60 : Uncertainty

212 14 0
                                    




"Libur musim dingin hyung?"
"Serius?!"

"Sssstttt...."
"Tolong rahasiakan ya Jiminie..."

"Hyung mau memberi kejutan untuk Namjoon"

"Ah...kenapa aku berbisik" Seokjin terkekeh di ujung sana.

"Baikkkk hyungggg...." Jimin berbisik.

"Kabari aku jika sudah tiba okaayyy...."




"Benarkah?!"

"Jin hyung akan pulang malam Natal ini?" Jungkook membulatkan matanya.

"Iya...sssttt...." Jimin meletakkan telunjuknya di bibir.

"Tapi hanya beberapa hari karena ia harus mengejar kegiatan shooting diantara tugas-tugas kelasnya"

"Kita bisa menunda kepulangan kita ke kampung halaman bukan?" Hoseok menyela.

"Pastilah...aku kangen Jin hyung..." Taehyung mengerucutkan bibirnya.

"Yoongi hyung bisa minta tolong tahan Namjoon hyung untuk tetap disini saat malam Natal?" Jimin menoleh pada kakaknya.

Yoongi mengangguk dan tersenyum. "Jangan khawatir..."

"Okaaayyyy......ini akan jadi kejutan yang romantis" Jimin dan Hoseok menautkan jemarinya dan melompat-lompat kegirangan.



"Eoh? Kita kan tidak merayakan Natal Kookie?"

Namjoon yang baru pulang dari studio itu mentap aneh adiknya yang tengah mengaitkan lampu-lampu dekorasi panjang di sekitar dinding ruang tamunya.

"Karena kita belum pulang ke kampung halaman jadi kita rayakan libur musim dingin ini dengan sedikit berbeda hyung..." Ia tersenyum lebar memamerkan gigi kelincinya.

"Hmmm....betul juga"
"Yoongi hyung juga memintaku untuk membantu projectnya"

"Sepertinya aku akan sibuk liburan kali ini" Ia berlalu sambil mengusap tengkuknya.

'Jinnie-ah....kau masih sibuk?'
'Lihat...Jungkook mendekor rumah kita hehehe....'

Pesan itu terkirim beserta foto ruang tamu gelap berhias cahaya remang-remang dari lampu hias yang berkedip pelan.

'Aku kangen sekali....'
'Seandainya kau ada disini...'

'Ahh....maaf...maaf....aku tidak mau membebani pikiranmu disana'

Lama tak dibalas, Namjoon mematikan lampu dan beranjak menuju kamarnya.



"Jin hyung sibuk sekali sepertinya...."

Jimin menatap sedih Namjoon yang sedang menusuk-nusuk pancakenya tak bersemangat.

"Hyung....bersabarlah..."
"Pasti Jin hyung akan membalas pesanmu"

"Bagaimana kelanjutan albumnya?" Ia mengalihkan perhatian.

"Hampir selesai..."
"Setelah itu aku harus mencari media untuk promosi"

"Mungkin aku akan meminta bantuan Jackson"
Ia menghela napas pelan dan melanjutkan sarapannya.

"Jiminie...."

"Aku tidak yakin bisa bertahan dengan hubungan jarak jauh ini...."



DEG



"Hyuuunnggg....kau bicara apa?!" Jimin meninggikan suaranya.

"Apa maksud hyung?"

"Entahlah....."
"Jin hyung.....jarak antara kami terasa semakin jauh..."

"Ia seorang aktor yang mulai terkenal....sementara aku...."

"Kami juga jarang berkomunikasi..."

Jimin menunduk, tak mampu berkata apa-apa. Namjoon tidak salah.

Ingin rasanya ia memberitahu tentang kepulangan kakak pertamanya hari ini.

Jika itu bisa menghilangkan kesedihan Namjoon walau hanya untuk beberapa hari saja.

"Ah....mungkin aku sedang merindukannya saja..." Namjoon terkekeh mengusap tengkuknya.
Membawa sisa makanan itu dan membuangnya ke tempat sampah lalu mencuci piring bekas sarapannya.

"Aku akan di studio seharian Jiminie...." Ia tersenyum dan berjalan menuju pintu.

"Hyung....pulanglah nanti malam..."

"Sudah lama kita tidak berkumpul seperti biasa..." Jimin berusaha tersenyum.


Namjoon hanya mengangguk pelan dan keluar dari rumah itu.








Under The Same SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang