Extra Part 4

1.1K 158 8
                                    

"Putri manjamu sedang merajuk." Lapor Maggie pada Tom malam setelah Tom pulang dari jamuan makan malam yang dia hadiri bersama Axel dan Olsen.

"Pantas saja dia tidak mengirim ucapan selamat malam padaku sebelum tidur."

"Dia tidur dengan hati kesal, besok pagi aku yakin dia akan mengabaikanmu dan puncaknya dia akan menangis karena kesal."

"Biarkan saja. Dia baru 10 tahun lebih, bisa-bisanya berpikir untuk tinggal di asrama."

"Salahkan tiga kakaknya yang memberi contoh padanya."

"Luna masuk asrama usianya 12 tahun, dia baru 10 tahun sudah minta di asrama? Aku yakin Evans tidak akan menyetujuinya."

"Kamu keliru, Evans sudah menyetujuinya asal aku dan kamu memberi ijin."

"Bagaimana dengan Luna dan Owen, dan bagaimana dia bisa menyakinkan Evans?"

"Dengan tatapan meluluhkannya."

"Maksudmu tatapan berkaca-kaca mengharukan miliknya."

Maggie tertawa, Laura adalah si bungsu kesayangan, dia tidak beda dengan ketiga saudaranya, cerdas dan pandai, mengikuti kelas percepatan sehingga dia masuk ke sekolah menengah dalam usianya yang baru 10 tahun. Laura meminta ijin untuk tinggal di asrama, Maggie tidak keberatan tapi Tom merasa Laura masih terlalu kecil, apalagi teman-temannya di asrama usianya pasti di atasnya.

Alasan Laura ada Owen yang ada di sekolah yang sama, tetap tidak membuat ijinnya keluar, ditambah lagi Owen ada di menengah atas dan tinggal satu tahun lagi dia akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Paginya seperti yang dikatakan Maggie, Tom diacuhkan oleh Laura. Saat Maggie dan Tom turun untuk sarapan, Laura sudah selesai sarapan dan bersiap ke sekolah, berpamitan dengan Maggie dan langsung keluar rumah.

"Dia mengacuhkanku, berani sekali." Omel Tom diiringi tawa Maggie.

"Jangan lupa, wajah dan sebagian besar sifatnya menurun dariku tetapi keras kepalanya menurun darimu, sama seperti ketiga kakaknya."

"Apakah jika aku memberi ijin, dia baru akan berbaikan denganku?"

"Kelihatannya begitu."

"Mommy yakin akan mengijinkannya?"

"Mommy hanya kasihan padanya, hanya dia yang tertinggal di rumah, dia juga tidak nyaman menjalin persahabatan atau membawa teman-temannya ke rumah karena sejak awal dia tidak menggunakan nama Vernon di belakang namanya. Jadi dengan dia tinggal di asrama, dia bisa memiliki lebih banyak teman dan bersosialisasi."

Dari keempat anaknya, Owen dan Laura saat mulai bersekolah tidak menggunakan nama Vernon di belakang nama mereka. Owen menggunakan nama orangtua kandung Maggie, sedangkan Laura menggunakan nama belakang Maggie. Saat mereka bersekolah hanya kepala sekolah yang tahu siapa orangtua Owen dan Laura.

Pernah suatu kali saat Laura di taman kanak-kanak, dia terpilih untuk tampil memerankan seorang putri, teman sekelasnya yang sombong meminta peran itu dan menangis, orangtuanya yang kaya juga memaksa, bahkan mengancam akan pindah sekolah, membuat sekolah kehilangan sumbangan besarnya.

Laura yang baik hati dan tahu saat dia tampil daddy dan mommynya tidak bisa hadir akhirnya mengalah, dia memberikan peran putrinya dan menjadi pohon.

Namun kejadian tidak terduga terjadi, saat akan tampil si putri yang dengan sombong memamerkan gaun dan sepatu putrinya terjatuh, kakinya terkilir sehingga terpaksa di bawa ke rumah sakit.

Waktu yang mendesak membuat kepala sekolah menghubungi Maggie, untuk menanyakan apakah Laura memiliki gaun putri untuk tampil dalam drama kelas itu.

Maggie dan Tom sedang dalam perjalanan kembali dan akan langsung ke sekolah, bagi mereka berdua apapun penampilan anak-anak mereka, mereka tetap akan hadir untuk memberikan dukungan.

Love is all around UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang