Bab 4 - Mantan terindah

2.1K 209 2
                                    

["Jadi mantan yang buat lo susah move on itu Jeffry Tanoe Widjaja?"] Mata Amber melotot dari balik layar ponsel Rossie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

["Jadi mantan yang buat lo susah move on itu Jeffry Tanoe Widjaja?"] Mata Amber melotot dari balik layar ponsel Rossie.

["Iya dia cowok yang bikin Ochie hingga detik ini masih jomlo."] Jiana yang sedang memasang masker wajah ikut menimpali.

"Lagian buat apa diceritain, masa lalu." Rossie duduk di sofa samping ranjang setelah menidurkan bayi yang belum memiliki nama itu.

["Jangan bilang Jeffry adalah alasan lo nolak Mahendra Wicaksono? Anggota mama's pride salah satu sahabat Jeffry?"]

"Nggak ada hubungannya sama Jeffry," jawab Rossie sekenanya. Jika membicarakan urusan pria, kepala Rossie bisa pusing seperti dipukul palu.

["Ish. Terus sekarang lo dimana?"] Amber bertanya sambil meneliti latar belakang tempat Rossie melakukan video call.

"Villa Jeffry di Jimbaran." Rossie menerangkan. Ia menyanggupi permintaan Jeffry untuk menjaga bayi tersebut selama ditinggal pergi ke New York.

Tidak ingin menimbulkan banyak pertanyaan dari tetangga sekitar, Jeffry membawa Rossie ke villa di Jimbaran yang lebih sunyi.

Setiap membuka mata, Rossie akan disambut oleh hamparan pantai Jimbaran yang membiru. Saat matahari ingin menyembunyikan sinarnya, ia akan mendapatkan pemandangan senja yang menentramkan jiwa.

["Dia mau nyembunyiin bayi itu? Ish dasar cowok nggak jelas. Nebar benih aja semangat, giliran manen sembunyi-sembunyi."]

"Tapi aneh nggak sih, kalau tiba-tiba ditaruh depan rumah?" Rossie mulai menerka. "I mean, kalau emang bayi ini anak kandung Jeffry kenapa nggak ngomong baik-baik aja?"

["Ya mungkin aja karena Jeffry itu brengsek.  Bisa aja ibu bayinya pernah ngajak bicara baik-baik tapi nggak berhasil."] Amber berpendapat dengan lantang.

"Tapi dia dulu nggak kayak gitu," gumam Rossie lirih.

["Come on, Ochie. Manusia itu bisa berubah dengan cepat. Lagipula dulu mungkin lo belum tahu sifat asli dia. Berapa lama sih lo pacaran?"]

["Tujuh bulan kalau nggak salah. Ya 'kan Chie?"] Kali ini Jiana yang bersuara dengan hati-hati agar maskernya tidak retak.

"Iya, tujuh bulan." Rossie mengiyakan.

["Bentar-bentar."] Wajah Amber mendekat hingga sepasang mata sipitnya terlihat dengan jelas. ["Jangan bilang lo masih ada perasaan sama Jeffry dan nggak bisa terima dia udah punya anak sama cewek lain?"]

["Emang Ochie masih suka sama Jeffry kok."]

"Jiana, jangan asal ngomong deh," tukas Rossie memperingatkan.

["Udah deh, Chie. Jangan bohongin diri lo sendiri. Dulu lo mutusin Jeffry juga terpaksa 'kan? Karena disamperin sama kakaknya Jeffry?"] Jiana berucap sampul merapikan maskernya.

["Hah! Lo ditemuin kakaknya Jeffry buat mutusin hubungan kalian? Terus lo dikasih imbalan duit satu gepok gitu?"]

["Nggak gitu juga kalik, Amber! Lo kebanyakan nonton sinetron Ikan terbang ya?"] Jiana menjawab.

["Ye, sinetron ikan terbang mah kayak jasa buat anak keliling."] Amber terkekeh disusul Jiana yang berusaha menahan tawa.

"Udahlah nggak usah dibahas. Masa lalu," tukas Rossie.

["Terus setelah Jeffry balik dari New York rencana selanjutnya apa?"] Jiana mulai penasaran.

"Tinggal nunggu hasil DNA. Kalau bener anaknya ya mau dirawat."

["Kalau nggak? Kata gue mending lo jadi babysitter bayi itu aja deh."] Amber memberikan ide. ["Lo juga lagi butuh pekerjaan setelah dipecat dari Grand Widjaja karena ulah Jeffry."]

["Boleh juga tuh ide Amber. Jadi selain lo mastiin Jeffry bertanggung jawab, lo dapat pekerjaan sekaligus nyelamatin masa depan bayi itu."] Jiana ikut setuju.

"Tapi gue udah nggak mau berurusan sama Jeffry. Gue nggak mau lihat mukanya lagi," ujar Rossie.

["Kenapa? Katanya lo udah nggak ada perasaan sama dia? Profesional aja lah, Chie."]

Perkataan Amber benar juga. Jika sudah tidak ada rasa bekerja satu atap bukanlah jadi masalah. Pun ia tidak ingin ada anak manusia yang memiliki nasib sama seperti dirinya. Terbuang dan tidak masuk dalam pilihan.

***

"Biar aku yang rawat bayinya." Setelah sekian menit terdiam, Noah bersuara.

Jeffry yang sedari tadi membisu sambil menundukkan kepala, lantas mendongak dan melihat ke arah sang kakak. Sejak dulu Noah memang selalu pasang badan untuk melindunginya. Pun ia siap menerima amarah dari ayah mereka, jika Jeffry membuat kesalahan.

"Kamu bisa fokus sama proyek pembangunan hotel dan mall di Jimbaran. Biar aku yang urus semuanya." Suara Noah terdengar menenangkan.

"Bayi itu belum tentu anakku," tukas Jeffry.

"Jef, lagipula orang gila mana yang tiba-tiba menaruh bayi di depan rumah orang lain?"

"Sekarang banyak manusia gila dan jahat. Bahkan sekarang iblis pada insecure kalau lihat tingkah manusia," jawab Jeffry sekenanya.

"Terus rencana kamu apa?" Noah memandang lurus ke arah Jeffry.

"Aku mau tes DNA dulu."

"Setelah itu?"

"Aku nggak mungkin rawat dia." Jeffry mulai frustrasi dengan masalah hidupnya. "Lagian siapa ibu dari bayi itu? Kenapa nggak kasih tahu aku dari awal dia hamil?"

"Kalau kasih tahu kamu dari awal memangnya mau berharap apa? Kamu belum tentu akan menikahi mereka," tandas Noah yang hafal denagn sikap sang adik. Jeffry memang enggan berkomitmen setelah kepergian sang ibu dan kedatangan anak hasil perselingkuhan Raymond.

Jeffry memilih diam dan meraih gelas kemudian meneguknya perlahan. Lalu tiba-tiba ia terpikir untuk tidak mengambil bayi itu dan meninggalkannya di panti asuhan. Ia akan memberikan uang yang cukup untuk membesarkan bayi itu.

'Kalau kamu berani meninggalkan dia, aku nggak akan tinggal diam!'

Kepala Jeffry lantas menggeleng samar ketika rupa Rossie muncul di benaknnya dengan hidung yang kembang kempis memberikan peringatan.

Melihat layar ponselnya yang menyala, Jeffry lantas meraih dan menggulirkan jemari di sana. Kedua mata Jeffry membola saat menerima surel dari Wicaksono Hospitals grup, salah satu rumah sakit terbaik milik keluarga sahabatnya.

Jeffry menelan saliva berulang diikuti butiran peluh yang mulai membasahi kening. Ia sedikit takut untuk menerima hasil tes DNA yang sempat dilakukan sebelum terbang ke New York.

"Ada apa?" Pertanyaan Noah semakin meningkatkan ketakutan dalam diri Jeffry. Ia belum siap menjadi seorang ayah!

TO BE CONTINUED....

My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang