematikan panggilan itu, lalu mematikan ponselnya. Baru setelah itu ia melepaskan celananya mengganti dengan boxer lalu masuk ke dalam selimut untuk tidur.

*********

*************

Starla sudah rapi dengan rambut di cepol dua, sangat imut dan manis sekali.

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang