63. Prewedding

796 30 4
                                    

Happy Reading...

Bab ini adalah bukti kalau Starla anak Papa Evan 😊

“Lah... si Non teh kamana, ya?” Tanya Teh Ami saat datang dari dalam bersama tongkat golf yang Starla minta. Ia keluar menuju pagar rumah, terlihat ramai dengan anak motor yang sibuk trek-trekkan di jalan.

“Aya naon ieu ?” Tanya Teh Ami pada Upin.

“Mereka mau balapan disini, Teh. Udah diusir nggak mau pergi” kata Upin.

“Kok bisa ? Sekuriti mana?” Tanya Teh Ami.

Bingung dan tak habis pikri juga. Mengingat perumahan ini dijaga oleh sekuriti 24 jam. Dan bagaimana mungkin banyaknya motor sport bisa lolos begitu saja.

“Udah di telpon lagi otw” kata Ipin.

Tidak lama sekuriti perumahan datang, puluhan motor itu di minta pergi.

“Non Starla mana?” tanya Teh Ami.

Upin dan Ipin saling lirik.
“Nggak ada Teh” kata mereka.

“Dari tadi Non Starla nggak keluar rumah” kata yang lain.

Teh Ami mangut-mangut paham lalu masuk ke dalam rumah. Lalu menuju kamar Starla, untuk memastikan kalau Starla tidak ke mana-mana sesuai pesan dari Bos besarnya.

“Non...” panggil Teh Ami.

Tidak ada jawaban, Teh Ami memberanikan diri untuk masuk.
“Non, Teteh masuk ya” katanya lagi, lalu ia buka pintu itu dan masuk ke kamar Starla.

******

Sedangkan Starla saat ini sudah ada di mobil Sagara. Ia memeluk lengan Sagara yang bebas.

“Kangen” rengeknya. Sagara hanya terkekeh pelan.

“Kita mau ke mana?” tanya Starla

“Suatu tempat” kata Sagara sambil mengedipkan sebelah matanya, Starla tersenyum malu-malu tidak jelas.

“Di belakang ada beberapa baju, kamu bisa pilih mau pakai yang mana” kata Sagara. Starla menoleh ke belakang, menatap banyaknya pakaian yang menggantung.

“Banyak banget” kata Starla. Sagara mengangguk “Puas-puasin sampai kamu bisa udah nanti” kata Sagara. Starla terkekeh pelan lalu kembali memeluk lengan Sagara.

“Makasih... kamu udah nurutin apa mau aku” kata Starla.

“Iya sayang” kata Sagara. Starla tersenyum bahagia bukan main. Dengan berani ia mengecup pipi Sagara.

Mobil terus melaju sampai berhenti di padang rumput luas. Ada banyak domba disana. Serta satu jalan lurus yang Starla tahu akan sampai di peternakan.

“Cuma kita berdua?” tanya Starla. Menatap sekitar.

“Fotografer lagi dijemput sama yang lain, bentar lagi mereka sampai” kata Sagara.

Starla menatap calon suaminya yang baru ia sadari kalau Sagara memang tampan.

“Apa lihatin gitu?” tanya Sagara. Starla tersenyum tipis sambil menggeleng.

Dengan perlahan Sagara mendekat, diam-diam menekan tombol agar bangku Starla turun.

“Akkkhhh” Starla terkejut sambil meremas bahu Sagara.

“Saga...”

“Kenapa lihatin terus?” tanya Sagara. Starla menggeleng, tampak tidak takut sekalipun Sagara sudah berada di atasnya.

Sagara kian mendekat menatap manik mata yang menantangnya juga. Tangan Starla terulur menyentuh lembut pipi Sagara, yang mampu membuat empunya meremang.

“Mau ngapain?” tanya Starla.

“Maunya mau ngapain?” tanya Sagara balik.

“Heemmm ngapain ya?” tanya Starla ia mengangkat bahunya tidak tahu.

“Waktu masih nikah aja kamu nggak berani ngapa-ngapain” kata Starla. Sagara menyipitkan matanya saat Starla berkata demikian.

“Emangnya sekarang mau ngapain lagi, kamu kan—“

Mulut Starla langsung di bungkam oleh Sagara dengan ciumannya. Sesaat ciuman itu terlepas, Starla tersenyum menang saat berhasil memancing Sagara, tangannya melingkar di leher Sagara sambil meremas rambut belakang pria itu.

Dengan tidak sabar, Sagara kembali melumat bibir itu lagi, mendesak Starla yang mulai agresif.

*

Ciuman keduanya terlepas saat mendengar suara motor yang baru sampai. Buru-buru Starla menurunkan kaosnya. Dan meminta Sagara untuk memasang zipper celananya.

“Nakal!” Sagara menyentil pelipis Starla yang terkekeh geli.

Sungguh kepala Sagara begitu pusing jika harus meladeni bagaimana aktifnya tangan Starla yang ke sana kemari. Akhirnya, Zipper celananya turun juga.

“Aku turun duluan, kamu bisa ganti baju dulu” kata Sagara.

“Nggak mau temenin?” tanya Starla nakal.

“Yang... jangan mulai lagi, ntar mereka mikir apa-apa lagi” kata Sagara.

“Kan emang udah apa-apa” kata Starla. Sagara menggeleng pelan. Membuat Starla terkekeh geli.

“Iya, iya. Tangan kamu ke mana-mana nggak dihitung ngapa-ngapain kan” kata Starla.

Kesabaran Sagara habis juga. Ia kembali mendekat dan menurunkan kembali bangku Starla.
“Yuk ulang lagi, biarin aja mereka nunggu” kata Sagara.

“Aahhh.... Saga” Starla menahan sekuat tenang suaranya yang akan keluar saat Sagara justru terpancing karena ulahnya. Sagara sudah membenamkan wajahnya di ceruk leher Starla.

“Jangan dihisap pliss...” mohonnya.

“Apa salahnya, biar semua orang tahu, kamu punya aku” kata Sagara.

Starla mendorong wajah Sagara sampai terlepas terlihat Sagara terkekeh geli.

“See... ini cantik” kata Sagara sambil mengusap leher Starla yang memerah.

“Udah sana keluar” kata Starla. Sagara berlalu keluar mobil, bergabung dengan yang lain yang berdecak sebal berkali-kali.

“Ngapain dulu sih Lo?” tanya Gio.

“Mobil bergoyang, Kaca ditutup. Ngambil Slot duluan? Wah parah ini mah” kata Gio lagi.

Sagara tidak peduli, sambil menunggu Starla, ia duduk di motor miliknya yang Al kendarai tadi. Membakar rokok sambil terus memaku tatap ke mobil itu.

“Berarti Lo kuliah disini dong?” tanya Kenzo yang datang dengan perempuan. Sagara mengangguk “Ya, Gue sama Starla bakal satu kampus sama kalian” kata Sagara.

“Yess.. apartemen gue jangan lupa” kata Gio pada Kenzo. Kenzo mendengus kasar mendengarnya.

Tidak lama Starla turun dari mobil bersama payung kecil. Ia menatap Sagara yang tersenyum menatapnya.

Sagara buru-buru membuang rokoknya lalu menghampiri Starla.

“Prewednya tema piknik ya, Mas” kata Fotografer itu pada Starla dan Sagara.

Member Farkas yang lain sudah sibuk membentangkan matras, alas duduk serta hiasan pendukung seperti keranjang buah, bunga matahari dan makanan serta minuman. Starla mengamit lengan Sagara untuk sampai ke sana. Mengambil duduk berdampingan.

“Kalian kaku banget sih, lemesin dong” goda Gio. Sagara tersenyum malu, ini pengalaman pertama baginya.

“Coba Mas-nya baring di pangkuan Mbak-nya”  kata Fotografer itu.

Sagara menurut sambil menatap Starla yang menatapnya juga.

“I Love You, Starla” kata  Sagara. Starla yang begitu bahagia sampai tumpah-tumpah kembali menunjukkan sikap agresifnya. Ia menunduk untuk mencium bibir Sagara.

“Tahan Mbak” kata Fotografer tersebut .

“Anjir main sosor aja nggak tuh” kata Gio.

Setelah sesi foto tema piknik. Starla kembali berganti pakaian lagi, begitu juga dengan Sagara.

“Pake helm?” tanya Starla. Sagara menggeleng lalu mengajak Starla menuju motor. Meminta Starla naik ke atas motor itu dan duduk di atas tangki. Sagara menyusul naik sambil berhadapan, Sagara meminta Starla melingkarkan kaki di pinggangnya. Motor menyala, Starla panik.

“Saga...” teriak Starla.

“Pegangan sayang” kata Sagara. Starla melingkarkan tangannya di leher Sagara.

Beberapa motor yang lain turut menyusul dengan kamera di tangan mereka juga seorang fotografer.

“Saga pelan-pelan” kata Starla.

“Kiss dulu...” kata Sagara. Starla menggeleng “Takut... mau turun” kata Starla.

“Belum Yang...” kata Sagara.

“Nggak mau! Mau turun” kata Starla lagi. Motor Sagara berhenti.

“Kok berhenti?” tanya Kenzo.

“Starla takut” kata Sagara.

“Yaudah, ambil foto sambil berdiri dekat motor aja Mbak, Mas” kata Fotografer tadi.

Starla langsung turun lalu membenarkan rambutnya dan mulai mencari posisi yang pas bersama Sagara.

****

Starla dan Sagara. Berdiri di bagian bagasi mobil, menatap fotografer yang sibuk dengan laptop dan kamera yang ada di sebelahnya.

“Silakan di lihat-lihat dulu” katanya.

Mata Starla mulai menyusuri hasil foto yang ada. Cantik, sempurna dan mengimbangi prewedding Galaksi.

“Nanti saya kirim via email Mas, bisa dipilih mau yang mana buat di cetak” katanya.

Setelah tidak ada lagi. Fotografer itu pamit berlalu. Sedangkan Sagara dan Starla serta yang lainnya masih disana.

“Udah sunset?” tanya Starla panik. Ia melirik jam di pergelangan tangannya.

“Mampus... Mama sama Papa pasti udah pulang” kata Starla, ia menarik tangan Sagara agar ke mobil.

“Yang...” tahan Sagara.

“Nggak apa-apa. Kita ketemunya pas akad loh. Yakin mau pulang buru-buru?” tanya Sagara. Ia masih merindukan calon istrinya ini.

“Tapi...” tatapan Sagara memelas.

“Yaudah iya” kata Starla akhirnya. Ia naik ke atas kap mobil saat Sagara mengendongnya. Menatap matahari terbenam di padang peternakan yang luas.

“Itu Kenzo sama siapa?” tanya Starla.

“Pacarnya” jawab Sagara.

Starla mengangguk pelan lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Sagara. Sampai matahari terbenam dengan sempurna.

*****

“Hati-hati” kata Sagara saat membantu Starla untuk memanjat pagar dengan tangga yang ia lipat. Baru Starla menapaki 3 tangga suara deheman membuat keduanya terkejut. Starla tergelincir namun nasib baik di tahan oleh Sagara yang ada di belakang.

Terlihat Papa Evan dan Papa Bagas yang menatap tajam keduanya.

“Papa kecewa sama kamu” kata Papa Bagas yang ditujukan pada Sagara.

“Starla masuk!” kata Papa Evan.

Starla menatap calon suaminya yang tersenyum tipis.
“Masuk sana... habis ini istirahat” kata Sagara.

“Tapi kamu...”

“Aku nggak apa-apa” kata Sagara meyakinkan.

Tanpa berani menatap Papa Evan dan Papa Bagas, Starla masuk ke dalam melewati keduanya. Sudah ada Mama Olivia dan Mama Salsa menunggu diruang tamu.

“Ke mana dulu Starla? Kamu bikin Mama pusing” omel Mama Olivia.

Starla mendekat ke arah Mama Salsa.
“Mama... Saga diluar... lagi dimarahin sama Papa Bagas. Mama bujukin Papa ya, jangan marahin Saga. Aku yang salah minta Sagara kesini buat foto prewednya kita” kata Starla memelas.

Mama Salsa mengusap pipi calon menantunya.
“Nggak apa-apa, biar itu jadi urusan Papa ya. Sagara nggak bakal kenapa-napa kok” kata Mama Salsa.

“Starla, masuk kamar, mandi habis itu makan” kata Mama Olivia. Dengan menurut Starla masuk ke dalam menuju tangga ke kamarnya.

*

Sagara menunduk tidak tahu harus berkata apa saat tertangkap basah melarikan anak gadis orang, yang notabene calon istrinya.

Papa Evan berbalik setelah menepuk bahu Papa Bagas.
“Udahlah Gas, mending Lo masuk dulu. Ada Salsa di dalam” kata Papa Evan.

Papa Bagas membuang napas kasar.
“Ikut Papa” katanya pada Sagara dengan patuh dan tersenyum senang Sagara ikut menyusul ke dalam rumah. Sambil mengirim pesan pada Starla.

-Yang...
-Aku di rumah...
-Kamu susulin ya, masih kangen

*********

Starla dan Sagara duduk diruang keluarga bersama orang tua mereka.
“Nggak Queen aku yang salah” kata Sagara

“Nggak, aku yang salah, maksa banget buat prewed padahal udah dilarang Mama” kata Starla

Sagara menggeleng “Aku yang salah yang ngajak kamu panjat pagar” kata Sagara lagi.

“Pokonya aku yang salah, maksa kamu sampai nggak angkat telpon segala” kata Starla.

“Cukup!!” kata Papa Bagas.

“Sampai kapan kalian main salah-salahkan begini?” tanya.

“Maaf Pa, Starla yang salah” kata Starla.

“Nggak Pa, aku yang salah” kata Sagara.

Papa Evan memijat pangkal hidungnya. Pusing melihat kelakuan calon pasutri di depannya ini.

“Yaudah, jangan di ulangi ya” kata Mama Olivia yang juga pusing.

“Mama larang Starla bukan tanpa alasan. Kalau kenapa-napa gimana ? Kalian mau nikah... begitu juga sebaliknya, sama Sagara juga. Bayangin dari Bandung kesini habis berapa jam? Jauh kan? Kalau kenapa-napa gimana?” tanya Mama Olivia lagi.

“Pernikahan kalian itu, tinggal hitung hari. Udah waktunya dipingit” kata Mama Salsa.

Starla dan Sagara kompak mengangguk “Iya Ma, maaf” katanya.

“Ya sudah, gue balik dulu, Van” kata Papa Bagas setelah menghela napasnya dengan kasar.

“Mobil Sagara tinggal disini aja. Gue nggak mau nanti sampai kenapa-napa” kata Papa Evan. Papa Bagas mengangguk, lalu berdiri disusul Mama Salsa.

“Aku pulang dulu” kata Sagara pada Starla. Starla memeluknya.

“Pasti kangen...”

“Sama...”

“Starla, Sagara... astaga kalian” tegur Papa Evan. Pelukan itu terlepas dengan terpaksa. Sambil di tarik Papa Bagas, Sagara berlalu keluar rumah.

Sepergi keluarga Sagara. Starla langsung di tatap intens Mama Olivia.

“Ngapain aja sama Sagara?” tanya Mama Olivia.

Starla menggeleng.

“Leher kamu kenapa?” tanya Mama Olivia lagi. Starla refleks menutupinya dan berlari menuju tangga.

“Pusing, punya anak satu, tapi kelakuan bapaknya semua” kata Mama Olivia kesal.

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang