'RapMon-ah! Hehe....'
'Eoh? Hyung....aneh sekali kau memanggilku begitu hahahaha'
'Kenapa hyung?''Hari ini hyung hanya shooting sebentar'
'Cuacanya tidak mendukung hahaha...'
'Kau tampil jam berapa?''Hyung kesana ya....'
'Sudah dua kali hyung melewatkan rapper keren kita ini tampil''Ah hyung....jangan bilang begitu'
'Aku maluuuu....'
'Jam sepuluh hyung....agak malam dari biasanya''Banyak rapper baru yang tampil disini'
'Tidak apakah?''Yak....pas sekali'
'Hyung selesai jam setengah sepuluh'
'Sampai bertemu disana RapMon-ah!''HYUUUNNNGGGGG......'
Hampir dua minggu setelah kepulangan adik-adiknya ke kampung halamannya.
Hoseok pun terus disibukkan dengan latihan untuk iklan yang akan dibintanginya.
Seokjin yang merasa kesepian hanya dengan pesan atau telepon dari adik-adiknya itu memutuskan untuk pergi ke nightclub biasa tempat Namjoon tampil setelah selesai shooting untuk film serinya.
Ia memarkirkan mobilnya dan berjalan dengan semangat memasuki club yang agak gelap itu.
Beberapa orang yang telah ia kenal baik menyapanya ramah.
Sebuah pemandangan jauh di balik panggung membuat Seokjin menghentikan langkahnya.
Jackson tengah melingkarkan lengannya pada bahu Namjoon di sebuah sofa sempit dan mereka terlihat nyaman.
Seokjin melangkah ragu kemudian mengurungkan niatnya lalu berbalik keluar dari tempat itu.
'Hyung? Sudah sampai belum?'
'Sebentar lagi aku tampil...'"Kenapa aku ini?" Seokjin terus berjalan menuju mobilnya.
'Hyung...kau akan terlambat menonton...'
'Hyung dimana?'Pesan-pesan itu terus bergetar di ponselnya. Seokjin hanya menatapnya. Ia tengah duduk di dalam mobil dengan mesin yang menyala. Bersiap untuk pulang.
Tak lama ia mematikan mesin dan membuka pintu. Mengerutkan dahi kemudian menutupnya kembali.
Ia menyalakan mesin dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
'Hyung dimana?'
'Aku sudah selesai....'BLAM
Pintu di belakangnya tertutup. Seokjin berusaha mengatur napasnya yang masih memburu.
Ia bersandar pada daun pintu dan mengusap wajahnya kasar.
'Namjoon-ah....maaf'
'Tiba-tiba hyung tidak enak badan'
'Jadi hyung pulang..'Pesan itu dikirim bersamaan dengan selimut yang ditarik menutupi wajah dan kepalanya.
"Kau siapa Kim Seokjin?"
"Hanya kakak tertua..."
"Hanya kakak...." Ia mengerutkan tubuhnya. Entah kenapa hatinya sakit."Hyung benar tidak apa-apa kutinggal sekarang?"
Namjoon yang telah bersiap dengan tas besarnya di balik pintu bertanya untuk kesekian kalinya.
"Tidak apa-apa Namjoon-ah...."
"Beberapa hari lagi hyung juga akan berangkat bersama Hoseok" Ia terkekeh menatap wajah khawatir Namjoon.
"Serius tidak apa-apa?"
"Yyaaaahhhh....sana pergi!"
"Nanti kau ketinggalan kereta" Ia terbahak kemudian mendorong tubuh Namjoon keluar dari rumah itu.
"Okay....okay....aaawwww...." Namjoon meringis ketika Seokjin mencubit pinggangnya.
"Hyung...ingat ya..."
"Kunci pintu, matikan kompor...."
"Bukan hyunnngggg..." Ia terbahak.
"Hubungi aku pertama jika hyung membutuhkan sesuatu"
"Jangan orang lain...."
"Ya?"DEG
Seokjin tersenyum dan mengangguk.
"Hati-hati Namjoon-ah...."
Ia menatap kepergian pria itu dengan taksinya dan menghela napas panjang kemudian masuk lalu menutup pintu di belakangnya.
"Sepi......." Ia meneguk tehnya yang masih hangat. Mengambil cangkir bekas kopi yang baru saja Namjoon habiskan lalu mencucinya.
Seokjin berjalan lunglai menuju kamarnya.
Kembali menghapal naskah untuk shooting terakhir sebelum libur musim dingin.