"Sudah siap?"
Jimin dan Taehyung mengangguk pasti.
"Jangan khawatir ya...kalian pasti bisa"
Seokjin menggenggam bahu kedua anak itu erat.Hari ini adalah saat yang menentukan untuk mereka. Ujian masuk perguruan tinggi yang akan mereka jalani selama sembilan jam itu membuatnya lebih gugup daripada kedua adiknya.
"Kalian pasti bisa..." Namjoon muncul masih dengan kacamatanya. Ia tersenyum memberi semangat.
"Gomawo hyungnim....."
"Kami berangkat ya..." Jimin dan Taehyung melambaikan tangannya."Hyung....."
Namjoon merendahkan kepalanya menatap Seokjin yang tengah memijit-mijit jemarinya gugup di sampingnya."Hmm?"
Ia menoleh, masih dengan wajah tegangnya."Hey....tenanglah...."
"Mereka pasti bisa..." Namjoon tersenyum menarik genggaman jemarinya yang makin mengerat."Ahhh......kau benar....mereka pasti bisa..." Ia menghela napas lega.
"Namjoonie...." Tatapannya beralih pada kedua bingkai hitam yang menghias mata lelahnya.
"Terimakasih sudah membantu mereka belajar selama ini ya..."
"Ah.....bukan apa-apa hyung...."
"Aku juga senang melakukannya" Ia tertunduk mengusap tengkuknya."Hyung....dimakan...jangan diaduk terus" Namjoon melirik uraian ramen yang sudah mulai dingin di mangkuk seberanganya.
"Masih lama ya?" Seokjin mengangkat jam di tangannya.
"Satu jam lagi hyung....sabar..." Namjoon terkekeh geli.
Seokjin meletakkan sumpitnya dan meneguk minumannya.
Satu-satunya kedai ramen yang buka itu pun sepi.Seokjin kembali melirik jam di tangannya.
"Ayo..." Namjoon mengulurkan tangannya.
"K-kemana?" Seokjin mengangkat kepalanya kebingungan.
"Kemana saja....kita berjalan-jalan sambil menunggu"
"Ahhhh Namjoonieeee.....hujannn...."
Mereka berlari kembali menuju mobilnya."Mana kutahu akan hujan hyung..." Namjoon membuka jaketnya dan menaungi kepala mereka berdua.
"A....hyung...."
Langkahnya terhenti ketika genangan air itu sengaja diinjak Seokjin sehingga bagian bawah celananya basah. Ia membulatkan kedua matanya.Seokjin terbahak dan melarikan diri.
"Ahh...jinjja!"
"Hyung tunggu!"Ia menurunkan jaketnya dan ikut menendang-nendang genangan air di sekitar Seokjin yang melompat-lompat sambil menjauhkan tubuh Namjoon dengan kedua tangannya.
"Hyung...aahhh....lihat celanaku jadi kotor"
"Hyung juga kehujanan...." Namjoon mengambil segumpal tissue dan mengusap kepala Seokjin yang masih tertawa dalam mobilnya.
"Namjoonie...itu mereka!" Seokjin menunjuk pada Jimin dan Taehyung yang baru saja keluar dari sekolah.
Mereka berpayung berdua menuju mobilnya
"Bagaimana ujiannya?" Seokjin tak sabar bertanya ketika mereka baru saja duduk.
Jimin tersenyum lebar kemudian melirik perlahan pada Taehyung yang terdiam.
"Taehyungie?"
"Entahlah hyung...aku ragu..." Taehyung menjawab malas lalu memalingkan wajahnya menatap air hujan yang masih deras di luar jendela.
Seokjin dan Namjoon saling bertatapan kemudian ia menoleh pada Jimin dengan wajah khawatirnya.
"Aigoooo.....bagaimana ujiannya?" Hoseok menyambut mereka dengan senyum lebar di ambang pintu masuk.
Lagi-lagi Jimin hanya tersenyum.
Hoseok terbengong ketika Taehyung berjalan melewatinya begitu saja.
"Hyung!"
"Ayo temani aku main""Ujiannya sudah selesai kan?"
Jungkook menoleh dengan semangat pada Taehyung yang baru saja membuka sepatunya dan berjalan menuju tangga."Bisakah kalian diam sejenak?!"
"Tidak usah bertanya-tanya tentang ujianku"
"Aku tidak sepandai Jimin atau Namjoon hyung""Mungkin saja aku gagal dan tidak bisa masuk Universitas seperti kalian!"
Taehyung berlari menaiki tangga. Suara pintu dibanting pun terdengar.
"Taehyungie!"
"Jimin-ah...biarkan saja..." Namjoon menarik lengan baju Jimin yang hendak mengejarnya.
"A-apa yang terjadi hyung?" Jungkook berjalan pelan mendekati Jimin.
"Taehyung kesulitan mengerjakan soal-soal di awal sehingga ia terburu-buru mengejar ketinggalannya"
"Katanya ia kehilangan konsentrasi..."
Jimin menunduk.
"Dan aku bilang agar jangan khawatir....ia pasti lulus...""Mungkin nada bicaraku yang terlalu santai....Taehyungie tersinggung"
"Biarkan saja Taehyungie sendiri dulu malam ini ya..."
"Mungkin ia hanya tegang..." Seokjin tersenyum sedih dan meninggalkan mereka menuju kamarnya.