Seokjin dan Namjoon saling berhadapan.
Duduk terdiam tanpa ada satupun yang memulai percakapan.Seokjin kembali memeluk lututnya sementara Namjoon bersila sambil menunduk memilin-milin ujung celananya.
Hening. Hanya suara isakan yang sesekali terdengar.
"Apa yang kau inginkan Namjoonie?"
Pertanyaan itu dilontarkan pelan dengan dagu bertumpu pada lututnya.Namjoon menghela napas panjang sebelum menjawab.
"Kita bersabar sedikit ya..." Ia tersenyum lembut.
"Jungkook dan Taehyung sepertinya belum bisa merelakanmu"
"Jujur..."
"Aku kesal kemarin..."
"Rencana sesederhana itu saja harus aku batalkan karena mereka ingin sekali duduk di sampingmu"
"Jika....hubungan ini diketahui mereka..."
"Aku tidak ingin mengambil resiko Jungkook dan Taehyung membenciku""Aku takut berpengaruh pada pendidikan mereka..."
Seokjin pun menghela napas.
"Aku mengerti...""Maaf jika aku egois..." Ia menatap pria yang masih merasa bersalah di hadapannya.
Namjoon bernapas lega dan mengusap pipinya lembut.
Ia bergeser maju dengan ragu-ragu mendekatkan wajahnya kemudian mengecup lembut bibir Seokjin yang masih memerah.
"Demi Tuhan aku merindukan hal ini..." Namjoon mendengus. Kening mereka bertemu. Ia memejamkan matanya.
"Terimakasih telah menjadi tutor yang baik untuk mereka Namjoonie..."
"Dan....."
"Terimakasih permen jellynya...""Aku terus teringat ucapanmu..."
"Tentang orang tua dengan tiga anak sekolah" Namjoon terkekeh.
"Sejak itu aku terus berfokus membantu mereka belajar...""Dan tiba-tiba kau merasa sudah menjadi seorang ayah?" Seokjin menyunggingkan senyumnya.
"Mungkin...." Ia menjawab singkat dan terbahak geli.
Seokjin menautkan jemari mereka di atas pangkuannya.
"Suatu hari....mungkinkah?"
Namjoon mengangguk pelan. "Suatu hari...."
CEKLEK
"Tidak boleh!"
Suara teriakan manja itu diikuti oleh canda tawa kakak-kakaknya."Yyaaaahhhh.....memangnya kenapa Kookie-ah?"
"Masa hyung harus menolak" Seokjin terbahak dari balik meja dapurnya.
"Tanyakan saja pada Namjoon hyung.." Jungkook menegakkan tubuhnya di atas sofa yang baru saja ia sandari.
"Eoh? Ada apa ini?" Namjoon melangkahkan kakinya masuk ke ruang tamu itu bingung.
"Hyung...."
"Jin hyung berciuman..." Jungkook menunjuk-nunjuk ke layar yang televisi yang membeku.
"Yyaaaaahhhh!" Seokjin kembali terbahak.
"Itu kan hanya film Jungkookie!""Bagaimana jika dari film itu nanti kalian jatuh cinta?"
"Lalu nanti kalian menikah"
"Nanti aku ditinggalkan..."
"Betul kan hyung?" Jungkook menengok pada Namjoon sambil mengerucutkan bibirnya
Kelima kakaknya terbahak melihat tingkah menggemaskan Jungkook sementara Namjoon hanya terpaku menatap layar televisinya.
"Yyaaaahhhhh.....kenapa filmnya harus dipause di bagian ini sih!" Seokjin mengambil remote dan mematikan film yang mereka tonton.
"Ayo cepat tidur..."
"Besok kalian ikut mengantar Namjoon ke bandara bukan?""Nee hyungniimmmm..." Jimin, Taehyung dan Hoseok menjawab bersamaan lalu berkejar-kejaran menaiki tangga.
"Namjoonie......ayo cepat mandi...jangan bengong di depan kulkas" Seokjin tertawa kemudian berjalan menuju kamarnya.
Namjoon tersentak.
Ia berbalik hendak menghampiri namun urung ketika melihat Yoongi yang masih duduk di sofa dengan laptopnya.
Dan punggung berbahu lebar itu menghilang di balik pintu.