Part 33

1.3K 179 4
                                    

Kembalinya Maggie ke TEV tentu membuat bahagia tim riset yang sedang mempersiapkan proyek baru mereka. Bagi mereka Maggie adalah rekan kerja yang bisa diandalkan bukan hanya nyonya bos, mereka tahu dan yakin bos besar mereka tidak akan mengijinkan wanita kesayangannya bekerja jika bukan karena mengakui kemampuan istrinya.

"Aku kembali ke atas dulu sebelum dia turun, dengan begitu aku masih punya kesempatan merayu bos kita itu untuk mengijinkan aku melihat ke lapangan." Kata Maggie membuat yang lain tertawa.

"Apakah kita boleh membuka taruhan?"

"Taruhan apa?" Tanya Maggie.

"Berhasil atau tidak."

"Silahkan, tapi jangan lupa siapapun yang menang harus mentraktirku." Maggie akrab dengan seluruh penghuni department riset dan pengembangan, walau awalnya mereka ragu mengingat status Maggie namun melihat bagaimana sikap Maggie pada mereka, mereka juga merasa nyaman.

Maggie keluar sambil membawa berkas dan laptopnya, melangkah menuju deretan lift dan ketika lift terbuka dengan beberapa orang di dalam, Maggie tidak ragu untuk bergabung.

Tentu saja yang berada di dalam lift merasa tidak nyaman, Maggie merasakan hal itu jadi dengan santai dia menyapa mereka dengan santai, "Jangan merasa tidak nyaman, aku juga staff di sini." Suara tenang Maggie membuat mereka melepas napas tertahan mereka, dan mereka yang awalnya berpikir untuk keluar saat pintu lift terbuka, tidak jadi melakukannya dan karena tujuan Maggie adalah lantai tertinggi dari tujuan mereka, tentu saja dia keluar yang terakhir.

Mengetuk pintu sebelum membukanya sudah menjadi kebiasaan Maggie untuk masuk ke ruangan Tom. Dia tersenyum melihat apa yang tersaji di atas meja, buah, camilan, kue-kue kecil dan juice, "Lihat daddy begitu memahamimu, tahu saja kalau kamu lapar." Kata Maggie membuat Tom yang sedang melakukan panggilan telepon tersenyum.

Tanpa ragu Maggie duduk menikmati makanan yang memang disiapkan untuknya, menoleh ketika Tom selesai bertelepon berdiri melangkah menuju tempat kopi, dan menuju kearahnya sambil membawa segelas susu yang baru dibuatnya.

"Mau membuat istrimu menjadi besar dan tidak cantik lagi?"

"Sebesar apapun kamu tetap cantik. Selain itu kamu membesar karena anak kita jadi aku pasti akan bertanggung jawab sepenuhnya."

"Benar juga. Oh ya, ada yang ingin aku tanyakan dan diskusikan dengamu, apakah ada waktu?"

"Jika urusan pribadi ada, jika urusan pekerjaan tidak ada."

"Mengapa begitu? Apakah aku perlu mendaftar atau meminta jadwal bertemu denganmu pada Olsen jika akan membicarakan pekerjaan? Bisa-bisanya kamu mau menyempatkan diri untuk urusan pribadi tapi begitu pelit memberi waktu untukku soal pekerjaan."

"Karena aku menduga kamu pasti menginginkan sesuatu, jadi daripada kamu kesal dan marah karena tidak kuijinkan, bukankah lebih baik aku mengatakan tidak ada waktu?"

"Baiklah, aku akan menghadap Axel saja untuk mendiskusikannya, sekaligus mengajukan permohonan perjalanan dinas."

"Perjalanan dinas? Memangnya kamu mau ke mana dan apa permintaanmu?"

"Katamu tadi tidak ada waktu." Jawab Maggie dengan santai berdiri.

"Tunggu, kamu mau ke mana?"

"Toilet." Jawaban Maggie membuat Tom tersenyum, sejak hamil intensitas Maggie ke toilet memang bertambah.

"Segera kembali, aku akan meluangkan waktuku untuk membahas pekerjaan denganmu." Kata Tom yang hanya dijawab dengan senyum penuh kemenangan dan Tom semakin menyadari jika semua kemampuannya dalam hal berkelit dan menolak telah dikalahkan dengan telak oleh Maggie.

Love is all around UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang