Gugup dan senang, barangkali dua emosi itulah yang membuat debaran jantung mereka terasa tidak normal saat ini. Janu dan Lika duduk di hadapan altar suci nan megah bersama puluhan anggota keluarga yang siap menjadi saksi atas ikrar yang hendak keduanya kukuhkan.
"Apakah ada ancaman atau paksaan untuk saudara Januari Pratama melaksanakan upacara pemberkahan perkawinan secara agama Buddha?" tanya pandita, pemimpin upacara pemberkatan.
"Tidak ada," sahut Janu.
"Baik. Pertanyaan berikutnya pada mempelai pria, apakah Anda sebelumnya pernah menikah?" tanya pandita, lagi.
"Tidak pernah," sahut Janu, mantap. Rasanya dia sudah puluhan kali menyaksikan prosesi pemberkatan pernikahan sejak kecil, tapi begitu dirinya yang menjadi mempelai, ternyata rasanya sangat berbeda.
"Apakah saudari December Angelica mencintai dan menyayangi calon suami Anda?" tanya pandita, pada si mempelai wanita.
"Sangat mencintai," sahut Lika, tanpa ragu.
"Baik. Pertanyaan terakhir, apakah saudari December Angelica sebelumnya pernah menikah?" tanya pandita.
"Tidak pernah," jawab Lika. Ternyata pengalaman tampil dan menjawab pertanyaan di hadapan berbagai media tidaklah berarti apa-apa ketika pandita yang bertanya.
"Baik, karena tidak ada ancaman, paksaan, atau keberataan dari pihak mempelai mau pun keluarga, maka acara pemberkatan perkawinan ini saya mulai," ucap pandita, seraya bangkit dari tempat duduk.
Usai memandu kedua orang tua dan pihak mempelai menyalakan lilin di altar. Pandita berdiri di antara Janu dan Lika yang berhadapan. Sang mempelai pria mengenakan setelan jas abu-abu dengan kemeja putih yang tampak formal. Sementara sang mempelai wanita mengenakan gaun berwarna salem muda yang membentuk indah tubuhnya dengan bagian bahu sampai lengan yang dilapisi kain brokat.
"Saya mohon untuk semua yang hadir di sini untuk menjadi saksi bahwa pada hari Sabtu, tanggal 16 Desember 2023, saya Januari Pratama menerima December Angelica sebagai istri saya yang sah dan saya berikrar," ucap Janu, sambil menatap Lika, sembari dibimbing oleh pandita. "Satu, akan menghargai serta mencintai istri saya dan selalu membuatnya bahagia. Dua, akan setia kepadanya dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Tiga, akan bersama-sama mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Empat, akan membina kehidupan berkeluarga yang rukun dan bahagia, baik diwaktu senang mau pun diwaktu susah."
Lagi.
Lika jatuh cinta lagi kepada Janu yang baru saja menyelesaikan janjinya di depan altar. Bibir yang dulu kerap berucap ketus padanya, kini justru berani berjanji untuk menjadi pendamping hidup Lika selamanya. Seperti kata Coldplay, if you never try, you'll never know.
"Saya mohon untuk semua yang hadir di sini untuk menjadi saksi bahwa pada hari Sabtu, tanggal 16 Desember 2023, saya December Angelica menerima Januari Pratama sebagai suami saya yang sah dan saya berikrar," ucap Lika, dengan suara yang sedikit bergetar, dia menatap Janu yang tak sekali pun melepas pandangan darinya. "Satu, saya akan menghargai serta mencintai suami saya dan selalu membuatnya bahagia. Dua, akan memperlihatkan kesetian padanya dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Tiga, akan bersama-sama mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Empat, akan selalu mengikuti petunjuknya dan ikut membina kehidupan berkeluarga yang rukun dan bahagia, baik diwaktu senang mau pun diwaktu susah."
Janji itu telah diikrarkan. Keduanya telah memilih untuk mengikat tali suci pernikahan mulai dari detik ini. Kebahagiaan memang tampak semu bila dilihat dari jauh, tapi Lika dan Janu ingin menutup kedua telinganya dan fokus untuk mengarungi rumah tangga mereka, menikmati setiap perjalanan yang pastinya tak hanya diisi suka semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Her Lingerie ✅
Romansa"Yang tadi itu kamu bilang ciuman?" Lika tertawa pelan sambil mengusap bibir Janu dengan ibu jari. Janu hanya terdiam kikuk. "Emang yang bener kayak apa?" "Mau tahu?" Mata Lika mengerling penuh goda. "B-boleh," sahut Janu, berusaha untuk tidak menol...