Part 2

1.4K 200 23
                                    

Setelah pertemuan besar itu selesai, Frank meminta ketiga putranya dan kedua menantunya langsung mengikutinya ke ruangannya.

Jika semua orang duduk di sofa, Tommy berdiri memandang ke luar jendela. Frank yang duduk sofa tunggal memandang semuanya dan berkata, "Apakah kamu menderita ambien, dari tadi tidak mau duduk? Atau sedang berlagak menjadi pengawalku?" Semua diam dan tentu saja tahu, pertanyaan dan sindiran itu ditujukan pada Tommy.

Tom menoleh, melihat semua sedang menatapnya. Awalnya dia ingin membalas sindiran Frank tetapi melihat tatapan penasaran yang lain padanya dia membatalkannya, memilih menarik kursi dan duduk.

Frank menatap semuanya satu persatu, "Aku harap kalian semua bisa berkerjasama dengan Tommy. Kalian seharusnya tahu alasan daddy memanggilnya kembali dan memberinya saham supaya bisa menjadi pemimpin di sini, tidak perlu lagi daddy jelaskan panjang lebar. Mulai besok dia akan mulai menempati kantor ini dan semua hal yang dulu membutuhkan persetujuanku akan dialihkan padanya."

"Tapi dad, Tommy tidak pernah terlibat di perusahaan. Bagaimana dia bisa mengambil keputusan yang benar?" Tanya Julian yang kelihatan sekali dia kesal karena bisa dikatakan rencana Elias untuk mengangkatnya sebagai pengganti daddynya telah gagal.

"Kamu tidak perlu menguatirkan hal itu, itu urusan dia. Dia punya cara sendiri untuk belajar dengan cepat." Kata Frank.

"Menunggunya belajar, apakah tidak terlambat?" Tanya Julian lagi.

"Tenang saja, demi daddy dan mommy menepati janji mereka aku pasti akan belajar dengan cepat dan memastikan Vernon Corp akan tetap menjadi milik keluarga kita." Kata Tom.

"Janji?" Kali ini Ian suami Isabel yang bertanya.

Frank melihat padanya, "Dia menolak perjodohan kami, memilih menerima tantangan menjalankan perusahaan." Jawaban Frank membuat Julian semakin tidak percaya, daddynya menyerahkan perusahaan pada Tom yang menerimanya hanya karena menolak dijodohkan.

Hugo yang sejak awal diam hanya tersenyum dalam hati, dia lega ketika melihat daddynya masuk ke ruang pertemuan bersama adik bungsunya itu. Dia tahu Tom sama sekali tidak berambisi memiliki Vernon Corp mengingat perusahaan miliknya juga bukan perusahaan kecil. Soal perjanjian, bagi Hugo itu hanya alasan Tom, dia sama dengan adiknya tidak akan rela Vernon Corp dikuasai oleh ornag-orang yang tidak bertanggung jawab dan memiliki kepentingan pribadi.

"Tidak ada lagi yang harus daddy katakan, kalian bisa kembali ke ruangan kalian dan melanjutkan pekerjaan kalian." Begitu Frank selesai mengatakan hal itu, Julian langsung berdiri dan keluar tanpa mengatakan apapun lagi.

Ian dan Des hanya menunduk dan tersenyum pada Frank dan Tom, sedangkan Hugo yang keluar terakhir memberi senyum dan menepuk bahu Tom sebelum keluar dari ruangan itu.

***

Hanya tinggal berdua, Frank menatap putra bungsunya itu sambil berkata, "Selain perusahaan, bantu daddy untuk mengembalikan Julian ke keluarga kita."

Tom tersenyum, "Ini tidak termasuk dalam perjanjian sebelumnya. Aku akan menagihkannya nanti."

"Buktikan dulu baru kamu bisa menagihkannya. Apakah kamu sudah memiliki rencana memperbaiki dan menjalankan perusahaan ini?"

"Aku masuk dengan bendera permusuhan dan begitu banyak mata yang mengawasiku, menunggu aku membuat kesalahan, kelihatannya rencana awal yang kubuat harus diganti."

"Memangnya apa rencana awalmu?" Frank menyesal telah menanyakan hal itu setelah melihat tatapan Tom padanya.

"Menikmati menjadi pemimpin tertinggi satu perusahaan besar dan terkenal." Jawab Tom dengan santai.

Love is all around UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang