Chapter 11 : What Are You

436 48 12
                                    


Matahari perlahan turun menuju cakrawala, menciptakan palet warna hangat menghiasi langit. Cahaya senja lembut menyinari kelopak-kelopak bunga, mengubahnya menjadi lukisan hidup berbagai warna.

Nunew menghempaskan tubuhnya diatas rerumputan. Memandang langit jingga dengan senyum lebar diwajahnya. Ia mengatur napasnya yang terengah-engah setelah berlarian.

Sementara pria yang duduk disebelahnya masih sibuk menangkap sinar mentari senja yang melewati celah-celah pepohonan diujung taman dengan kameranya.

Nunew menutup matanya merasakan hembusan angin sore yang menerpa wajahnya sambil mendengar nyanyian burung-burung dengan harmonisasi gesekan dedaunan dan ranting.
Ia baru kali ini merasakan langsung indahnya alam.

Dia merasakan kehadiran seseorang disampingnya karena bahunya terasa lebih hangat dibanding sebelumnya saat terkena hembusan angin.

Ia membuka mata dan menemukan Zee berbaring disampingnya dengan mata tertutup. Melakukan hal yang sama seperti yang pemuda manis itu lakukan sebelumnya. Menikmati hembusan dan nyanyian alam.

Nunew terpesona dengan wajah pria tampan disampingnya. Memiliki profil samping wajah luar biasa dengan fitur tajam. Bulu matanya terlihat sangat panjang saat matanya terpejam dengan alis tebal membingkai wajahnya yang sempurna.

Tiba-tiba saja pria tersebut membuka matanya dan menoleh pada pemuda yang sedang menatapnya.
Dengan cepat Nunew mengalihkan tatapannya, ia tersipu malu tertangkap tangan sedang memperhatikan pria di sebelahnya.

"You look happy."

Zee bergantian menatap pemuda disebelahnya.

"I am. Tempat ini sangat indah dan menenangkan. Terima kasih Hia sudah mengajak Nhu kesini. Jika bukan karena Hia, Nhu tidak akan pernah tau ada tempat seindah ini ditengah kota."

"I'm glad you like it. Hia selalu kesini saat butuh ketenangan."

"Uum... Apa Nhu mengganggu Hia ikut datang kesini? Maaf..."
Nunew melirik kearah Zee. Ia merasa tidak enak sudah meminta ikut kemanapun pada pria disampingnya jika ternyata Zee datang kesini untuk menenangkan diri.

"Justru sebaliknya, Hia senang bisa mengajak Nhu kesini. Lebih menyenangkan, dan..."

Zee menatap langit senja diatasnya,

"Rasanya tempat ini menjadi lebih indah."

Zee mengubah posisi tubuhnya bertumpu pada sisi kiri mengadap pemuda yang sedang tersipu.

Wajahnya merona bagaikan bunga liar disekelilingnya. Nunew mengembuskan napasnya dengan tersenyum. Memberanikan diri memandang pria yang sedang meniliknya.
Dibawah langit oranye mereka saling menatap. Tiada satu kata pun terucap, bagaikan tenggelam dalam netra satu sama lain. Harmoni gesekan daun dan nyayian burung layaknya lagu latar mengiringi.

Kupu-kupu berterbangan menggelitik dalam perut pemuda yang lebih kecil.
Pria dengan alis tebal mengulurkan tangan menjangkau kearah wajah sang pemuda manis dihadapannya.
Namun belum sempat jari panjangnya menyentuh, seekor kepik terbang dan berdiam diujung hidungnya, membuatnya menghentikan gerakan.

Capture Your WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang