Cahaya matahari menyelinap dari balik sela-sela tirai kamar menyentuh sebagian wajahnya.
Pria tinggi itu menutup mata dengan satu lengannya untuk menghalau sinar yang menerpa.Helaan napas terlepas dari mulutnya. Sudah dua hari ini sulit tidur. Baru saja memejamkan mata, namun surya kembali menyapa.
Ia meraba-raba bagian kosong pada kasur empuknya dengan mata terpejam. Senyum dan tawa tunggal merekah pada wajah tampannya.
Kemarin malam, pemuda manis yang selalu ada di pikirannya, tidur di tempat yang sama ia tiduri saat ini.
Ia merubah posisi tidurnya dengan berbaring menyamping pada sisi kiri tubuhnya. Berharap saat membuka mata, pemuda dengan bibir montok itu berada di sisinya.Sayangnya, itu hanya harapan semata.
Zee tau hal itu. Tapi tetap saja ia mengharapkannya. Tetap saja ia membayangkannya.Senyum diwajahnya memudar saat ia membuka mata dan tak melihat siapapun di sampingnya.
Helaan napas kembali terdengar dari bibirnya.
Pikirannya penuh dengan percakapan dengan Seoham semalam,
"You need to tell him! Nunew tak akan selamanya menyukai dan menunggumu, Zee. Jika kau tak menyampaikan perasaanmu padanya, jangan berharap dia akan terus ada disisimu."Zee menutup mata dengn telapak tangannya dan mengusapnya hingga ke kepala. Baru kali ini ia merasa bingung dengan perasaannya sendiri hingga mengganggu tidur dan pekerjaannya.
Ini juga adalah kali pertama Zee merasakan ketertarikan pada seorang pria. Ia tak yakin apakah perasaannya pada Nunew saat ini adalah cinta sebagaimana ia memiliki perasaan pada mantan-mantan kekasihnya dulu yang semuanya adalah wanita.
Walaupun tubuhnya bereaksi lebih dulu terhadap pemuda itu dibandingkan pikirannya. Tetap saja, Zee masih ragu.
Bukan karena dirinya menentang hubungan sesama jenis. Hanya saja, ia tak menyangka dirinya akan tertarik begitu dalam terhadap seorang pemuda yang pada awalnya ketertarikan padanya hanyalah sebatas mirip dengan Ally, mendiang adiknya."Will you let him go? Jangan membuatnya berharap lebih dengan sikapmu itu dan biarkan jika ia ingin pergi dari kehidupanmu. Dia berhak mendapatkan cinta lain dari orang yang benar-benar mencintainya."
Kalimat Seoham kembali terngiang di benaknya.Kilatan gambaran pemuda manis itu bermanjaan dengan orang lain yang bukan dirinya membuat hatinya resah. Ia mendadak bangkit dari tidurnya.
Ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Dan itu jelas bukan perasaan yang menyenangkan."Apa Nhu boleh tetap menyukai Hia?"
Suara pemuda manis itu melintas dipikirannya.Pria tinggi itu meraih ponsel di meja samping tempat tidur dan segera menekan salah satu nomor di kontaknya. Berjalan mondar-mandir dalam kamarnya sendiri sambil menunggu seseorang di seberang telepon mengangkat panggilannya.
Cukup lama nada sambungnya berbunyi.
Tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar sapaan dari seberang telepon."Halo, Hiaa.. Selamat Pagi."
Terdengar suara sedikit serak menyapa.Untuk sesaat ia berpikir pemuda manis itu tak akan mengangkat teleponnya, mengingat terakhir kali sebelum mengantarnya pulang Zee merasa ada yang aneh dengan sikap Nunew.
Ia memejamkan mata dan tersenyum. Lega pemuda mungil itu masih mau mengangkat teleponnya.
"Hei Nhu! Selamat pagi. Apa Hia mengganggu tidurmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Capture Your Wishes
Fanfiction"Tell me your wish!" "Segala harapan dan keinginanku ada dalam foto ini." Zee menyerahkan selembar foto yang selama ini ia simpan. "Aku berharap harapanku dapat terwujud." _____________ ❗ZeeNuNew AU ❗dalam Bahasa dan sedikit Inggris ______________ H...