Elden belum menemukan kedua wanita perawat Chelsea ketika Chelsea mendapat surat tuntutan dari keluarga suami keduanya. Hal ini membuatnya harus kembali ke Inggris untuk menyelesaikan masalah itu dan tentu saja membuat dia panik sekaligus marah. Rencana yang disusun dengan begitu rapi dan bagus, juga bertahun-tahun akhirnya dikacaukan hanya karena kehamilannya. Kebenciannya pada putranya semakin meningkat, tentu saja dia juga benci pada Jim yang menjadi penyebab semua yang terjadi padanya.
"Kamu belum menemukan mereka?" Tanya Daud.
"Mereka lenyap, aku sudah berusaha mencari mereka melalui yayasan tempat mereka bekerja dan yayasan lainnya, tidak ada mereka. Hanya ada nama depan yang sama." Lapor Elden yang juga merasa aneh, bagaimana orang bisa hilang tidak ada jejaknya.
"Sekarang menemukan mereka juga tidak ada gunanya lagi, hanya bisa membalaskan kekesalan pada mereka."
"Jadi?"
"Sekarang kamu fokus membantu Chelsea saja, jika perlu singkirkan orang-orang yang menghalanginya mendapatkan warisan itu."
"Kelihatannya tidak semudah itu untuk menghabisi mereka, bukan karena aku tidak mampu tetapi jika mereka terbunuh tuduhan pasti akan mengarah ke Chelsea, kurasa itu juga bukan hal yang bagus."
Daud diam, yang dikatakan Elden memang benar dan dia tentu tidak ingin putri kesayangannya masuk penjara.
"Kamu ke sana, pastikan keamanan Chelsea dan jangan sampai orang-orang itu melakukan hal yang membahayakannya." Elden mengangguk dan segera berangkat menyusul kakak sulungnya sedangkan Daud menghubungi Chelsea supaya tidak terpancing dan melakukan hal yang akan membuat dirinya dirugikan.
Namun apapun pembelaan yang dilakukan Chelsea dibantu oleh Elden tidak membuat dia berhasil mempertahankan atau lebih tepatnya memenangkan tuntutan. Chelsea akhirnya harus mengembalikan semua warisan yang dia dapatkan, pulang dengan kemarahan dan kebencian pada Jim yang membuat dia kehilangan apa yang harusnya dia dapatkan.
"Aku ingin kamu memberi Jim pelajaran, dia harus merasakan kehilangan dan kerugian yang kualami ini." Kata Chelsea pada Elden.
"Jika menuruti kemarahanmu, aku bisa saja langsung melakukan apa yang kamu katakan tadi, tapi menurutmu apakah Jim tidak mempersiapkan diri yang mungkin saja pembalasanmu akan berbalik kepadamu kembali? Dia bisa menahan kesabarannya sampai pesta perkenalan, kurasa dia pasti juga sudah menyiapkan diri jika sampai kamu membalas dendam."
Chelsea diam, mencerna perkataan Elden yang dia pikir ada benarnya tetapi dia masih tidak bisa menerima kekalahannya.
"Tapi tenang saja, aku tetap akan memberinya pelajaran dan jika masih belum bisa memuaskanmu, tunggu sampai situasi tenang baru kita atur pembalasan yang bisa membuat kamu puas."
Chelsea akhirnya menerima saran Elden, dia memang harus bersabar terlalu banyak masalah di keluarganya sejak Elias di penjara. Dia tidak ingin mengalami nasib sama seperti Elias karena itu dia memilih bersabar untuk melakukan pembalasan pada orang yang telah membuat dia kehilangan setengah dari hartanya.
***
Luna duduk di dalam koper yang terbuka, bayi itu tidak mau keluar, bahkan bergelung di dalam koper kecil yang memuat tubuhnya.
"Kamu mau ikut daddy?" Tanya Maggie.
Luna mengubah posisinya menjadi duduk, menoleh mencari daddy yang disebutkan mommynya.
"Daddy masih dalam perjalanan pulang dan mommy mau menyiapkan koper daddy. Daddy harus berangkat malam ini, ada pekerjaan luar kota yang harus dia selesaikan."
Bukannya keluar, dia kembali merebahkan dirinya di dalam koper, membuat Maggie menatapnya dengan kesal.
"Nanti daddy sampai di rumah, kopernya belum siap daddy marah, mommy tidak mau ikut tanggung jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is all around Us
RomantizmBersahabat dengan kegelapan bukan hal yang pernah dibayangkan oleh Maggie, tetapi takdir telah menggariskan, dia harus melalui hari-hari dalam kegelapan. Namun kegelapan tidak menjadi halangan bagi Maggie tetap menjalani dan menikmati hidupnya denga...