47. Rumah mertua

618 18 9
                                    

Happy reading....

Sudah satu bulan Gibran di Bandung, dan besok ia akan bertolak ke Padang lagi untuk melanjutkan mengurus pabrik dan kebun tehnya yang ada di Solok.

“Bang...” ucap Mama Salsa. Gibran yang sedang packing baju menoleh.

“Ya, Ma ?” Tanya Gibran.

“Mama mau ajak Laura makan malam disini, sebelum Abang balik ke Solok. Abang telpon Laura ya” kata Mama Salsa.

“Yah Ma... bukannya nggak mau. Tapi Laura baru aja berangkat hari ini ke Bali” kata Gibran. Terlihat Mama Salsa membuang napas kasar.

“Yahhh gimana lagi. Kita makan malamnya sama Sagara dan Starla saja. Abang nggak keberatan, kan?” tanya Mama Salsa. Gibran tersenyum tipis lalu mengangguk pelan.

Biarlah, setidaknya nanti masih bisa melihat Starla sebelum pergi ke Solok. – pikir Gibran.

*

“Star... Mama ngajak makan malam di rumah” ucap Sagara saat ia dan Starla baru pulang dari sekolah.

Starla menoleh.
“Bang Gibran belum balik kan, Ga?” tanya Starla harap-harap cemas. Sagara mengangguk meski hatinya sakit. Dan terlihat Starla sudah tersenyum senang.

“Kita nginap di rumah Mama ya” pinta Starla lagi. Dengan terpaksa Sagara mengangguk juga.

“Tapi, Lo jangan aneh-aneh. Gue nggak mau Mama sama Papa sampai sedih” kata Sagara, meski yang ia khawatirkan adalah jantungnya yang tidak akan aman nanti.

“Iya Lo tenang aja” kata Starla.

IA berlalu ke kamar mereka dengan hati senang. Menuju lemari, dan mencari baju yang paling Gibran sukai. Setelah itu lanjut mengganti pakaian santai dan turun ke bawah.

“Kita ke rumah Mama sore aja ya” kata Starla.

Sagara menoleh, lalu menggeleng “Gue mau tidur bentar. Semalam nggak bisa tidur gara-gara Lo ngorok kencang banget” omel Sagara. Starla mendengus kasar.

“Lo yang susah tidur, kenapa malah bahas gue” kesal Starla. Ia segera mengambil piring karena perutnya sudah lapar sepulang sekolah. Tanpa mempedulikan Sagara yang tidur di sofa yang tidak melepas sepatu dan mengganti pakaiannya.

Setelah selesai mengisi perutnya, Starla berlalu ke kamar kembali. Menyiapkan segala keperluan, karena besok akan berangkat sekolah dari rumah Mama Salsa. Senin depan sudah ujian dan 3 bulan lagi ia akan lulus. Akan ia pastikan jika nanti ia akan berbicara dengan Gibran apapun caranya.

******

“Saga!!!” teriak Starla dari lantai bawah, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan Sagara masih belum turun dari lantai dua.

“Buruan atuh!!” kesalnya lagi.

Tidak lama Sagara turun dengan langkah malas sekali, bersama kunci mobil di tangannya.

“Buruan!!” Kata Starla. Sagara mendengus kasar lalu menuju garasi setelah memastikan Starla mengunci pintu dan semua peralatan di rumah aman tanpa bahaya.

Starla segera masuk ke dalam mobil dengan perasaan bahagia dan deg degan yang luar biasa. Tidak sabar sekali bertemu Gibran pasca aksi cium-cium yang menyayat hatinya.

“Biasa aja tampang Lo, ingat Lo udah nikah, bukan anak gadis lagi” tegur Sagara.

“Biarin, yang penting masih perawan” kata Starla tak peduli.

Sagar mendengus kasar.
“Lo masih beruntung Starla. Nikahnya sama Gue. Coba nikah sama yang lain, gue yakin habis nikah Lo udah di tidurin sampai hamil” kata Sagara kesal bercampur cemburu.

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang