🫶5🫶

4.1K 216 14
                                    

Setelah dari kediaman Pak Anggara dan Bu Alviana untuk meminang Alana Clarinta dan menetapkan pelaksanaan pernikahan yang pada akhirnya akan dilangsungkan dua hari lagi membuat Reygan benar-benar kacau. Kamar yang tadinya rapi kini jadi tak karuan bentukannya.

Cklek...pintu kamar Reygan terbuka menampakkan Clarissa adek semata wayang Reygan yang berjalan dengan penuh tatapan heran, ada apa dengan Abangnya ini? Baru saja dari rumah calon istrinya bukannya bahagia,kenapa tampak tak karuan seperti ini.

"Kenapa lo Bang? Gila lo?" Ujar Clarissa

"Lo ngapain sih kesini? Bikin makin pusing tau enggak." Omel Reygan

"Nih di suruh Mama nganterin obat sakit kepala, katanya kepala lo tadi pusing waktu di rumah Kak Alana." Ujar Clarissa

"Bisa enggak lo enggak usah sebut-sebut nama tuh cewek." Marah Reygan

"Lah?? Itu kan calon istri lo, dimana-dimana orang mau nikah itu bawaannya senang, semakin memperbaiki diri menjadi lebih baik, lo bukannya memperbaiki diri, malah makin gila." Ujar Clarissa

"Kalau nikahnya sama Vio, tanpa lo nasehati gue udah pasti bahagia." Ujar Reygan

"Lo masih sama Kak Vio?" Tanya Clarissa

"Ya lo pikir? Gue itu enggak pernah putus sama Vio, gue itu enggak kenal sama si Alana itu, gara-gara preman sialan itu gue harus terjebak dalam situasi buruk kayak gini." Omel Reygan

"Wait, lo enggak putus sama Kak Vio, lo enggak kenal sama Kak Alana, terus preman? Gue enggak ngerti arah pembahasan lo Bang." Ucap Clarissa yang merasa bingung.

"Mama sama Papa enggak cerita apa-apa sama lo Clar?" Tanya Reygan yang membuat Clarissa menggelengkan kepala yang membuat Reygan menarik nafas kasar.

"Jadi gini Clar.."

******
Disaat Reygan sedang pusing karena kedatangan adeknya yang ternyata belum tau tentang permasalahan yang menimpa dirinya, lain hal nya dengan Pak Irfan dan Bu Vera yang tampak sedang bersantai di ranjang tidur mereka.

"Hari ini capek banget ya Pa."

"Iya capek tapi Papa senang rasanya, enggak lama lagi Reygan udah punya istri." Ujar Pak Irfan

"Kebetulan Papa bahas Reygan, Mama mau tanya sesuatu sama Papa."

"Tanya apa Ma?" Tanya Pak Irfan

"Mama ini mewakili perasaan Reygan, sebagai seorang Ibu, Mama bisa tau bahwa sebenarnya Reygan sangat tidak menginginkan pernikahan ini, dan Papa juga tau kan dari awal bagaimana penolakan Reygan, dan Mama sebagai istri Papa, yakin dan percaya dengan apapun keputusan Papa, karena pasti itu yang terbaik, tapi Mama ingin dengar apa alasan Papa yakin untuk menikahkan Reygan dengan Alana, yang Reygan sendiri mengatakan tak mengenalnya sebelumnya, apalagi kita yang pasti sangat tidak mengenal Alana."

"Sudah Papa duga Mama itu selalu nurut apa kata Papa tapi pasti nanti akan bertanya kenapa? Kenapa harus begini,menikah puluhan tahun dengan kamu membuatku hafal Ma."

"Ya alhamdulilah kalau udah hafal, jadi kenapa Pa?"

"Saat pertama kali tau rekaman cctv itu jujur Papa terkejut dan lebih terkejut lagi saat melihat wajah Alana, Alana terlihat perempuan baik-baik, terlihat cantik dengan kaca matanya terlihat terhormat karena hijab yang menutupi rambutnya, dan sudah dapat di pastikan bahwa yang memulai duluan jelas Reygan, dan ketika melihat kedua orang tau Alana, Papa yakin ini adalah pukulan bahkan musibah berat untuk mereka, dari situ Papa langsung yakin bahwa Alana dan keluarganya adalah orang yang tepat untuk menjadi keluarga kita di tengah keluarga kita yang kurang begitu paham soal agama, di tambah tingkah laku Reygan yang penuh life style hidup kebarat-baratan membuat Papa berfikir sepertinya ini saat nya Reygan merubah hidupnya jadi lebih baik, dia kan akan jadi penerus kita di kemudian hari jadi sebisa mungkin dia memiliki pasangan yang bisa membawa dampak positif dan Papa rasa itu ada di Alana."

ACCIDENTALLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang