"Jadi....siapa yang keluar rumah terakhir?"
Namjoon berdiri di tengah ruang tamu dengan ketiga adiknya yang duduk berhimpitan di sofa juga Hoseok dan Yoongi yang mengisi kursi meja makan sambil menyeruput kopinya.
"Kami hyung..." Jimin menunduk.
"Maaf...." Taehyung dan Jungkook menambahkan.
"Aku akan mencuci baju-baju itu hyung...."
"Terlambat Jungkookie....Jin hyung sudah mengerjakannya tadi malam"
Namjoon menunjuk ke taman belakang yang berhiaskan gantungan baju-baju yang jumlahnya dua kali lipat dari kemarin.
"Ah...." Jungkook menunduk sedih.
"Jin hyung belum bangunkah?"
"Ia sudah pergi Hoba..."
"Mungkin dari dini hari setelah selesai membereskan kecerobohan kalian"
Namjoon mendengus kesal."Yeorobun...."
"Bukankah kita seharusnya bersyukur bisa menempati rumah ini dengan cuma-cuma?"
"Jadi kumohon....tolong bekerja sama..."
Mereka mengangguk-angguk setuju.
"Tolong letakkan sepatu dan sandal kalian di tempatnya" Yoongi menunjuk ke belakang pintu yang berantakan.
"Aku akan membantu mencuci baju" Jungkook tersenyum lebar.
"Aku bisa cuci piring" Taehyung tidak mau kalah.
"Aku dan Jimin akan membereskan rumah" Hoseok mengedipkan sebelah matanya. Jimin mengangguk setuju.
Namjoon menghela napas lega dan tersenyum lebar.
"Ayo!"
"Kita mulai bersihkan rumah ini"
Mereka pun bergerak dengan semangat.
"Aahh hyuuunngggg.....ini kaos kakimu kenapa ada di kolong sofa..." Jimin mengeluarkan sebelah kaos kaki berdebu dan kotor itu lalu memasukkan ke dalam kantong plastik.
"Ahaha.....ternyata disitu"
"Pantas kaos kakiku hilang" Namjoon mengusap tengkuk sambil tertawa malu
"Earphone hyung juga ada di sini..."
"Tiga buah..." Jungkook terbahak mengeluarkan benda berkabel panjang yang juga berdebu itu dari selipan sofa.
"Aniiii.....itu punya Hoba..." Namjoon membulatkan matanya.
"Eoh?"
"Bukan Namjoon-ah...."
"Punyaku yang ini..." Ia mengambil salah satu earphone itu lalu membersihkannya."Lalu ini punya siapa?"
Sebuah tangan menggapai dari belakang tubuhnya dan menyeringai malu.
"Aku"
"Ternyata Yoongi hyung juga ceroboh" Jungkook kembali terbahak.
"Aahhhhhh.....selesaii!"
Mereka menatap rumah itu senang. Bersamaan dengan turunnya hujan rintik-rintik.
"Jin hyung kemana ya?"
"Sudah hampir gelap...." Namjoon bertanya khawatir."Ponselnya juga mati..." Yoongi berulang kali mencoba menghubunginya.
Namjoon mengayuh sepedanya pelan menyusuri sepanjang jalan menuju kampus Seokjin.
Matanya berkeliling mencari ke tiap sudut jalan. Hingga akhirnya ia tiba di depan kampusnya.
Gerbang besar itu tertutup rapat.
"Iyalah....ini hari minggu" Namjoon menggaruk kepalanya kesal.
Ia pun mengayuh sepedanya kembali menuju rumah.
"Pergi bajingan!!"
Suara teriakan itu mengejutkan Namjoon yang tengah melewati sebuah gang agak sempit. Ia menoleh dan melihat sosok cantik itu sedang memaki pria di hadapannya.
Pria itu menariknya kasar lalu memojokkannya ke tembok.
"Jin hyung!"
Tanpa basa basi Namjoon menarik kerah baju pria itu kemudian menonjoknya hingga pingsan.
"Wooowww...."
Seokjin membulatkan matanya dan tertawa sambil bertepuk tangan kemudian berjalan terhuyung berniat meninggalkan pria yang telah menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tadi.
"Hyung! Ayo pulang!"
Tarikan pelan tangan itu ditepis oleh Seokjin. Ia meneruskan langkahnya lalu tersandung kakinya sendiri.
Namjoon dengan cepat menangkap tubuhnya dan segera membawanya.
Ia memakaikan sweaternya yang kebesaran di tubuh Seokjin kemudian mengikatkan kedua ujung pergelangan tangan sweater itu di perutnya agar Seokjin tidak jatuh.
Merekapun melanjutkan perjalanan.
Kepalanya pun bersandar pada punggung yang berlapis kaos tipis.
"Namjoonie....dingin"
"Pelan-pelan bawa sepedanya, nanti kau masuk angin..."
Suara di belakangnya mulai bergetar.Tak lama Namjoon merasakan punggungnya basah. Suara isakan pun samar terdengar.