2 hari menjelang Fashion Show suasana di butik Fern Béu sangat sibuk.
Lantai 1 adalah butik tempat dimana baju-baju rancangan dipajang. Di lantai inilah dimana para pesohor dan pelanggan membuat janji temu.
Ruangan aula lantai dua dengan luas 6×10 meter terasa sesak dipenuhi model-model yang sedang mengepas baju-baju yang akan mereka peragakan. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah para asisten fashion mengecek segala kesiapan baju serta aksesoris yang akan ditampilkan.
Sementara di lantai 3 gedung tersebut adalah kantor."Apa??!! Dia sakit??! Sudah kalian cari penggantinya?"
Baifern meninggikan intonasi suaranya. Dua orang yang berdiri dihadapannya menundukkan kepala. Mereka tau bos mereka tidak ingin mendengar hal seperti ini dalam beberapa hari menjelang pagelaran.
Tapi disinilah mereka harus menghadapi kenyataan bahwa kemungkinan besar mereka akan menerima omelan panjang.
Litha, penyanyi pendatang baru yang tengah naik daun baru saja mengabarkan melalui manajernya jika ia membatalkan kehadirannya, tidak dapat memenuhi tugas sebagai penyanyi pembuka pada pagelaran busana besok dikarenakan mengalami iritasi pada pita suaranya. Dan dokter melarangnya untuk bernyanyi selama seminggu kedepan."K...kami sudah mencoba menghubungi beberapa penyanyi lain, tapi ini terlalu mendadak dan mereka tidak bisa merubah jadwal begitu saja."
Salah satu dari mereka yang menggunakan kacamata menjelaskan dengan hati-hati."Aku tidak mau tau! Jika kalian tidak bisa mendapatkan seorang penyanyi tersohor, siapapun gantikan!"
Gebrakan meja membuat dua orang dihadapan Baifern tersentak"Dan! .....jangan membuatku malu!!!"
Sang desainer membuat perintah terakhir yang diikuti anggukan berulang dari bawahannya tanda mengerti. Mereka meninggalkan ruangan dengan terburu-buru."Hah, Menyebalkan sekali! Hanya tinggal 2 hari lagi mengapa semua menjadi kacau!"
Baifern menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi sambil memijat-mijat dahinya.
Kepalanya serasa ingin meledak mendengar informasi buruk dari karyawannya.
Seseorang yang sedari tadi berdiri di pojok ruangan ragu apakah dirinya bisa bersuara sekarang. Setelah menyaksikan bos nya memarahi karyawannya dia tidak mau menjadi sasaran kemarahan selanjutnya.
Keringat dingin memenuhi dahinya, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal."N...Nona Bai..."
"Oh Tuhan! Kau mengagetkanku!"
Baifern loncat dari kursinya mendengar seseorang memanggilnya dari belakang. Pikirannya terlalu fokus pada masalah yang baru saja diberitakan."Hehee.. maaf Nona, saya disini sedari tadi."
Foey, supir pribadinya sedang akan mendapat perintah dari Baifern saat 2 orang karyawannya mendadak masuk dan membawa kabar buruk. Untuk itulah ia menepi ke pojok ruangan agar bos nya dapat berbicara dengan bawahannya tanpa terganggu olehnya."Ya, ya, aku sampai lupa kau ada disini. Sampai mana tadi?"
Baifern benar-benar lupa apakah dia sudah memberikan instruksi kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Capture Your Wishes
Fanfiction"Tell me your wish!" "Segala harapan dan keinginanku ada dalam foto ini." Zee menyerahkan selembar foto yang selama ini ia simpan. "Aku berharap harapanku dapat terwujud." _____________ ❗ZeeNuNew AU ❗dalam Bahasa dan sedikit Inggris ______________ H...