Samar-samar Nunew merasakan sinar matahari menempa kelopak matanya. Mengernyitkan dahi lalu membalikkan tubuhnya membelakangi sinar yang mengganggu.
Ia sudah bangun, tapi masih malas untuk membuka matanya. Nunew terlalu nyaman berada diantara gulungan selimut tebal dan kasur empuk yang menopang tubuh lelahnya.
Pemuda mungil itu bisa mencium aroma sang pemilik ranjang yang tersebar di seluruh ruangan.
Hia....
Ia tersenyum dalam matanya yang terpejam. Merenggut kencang sampul yang menutupi seluruh tubuhnya agar lebih erat dalam dekapan aroma yang menyelimutinya.
Nunew menyukai ini.
Walaupun tak sama, namun terasa seperti dalam pelukan pria pemilik kamar ini.Ia masih ingin berlama-lama, tp tubuhnya sudah merasa segar. Tangan dan kakinya ia regangkan untuk membantunya bangun dari tidurnya yang terlalu nyenyak.
Pemuda berwajah imut itu membuka matanya menatap langit-langit kamar yang tinggi. Menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan tersenyum.
Tak terlihat keberadaan sang pemilik kamar. Hanya sebuah bantal dengan selimut bekas pakai tergeletak diatas sofa di sudut ruangan.
Nunew membuka pintu kamar dengan perlahan sambil menoleh kesana kemari mencari sang pemilik rumah.
Melangkah turun setelah samar-samar mendengar aktifitas dibawah.Pemuda manis itu menemukan pria tinggi yang dicarinya sedang membuat sesuatu membelakanginya.
Ia menggenggam ujung kedua piyama sambil mengetukkan kedua tangannya, agak canggung untuk menyapa."Selamat pagi, Hia.."
Pria tinggi itu hanya berhenti sebentar dari aktifitasnya saat Nunew menyapa, namun ia melanjutkan kembali tanpa menoleh.
"You're awake? Duduklah, sebentar lagi sarapan siap."
Senyum Nunew sirna saat pria didepannya tak menoleh. Tak seperti harapannya, disambut dengan senyuman menghangatkan seperti yang biasa ia dapatkan dari pria itu.
Mungkin dia sedang sibuk menyiapkan sarapan. Dirinya meyakinkan dalam hati.
Nunew tau, dan sudah menyiapkan hatinya bahwa pria dihadapannya tidak memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.
Tapi, ia tetap berharap hubungan mereka seperti biasanya.Zee yang penuh perhatian.
Zee yang selalu menatap dengan kehangatan.
Zee yang tak segan berada di dekatnya.Namun, sejak semalam tiba dirumah ini Nunew merasa pria dihadapannya sedikit menjauh.
Apakah hanya dalam perasaan saja?
Ataukah memang benar adanya?
Nunew tak mengerti."Apa tidurmu nyenyak?"
Zee membuka percakapan saat mereka mulai menyantap omelet buatannya.
"Sangat nyenyak. Aku bahkan tak ingin bangun."
Pria dihadapan Nunew tertawa kecil mendengar jawabannya.
"I'm glad you had a good sleep."
Berbeda dengan dirinya yang hanya dapat tidur sebentar.
Bukan, bukan karena ia tak nyaman tidur di sofa. Hanya saja dia terlalu bersemangat menyadari bahwa pemuda yang seminggu belakangan ini memenuhi pikirannya sedang tertidur nyenyak di kamarnya.
Di kasurnya.
Yang mengakibatkan ia berakhir terus memandanginya dari kejauhan.
Ditambah keinginan kuat untuk menyentuh wajah manis itu membuatnya harus meninggalkan tidurnya dan menyibukkan dirinya berolah raga agar dapat menepis pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Capture Your Wishes
Fanfiction"Tell me your wish!" "Segala harapan dan keinginanku ada dalam foto ini." Zee menyerahkan selembar foto yang selama ini ia simpan. "Aku berharap harapanku dapat terwujud." _____________ ❗ZeeNuNew AU ❗dalam Bahasa dan sedikit Inggris ______________ H...