Chapter 30 : Don't Stop!

827 63 35
                                    


Ruangan terasa dingin. Ada ketegangan yang terasa diantara dua orang yang sedang berhadapan.
Yang satu meminta kejelasan, sementara yang lebih tinggi sedang mencoba menjelaskan.

Rasanya hampir putus asa.
Tapi sang pria berusaha untuk mengatakan apa adanya.
Harapannya, paling tidak sang pemuda mau mendengarkannya.

"And when I met you, you had no idea how hard I tried not to touch you right away. I admit that I denied my own feelings before. But my body can't lie, they're drawn to you. The next thing I know is that I've fallen too deeply for you. And my desire to touch you, hug you, kiss you, grew even bigger."

What?!
Apakah Hia baru saja mengatakan jatuh cinta kepadaku?
Ingin menciumku?
Apakah pikiranku sedang menipuku?
Nunew terpaku, mendengarkan semua perkataan Zee sambil berpikir dan bertanya-tanya dalam hati.
Ia ragu apakah semua kalimat yang didengarnya hanyalah halusinasi.

"We have a big age gap, Nhu. I'm a man with desire. Hia khawatir Nhu akan menganggap Hia sebagai seseorang yang aneh, karena Hia ingin terus menyentuhmu, berada di dekatmu. I felt guilty and felt like a predator eyeing its prey. Even right now I'm holding myself back from hugging you, touching you....."

Nunew sudah tak bisa fokus dengan semua ucapan pria didepannya.
Dadanya berdebar luar biasa.
Pikirannya melayang dengan segala tanya.
Ia hanya memandang wajah tampan itu dengan terpana.
Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang tengah membara.

No! Don't hold back.
I want it too.
Your touch....

Nunew tak lagi peduli,
Apapun yang akan terjadi nanti.
Karena saat ini hanya pria dihadapannya yang berarti.

Pemuda manis itu mencengkram erat kerah vest pria didepan dengan kedua tangannya. Menariknya dengan sedikit paksa.
Mendongakkan kepalanya dan dengan bantuan ujung jari kaki untuk mengangkat sedikit tubuhnya.
Hingga mempertemukan kedua membran lembut milik mereka.

Menghentikan mulut yang tengah berbicara.
Membatalkan kalimat yang akan terkata.
Membuat sang pria tak berdaya.
Membeku,
Terpaku,
Dan membisu.

...........

He kissed me....

Pikiran Zee mendadak menghilang,
Tubuhnya terasa melayang.
Cengkraman kuat sang pemuda lah yang membuatnya tak tumbang.

Jantungnya berdetak lebih cepat seratus kali.
Membangunkan seluruh syaraf dalam tubuhnya menyalurkan sensasi.
Menyadarkannya bahwa ini bukanlah mimpi.

Terasa hangat...
Terasa lembut...
Terasa...

Belum sempat Zee menyelesaikan pikirannya, sang pemuda telah melepas kecupannya.
Memberi jarak diantara keduanya.
Meninggalkan mulutnya yang sedikit terbuka.
Dengan jejak membara menyelimuti seluruh permukaan bibirnya.

Tidak! Ini belum cukup!

Zee ingin lagi.
Kecupan yang hanya sentuhan polos tak berarti.
Namun membuka pintu kedua hati.
Rasanya tak ingin menahan diri.

More...
I want more...

Zee hampir gila dibuatnya.
Bibir pemuda mungil itu bagai candu
Yang membuat jantungnya menggebu
Dan menjadikannya terus merindu.

Ia mengepalkan kedua telapak tangannya erat-erat. Mencoba menghalau keinginannya membalas kecupan sang pemuda yang terasa sangat sulit.
Hatinya terus berkata, "Lakukan saja!"
Tapi pikirannya bertanya, "Setelahnya, lalu bagaimana?".

Bagaimana dengan janjimu pada kakaknya?
Bagaimana dengan masalah yang tak bisa ditunda?
Apakah dengan begini kau bisa menyelesaikannya?
Apakah kau mau dia menganggapmu sebagai pria yang putus asa?
Seorang pria yang tak dapat menahan nafsu yang menggelora?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Capture Your WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang