Bab 19 - Let's celebrate our day

1.5K 219 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Jeffry memainkan bolpoin di atas meja. Berulang kali ia memutar benda tersebut sambil menyusun rencana dalam benak. Entah apa yang tengah dirasakan oleh Jeffry saat ini. Pengakuan cinta Mahendra yang ditujukan untuk Rossie meracau pikirannya. Bahkan Jeffry nyaris tidak bisa tidur selepas pesta semalam. Ada kantung mata tercetak tegas sebagai bukti.

Jeffry meneguk es macchiato yang selalu dipesannya ketika berkunjung ke kedai kopi terbesar se-Asia Tenggara itu. Iris Jeffry berselancar pada kebun kopi mini yang berada di dalamnya.

Nama Pak Ketut tiba-tiba muncul di layar ponsel. Jeffry lantas menggulirkan jemari ke ikon hijau untuk menerima panggilan tersebut.

"Ada apa, Pak?"

["Pak Jeffry ada masalah di hotel."]

"Masalah apa?" tanya Jeffry terkejut. Biasanya masalah hotel selalu bisa diselesaikan Pak Ketut seorang diri.

["Pak Jeffry bisa langsung ke hotel? Saya nggak bisa menyampaikan lewat telepon, Pak."]

"Baiklah, saya kesana." Jeffry bangkit dari duduknya dan segera bergegas.

Jeffry lantas menginjak gas dalam dan membawa Mercedes jeep yang gagah itu untuk membelah jalanan Seminyak. Suasana siang itu cukup lengang dengan matahari yang menyorot garang. Beberapa wisatawan asing tampak menikmati cuaca dengan mengendarai motor dalam balutan pakaian kelewat minim. Well, cuaca yang panas membantu mereka untuk menggelapkan kulit. Sangat berbeda dengan kebiasaan sebagian warga lokal yang justru ingin memutihkan kulit.

Sampai di lobi hotel, Jeffry segera turun dari mobil dan disambut beberapa perwakilan departemen hotel sambil mengucapkan selamat ulang tahun.

"Selamat ulang tahun, Pak Bos." Pak Ketut menghampiri Jeffry dengan kue ulang tahun di tangan.

Hampir saja Jeffry lupa jika hari ini adalah ulang tahunnya. Ia terbiasa mendapatkan ucapan pertama oleh mendiang sang ibu dan Richard. Namun sekarang, Richard masih terbaring lemah di bed pesakitan.

"Astaga, tidak perlu seperti ini Pak," ujar Jeffry mengulas senyuman tipis. Ia cukup tersentuh dengan perhatian dari para staf.

"Selamat ulang tahun, Pak," ujar kepala departemen Sales dan Marketing.

"Terima kasih semuanya," jawab Jeffry menunjukkan lesung pipi di kedua sisi. "Hari ini saya traktir makan siang, bebas mau makan apa saja."

"Wah terima kasih banyak, Pak," seru Pak Ketut riang.

Jeffry merogoh saku dalam untuk mengambil dompet dan menarik salah satu kartu unlimited-nya. "Pak, pakai ini untuk semua karyawan."

"Siap, Pak Bos." Kedua sudut bibir Pak Ketut terangkat ke atas, menunjukkan senyuman lebarnya. "Pak Jeffry mau makan siang bersama?"

"Ah, tidak. Saya ada acara lain," ujar Jeffry yang tiba-tiba teringat jika Rossie memiliki tanggal lahir yang sama dengannya, 14 Februari.

Senyuman tipis kembali tercetak di bibir Jeffry. Pantas saja sepanjang mata memandang ia selalu mendapati warna pink. Rupanya hari ini juga perayaan kasih sayang sedunia.

My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang