Laura adalah pengamat yang bagus dan itu sudah sejak dia bisa menggunakan panca inderanya. Dia suka mengamati lalu mencontohnya terutama ulah keempat saudaranya, seperti pagi ini dimana keempat saudaranya sedang mengantri untuk mendapatkan uang jajan mingguan mereka dari Tom, Laura ikut mengantri, meminta jatah yang sama.
"Kamu kenapa ikutan? Kamu belum bersekolah." Protes Owen.
Laura mengabaikannya, dia memandang daddynya sambil mengulurkan kedua tangannya, umurnya baru setahun bulan lalu, dia sudah bisa berjalan dan memanggil daddy, mommy dan nama-nama orang yang berhubungan dekat dengannya.
"Dad..." Panggilnya, membuat Tom kembali mengeluarkan dompetnya, dia memberi nominal yang lebih kecil pada Laura, tapi rupanya Laura mengenali perbedaannya, dia menggeleng dan tetap mengulurkan tangannya, membuat ketiga saudaranya memandangnya sambil menahan tawa karena melihat raut wajah tidak berdosa Laura melawan raut wajah kesal daddy mereka.
"Owen benar, kamu belum sekolah untuk apa uang jajan?" Tanya Tom.
Laura tidak menjawab tetap mengulurkan tangan menunggu Tom memberi yang sama, dan tentu saja dia memenangkan pertarungan itu.
Lucunya setelah dia menerima uangnya, dia langsung menuju ke kamarnya dan memasukkan uang itu ke dalam celengannya sambil tersenyum puas.
"Pasti mommy yang mengajarkannya." Kata Tom pada Maggie.
"Jangan asal menuduh, dia melihat Luna, Evans dan Owen, karena itu hari ini dia ikut dan kelihatannya dia akan ikut setiap kali pembagian dan menuntut pembagian yang sama."
"Dan akan membuat ketiga kakaknya mengajukan protes padaku."
"Tepat sekali, sekali dua kali mereka tidak protes tapi lebih dari itu mereka pasti akan meminta kesetaraan dan melakukan perhitungan berapa yang harus mereka dapatkan jika mereka menerima sejak umur Laura sekarang."
"Apakah mommy tidak mau membantu daddy?"
"Soal uang jajan ide siapa? Mengapa sekarang mommy yang harus menyelesaikan masalah yang timbul dari ide daddy itu?"
"Daddy hanya ingin mengajarkan mereka mengolah keuangan."
"Laura juga mau belajar. Buktinya dia langsung menabung semua pendapatannya hari ini."
Tom tertawa, dia ikut melihat apa yang dilakukan Laura tadi setelah menerima uangnya, tentu saja perkataan Maggie memang benar, hanya saja Tom harus memikirkan cara untuk meredam protes kesetaraan oleh ketiga anaknya yang lain.
Sesuai dugaan Tom dan Maggie, Luna, Evans dan Owen menuntut kesetaraan dan Laura dengan tenang duduk menyaksikan perdebatan itu sambil menikmati buah strawberry kesukaannya.
Maggie menepuk kepala Laura, "Kamu yang menyebabkan kekacauan dan sekarang kamu asyik menontonnya."
"Mom." Panggil Laura sambil mengulurkan buah strawberry yang langsung diterima Maggie dengan mulutnya.
"Kamu tidak ingin pergi membantu daddy menenangkan mereka bertiga?" Tanya Maggie, Laura kelihatannya paham, dia langsung berdiri, membawa mangkok buahnya dan menghampiri keempat orang yang sedang berdebat. Dengan santainya dia mengulurkan buah strawberry pada mereka satu persatu, lalu memberi tatapan dan senyum mautnya, meredakan perdebatan sekaligus membantu daddy mereka memenangkan perdebatan. Ketiga kakaknya tentu saja langsung luluh dengan tatapan dan senyumnya, apalagi dengan dia memanggil nama mereka sambil membagikan buah kesukaannya.
***
Tom memandang ketiga anaknya bergantian setelah itu dia melihat Laura yang masih terisak dengan kening kirinya membiru. Tatapan Luna, Evans dan Owen juga terlihat sedih, tentu saja karena kening membiru Laura dan isakan balita yang dua bulan lagi berumur 2 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is all around Us
RomanceBersahabat dengan kegelapan bukan hal yang pernah dibayangkan oleh Maggie, tetapi takdir telah menggariskan, dia harus melalui hari-hari dalam kegelapan. Namun kegelapan tidak menjadi halangan bagi Maggie tetap menjalani dan menikmati hidupnya denga...