Namjoon terbangun dari tidurnya.
Suara peralatan dapur juga harum masakan menandakan kakak pertamanya tengah mempersiapkan sarapan seperti biasa.Ia menghela napas lega mengetahui Seokjin baik-baik saja dan masih berada di rumah itu.
Namjoon pun melanjutkan tidurnya.
"Hyung...."
"Apakah hyung sehat?"
Jimin mendekatkan wajahnya, menatap lekat kakak tertuanya yang sesekali terbatuk dan agak pucat.Seokjin mengangguk pelan.
"Hanya lelah saja Jimin-ah...""Ayo dimakan sarapannya..." Ia meletakkan potongan daging panggang kecil di atas ramennya.
"Sini sama aku saja....ah..."
"Hyung....badanmu panas...." Jimin yang masih menggenggam tangannya pun berubah khawatir."T-tidak apa-apa Jiminie...."
"Nanti minum obat juga sembuh kok...""Ayo...nanti kalian terlambat"
"Kami berangkat hyung..." Raut wajah ketiga anak itu seolah berat meninggalkan kakak tertuanya sendirian.
Seperti biasa, Hoseok sudah pergi pagi-pagi dan Yoongi sempat membelikan obat penurun demam sebelum kembali ke studio temannya.
Tak lama Namjoon menuruni tangga.
Tatapannya mencari-cari sosok yang belum lama ia dengar suaranya.
Langkahnya terhenti ketika melihat pantulan bayangan Seokjin di jendela pintu belakang.
Ia menopang kepala dengan kedua lengannya di lutut yang tertekuk di dada.
Duduk bersandar di balik meja dapurnya.Namjoon melangkahkan kakinya ragu-ragu lalu terdiam panik di tempatnya ketika Seokjin bergerak pelan mengusap wajah dengan lengan sweaternya dan berdiri.
"N-Namjoonie?"
Seokjin terkejut dan langsung menyembunyikan mata sembab dan hidung merahnya dengan topi.
"H-hyung berangkat ya...."
"Sarapannya sudah di meja"
"Hyung tunggu...."
Namjoon menggenggam tangannya."Hyung...kau sakit?"
Seokjin menggeleng tanpa menoleh. "Tidak apa-apa Namjoonie..."
"Jangan lupa kunci pintu ya..."BLAM
Namjoon hanya memandangi pintu yang telah tertutup di hadapannya.
Hari itu Namjoon sengaja pulang lebih awal. Ia ingin segera bertemu dengan Seokjin dan memastikan ia baik-baik saja.
Dikayuhnya sepeda itu dengan cepat. Di perjalanan ia membelikan sup ayam.
Hingga akhirnya ia sampai di rumah.
"Ahhh....belum ada yang pulangkah?" Namjoon memutar kunci dan membuka pintu lalu menyalakan lampu.
"Hyung!"
Namjoon berlari menghampiri Seokjin yang meringkuk di sofa."N-Namj.......dingiinnnnnn"
"Hyung...jangan disini"
"Ayo ke kamar"
Tanpa menunggu ijin, Namjoon menggendong tubuh Seokjin yang menggigil menuju kamarnya."Makan dulu hyung....aku beli sup ayam"
"Lalu minum obatnya ya...."
Namjoon membawa mangkuk berisi sup ayam hangat dan menyuapinya."Pahit...." Seokjin merengek dan menjauhi tangan Namjoon.
Ia tersenyum gemas.
"Hyung semanja ini jika sedang sakit""Tidak mau lagi~~~" Pout di bibirnya mulai muncul. Ia memeluk badannya yang semakin menggigil.
"Sedikit lagi hyung...jangan minum obat dengan perut kosong" Namjoon kembali menyuapinya kemudian beranjak mengambil obat.
Seokjin meringkuk dalam selimut tebal. Namjoon terus menemani di samping tempat tidur. Menatap sedih tubuh bergetarnya.
"K-kau tidak perlu menemaniku N-Namjoonie...."
"B-bukankah kau harus b-bekerja?"
Rangkaian kalimat itu terbata-bata. Seokjin pun tertawa geli.
"M-maaf....d-dingin sekali...uhuk..."
"Hiks...."
"Hyuung......" Namjoon naik ke atas tempat tidur kemudian memeluk erat tubuhnya dari belakang.
"Hey...jangan menangis...."
"Namjoonie....maaf~~~~"
"Jangan minta maaf hyung..." Ia terkekeh.
"Aku temani sampai hyung tertidur ya...."Seokjin mengangguk diantara tubuhnya yang masih menggigil.
"Ssssttt...." Jimin mendorong mundur Taehyung dan Jungkook.
"Hyung tidur...."
"Namjoon hyung bersama Jin hyung kah?" Jungkook yang penasaran berjinjit mengintip-intip.
"Iya Kookie....sssttt....biarkan mereka istirahat" Taehyung ikut mendorong tubuhnya.
Namjoon menatap Seokjin yang masih berada dalam pelukannya. Napasnya teratur, tubuhnya berkeringat.
Jemarinya refleks menyentuh dahinya kemudian menyibak helaian rambut yang jatuh.
Kakak pertamanya itu meringkuk sangat dekat menghadapnya.
Perlahan ibu jarinya menyusuri mata yang terpejam dan pipinya yang mulai tirus.
"Kau pasti lelah hyung...." Namjoon menarik napas pelan.
Dikecupnya dahi Seokjin dengan lembut.
"Aku sayang Jin hyung...."