44. Bertemu lagi

646 22 8
                                    

Happy reading

“Kaki Lo gimana?” Tanya Sagara saat Starla duduk di meja makan.

“Udah sehat, lagian nggak boleh sakit lama-lama. Besok gue mau ke acara nikahan Teh Amanda” kata Starla.

Sagara mengangguk dan lanjut sarapan, karena pagi ini mereka akan bersekolah.
“Stella serius di DO, Ga?” Tanya Starla. Sagara mengangguk singkat.

“Kasihan tahu ih, biarin sekolah aja” kata Starla. Sagara menggeleng “Yayasan Papa nggak nerima murid psikopat kayak dia” kata Sagara.

“Mantan Lo!” Kata Starla, membuat Sagara mendengus kasar.

“Lo pacaran sama Psikopat. Emangnya selama ini nggak tahu?” Tanya Starla, Sagara menggeleng.

“Nggak, dia baik-baik aja selama ini” kata Sagara.

“Berarti Lo nggak kenal karakter pacar Lo” kata Starla.

“Emang. Gue kan kenalnya sama Lo doang. Dari orok suka nggak jelas gitu” kata Sagara acuh. Starla mendelik.

“Maksudnya apaan ngomongin gue segala” selanya.

“Lah emang, Ngakunya Princess Elsa, mana ada Princess klemar-klemer kayak gini” kata Sagara mencibir.

“Eh sialan. Ntar gue tunjukin kalau gue juga bisa anggun. Awas aja kalau Lo terpesona sampai mata Lo loncat-loncat keluar” kata Starla kesal. Sagara hanya terkekeh pelan lalu dengan segera menghabiskan makannya.

“Buruan, ntar telat” kata Sagara.

“Siapa juga yang peduli ? Gue menantu yang punya yayasan” kata Starla acuh, meski begitu ia mengambil tasnya dan menyusul Sagara yang sudah berdiri.

“Bangga dong jadi istri gue?” tanya Sagara. Starla mencibir.

“Jadi calon Kakak Ipar Lo !. Udah buruan ntar telat!” kata Starla berlalu lebih dulu.

Sagara terdiam, lalu membuang napasnya dengan kasar dan mengambil tas lalu menyusul Starla yang sudah lebih dulu keluar.

*************

“Assalamualaikum”

Mama Salsa yang sedang menyiram tanaman di belakang rumah menoleh.
“Nak...” ucapnya,

Ada Gibran di ambang pintu menuju belakang rumah yang merentangkan tangan. Mama Salsa segera mendekat untuk memeluk putra sulungnya.

“Mama kangen sama Abang. Kenapa nggak pulang-pulang sih?” tanya Mama Salsa.

Gibran hanya diam tak menjawab, harusnya Mama Salsa paham apa alasan dibalik tidak pulangnya Gibran dari Solok selama hampir 4 bulan ini.

Mama Salsa melepaskan pelukannya, ia tatap Gibran yang saban hari sudah kurus.
“Abang nggak makan-makan selama kerja?” tanya Mama Salsa.

Gibran mengangguk “Makan kok Ma, emang lagi banyak kerjaan aja. Pesanan teh dari Solok banyak banget. Makanya sering lembur” kata Gibran

“Yang kerja di pabrik itu karyawan, bukan Abang. Jangan bohong sama Mama” kata Mama Salsa kesal. Gibran terkekeh pelan mendengar ucapan Mamanya.

“Nggak makan masakan dari tangan Mama, gimana aku bisa gemuk?” katanya. Mama Salsa sampai terharu, lalu mengajak putra sulungnya duduk di meja makan, mengambil makanan dan menyuapi Gibran yang menurut saja.

“Mama makin hari makin cantik” kata Gibran sambil menerima beberapa suapan dari Mamanya.

Mama Salsa mendelik manja kepada Putra sulungnya.
“Besok ikut Mama ya” kata Mama Salsa.

Starla, You're Mine [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang