George kembali ke tempat mobilnya berada ketika matahari mulai masuk ke peraduannya. Dengan cepat dia mengganti ban mobilnya supaya bisa segera melanjutkan perjalanan mengingat mereka masih harus menempuh 1jam lebih perjalanan untuk tiba di desa.
Suara mobil berhenti di dekat mereka membuat Maggie menoleh, "Hai uncle Jo." Sapa Maggie pada polisi desa mereka yang kelihatannya juga baru kembali dari kota.
"Hai Maggie, hai Goerge, apakah perlu bantuan?" Maggie tentu saja mengenali suara mobil polisi, lebih tepatnya Maggie menghapal semua bunyi mobil yang ada di desanya yang tentu saja jumlahnya tidak banyak.
"Terlambat Jo, jika kamu lewat lebih awal aku bisa memintamu mengantarkan Maggie kembali lebih dulu dan tidak terjebak menungguku di sini."
Jo tertawa, "Bagaimana jika aku membantu mengawal kalian?"
George tertawa, "Pulanglah lebih dulu, istrimu pasti sudah menunggumu untuk makan malam. Maggie kamu bisa ikut dengannya supaya bisa sampai lebih cepat."
"Aku bersama uncle saja, tadi aku sudah menelepon grandma memberi kabar tiba terlambat."
"Baiklah, kulihat kamu juga sudah selesai. Aku jalan lebih dulu, anggap saja membuka jalan untukmu." Jawab Jo sambil tertawa dan kembali masuk ke dalam mobilnya.
George merapikan perlengkapannya, "Masuklah kalian ke mobil, kita sudah bisa melanjutkan perjalanan." Katanya pada Maggie dan Gail tentunya.
Di dalam mobil mereka mengobrol dengan santai, George menyayangi Maggie seperti putrinya sendiri, dan itu tidak hanya dirinya tetapi kelihatannya seluruh penghuni desa kecil mereka juga menganggap Maggie sebagai cucu atau putri mereka karena kebaikan hati juga sifat suka menolongnya.
Mereka baru akan melewati perbatasan, tepatnya persimpangan dari jalan kota menuju desa mereka dan kota yang baru mereka tinggalkan ketika melihat kecelakaan yang membuat mereka kembali berhenti.
Sebuah truk menabarak sebuah mobil sampai terbalik sampai menabrak pohon di jalur yang baru saja mereka lewati. George baru menarik napas lega karena jika dia terlambat sedikit saja melewati jalan itu, mobil yang terguling akan menabrak mobilnya.
"Ada kecelakaan?" Tanya Maggie.
"Tabrak lari. Kamu tunggu di sini, uncle pergi melihat korbannya dulu." Namun bukan Maggie yang mau menunggu di mobil, dia turun dan saat itulah dia mencium bau bahan bakar.
Tanpa berpikir lagi dia berlari mendekati mobil, "Uncle.... Apakah korbannya selamat?"
"Kelihatannya dia terluka, dan masih bisa bergerak. Dia berusaha keluar....."
"Uncle telepon uncle Jo, kurasa dia masih belum terlalu jauh dari sini." Perkataan Maggie menyadarkan George yang langsung mengambil telepon genggamnya untuk menelepon.
Gonggongan Gail menyadarkan Maggie, "Gail apakah kamu bisa membantu mengeluarkannya."
Maggie tidak menunggu George selesai menelepon, dia mengikuti gongongan Gail yang membawanya mendekat ke mobil, dengan arahan Gail dia berhasil meraih tangan korban yang kelihatannya masih memiliki kesadaran.
"Gail, temukan telepon dan kamera mobil." Perintah Maggie yang merasa mendengar suara dering telepon dan soal kamera mobil dia terpikir untuk mengambilnya karena mengingat perkataan George soal tabrak lari.
Gail anjing yang cerdik dan pintar, dia anjing yang dibesarkan di pemadam kebakaran kota, majikan lamanya adalah seorang petugas pemadam yang pensiun karena kecelakaan saat bekerja. Dia berhenti menjadi petugas pemadam, membawa anjinganya untuk tinggal di desa Maggie. Melihat Maggie lebih membutuhkan Gail, dia memberikan Gail pada Maggie, apalagi Gail juga suka dengan Maggie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is all around Us
RomanceBersahabat dengan kegelapan bukan hal yang pernah dibayangkan oleh Maggie, tetapi takdir telah menggariskan, dia harus melalui hari-hari dalam kegelapan. Namun kegelapan tidak menjadi halangan bagi Maggie tetap menjalani dan menikmati hidupnya denga...