"Jinnie...tunggu..." Namjoon melebarkan langkahnya mengejar Seokjin yang berjalan sembarang di depannya.
"Hey...." Ia berhasil menarik tangannya dan membalikkan tubuhnya.
"Ini salahku....seharusnya kita pulang saja tadi..."
"Namjoonie....kumohon...."
"Aku tidak ingin membahas ini sekarang..."
Seokjin berusaha mengatur napasnya yang masih memburu.Namjoon menghela napas pelan.
"Sepertinya ini tidak akan berhasil..." Ia tersenyum pahit.Seokjin tersentak. Kedua bola matanya menatap tajam pria di hadapannya.
"Apa maksudmu Namjoonie?"
"J-Jin......sebaiknya..." Jeda sejenak sebelum Namjoon mengangkat kedua belah alisnya, mencoba menetralkan raut wajah kecewanya.
"Sebaiknya kita menjauh dulu..."
Seokjin menegakkan kepalanya. Menelan ludahnya kasar dan mundur selangkah.
"Itukah yang kau mau?" Ia merendahkan suaranya dan menunduk.
"Itu yang sepertinya harus kita lakukan untuk sekarang..."
"Seokjin-ah.....maaf....ternyata aku tidak bisa membagi perasaan juga waktuku"
"Tadinya aku yakin dengan berjalannya waktu kita akan mampu melewati semuanya"
"Tapi aku salah......"
"Aku tidak.....belum bisa memilih..." Ia mengoreksi perkataannya.
Suasana hening menyelimuti parkiran yang mulai gelap. Seokjin memeluk tubuhnya yang kedinginan.
"Seokjinnie...." Namjoon mengulurkan kedua tangan untuk memeluknya. Seokjin mundur beberapa langkah.
"Maafkan aku Seokjinnie...." Kedua telapak tangannya mengepal di sebelah tubuhnya yang hanya diam.
Seokjin hanya mengangkat sebelah alisnya dan menyunggingkan senyum pahit.
Kemudian berbalik menuju mobilnya.
"Kookie....sudahlah"
"Jangan marah pada mereka..." Taehyung merangkul bahunya.
"Besok juga Jimin pulang....bukan sakit yang parah kok..."
Jungkook menggeleng. "Bukan itu hyung..."
"Mengetahui Jimin hyung sakit tapi mereka tidak ada di dekatnya dan malah bersenang-senang itu seperti...."
"Aku juga tidak ada dimana-mana tadi Jungkookie...."
"Aku pergi minum dengan teman-temanku..."
"Kenapa kau tidak marah padaku eoh?"
"Kau marah karena mereka tidak ada di dekat Jimin atau... ""Kau marah karena Jin hyung bersenang-senang tanpamu?"
Ucapan datar Yoongi sontak membuat Jungkook terdiam.
"Aku.......tidak mau membayangkan Jin hyung lebih bahagia dengan orang lain daripada denganku hyung..."
"Aku yang pertama kali ia ajak ke rumah ini!"
Jungkook menaikkan nada suaranya."Kau harus lebih dewasa Jungkookie..." Raut wajah Hoseok berubah serius.
"Jin hyung berhak untuk bahagia"
Jungkook yang tidak menjawab hanya berlalu, menaiki tangga dan menutup pintu kamarnya.
"Jin hyung tidak pulang lagi...." Taehyung menangkup pipi dan menopangkan siku pada lututnya di samping tempat tidur.
Hening. Tidak ada jawaban dari teman sekamarnya itu.
"Kookie-ahhhhh...." Taehyung melempar bantalnya ke atas badan Jungkook yang tengah berbaring dan memainkan ponselnya.
"Biarkan saja hyung....."
"Besok juga Jin hyung pulang...""Ia tidak akan tega membiarkan kita kelaparan"
"Aahhhh....Jungkookie...."
"Kau benar-benar telah berubah..."
Taehyung merebahkan tubuhnya dan berusaha tidur.'Seokjin-ah....kau dimana?'
Namjoon mengantongi ponselnya lalu mendongakkan kepalanya. Menatap barisan jendela apartemen yang baru saja ia datangi.
Terpaksa mengetuk apartemen milik Ken, teman dekatnya adalah pilihan terakhir Namjoon setelah ia berkeliling untuk mencari Seokjin.
Namun yang dicari tidak ada disana.
Ia pun mencoba menghubunginya namun ponsel Seokjin mati.
Dikayuhnya sepeda itu kembali menyusuri jalanan yang telah sepi.
Hingga akhirnya ia kembali pulang.
Duduk sendirian di tengah sofa dengan ruang tamu yang gelap.
Namjoon mengacak rambutnya kesal.