🫶44🫶

3.9K 216 37
                                    

Mendapat kabar buruk tentang Alana di tengah dirinya yang baru tersadarkan tentang kenyataan tentang Vio yang benar-benar tak baik untuknya, membuat Reygan begitu panik dan ingin segera mengetahui kondisi istrinya saat ini.

Untung saja Dirga dengan sigap mengambil langkah untuk mengemudikan mobil Reygan, sehingga nyawa keduanya masih di dalam jalur aman, jika Reygan yang mengambil kemudi dengan keadaan panik yang ada tiba di rumah sakit bukan hanya akan melihat kondisi Alana melainkan mereka juga ikut di rawat disana.

Mobil yang ditumpangi Dirga dan juga Reygan berhenti tepat di parkiran mobil salah satu rumah sakit di Ibu kota tempat Alana dirawat.

Rasa khawatir berlebih ketika mendapat kabar Alana masuk rumah sakit menbuat Reygan keluar dari mobil dan langsung berlari begitu saja.

"Rey, tenang dulu, lo enggak bisa kacau kayak gini." Ujar Dirga yang menarik tangan Reygan agar tak pergi meninggalkannya begitu saja.

"Langsung naik ke lantai tiga aja, kata Elena, ruang perawatan Alana ada di lantai tiga." Tutur Keisha.

Reygan, Dirga, Rafka dan juga Keisha pun langsung naik ke lantai tiga menggunakan lift yang tersedia sebagai fasilitas rumah sakit.

Ting..pintu lift terbuka lebar, membuat Reygan langsung berlari menuju ruang perawatan Alana. Namun langkahnya terhenti saat dari ujung koridor tempatnya berdiri pandangannya melihat kedua orang tua Alana.

Seketika jantung Reygan berdetak dengan kencang saat melihat mertuanya tengah berdiri tegak, banyak ketakutan yang menghantui Reygan mengingat kesalahannya pada Alana bisa dikatakan sangat fatal, terlebih Alana adalah anak tunggal yang menjadi kesayangan kedua orang tuanya, tak ada orang tua yang terima jika anaknya disakiti termasuk orang tua Alana.

"Lo pasti bisa lewati ini semua Rey." Bisik Dirga.

"Gue yakin lo bisa." Bisik Rafka.

Mendapat semangat dari kedua sahabatnya membuat Reygan menarik nafas panjang dan menghembuskan nafasnya perlahan, mencoba sejenak  menenangkan diri sebelum berhadapan dengan kedua mertuanya.

Reygan pun berjalan dengan tegap, perlahan namun pasti hingga langkahnya kini telah terhenti tepat di depan kedua orang tua Alana.

"Assalamualaikum Yah." Ucap Reygan sembari menyodorkan tangannya untuk bisa menyalami ayah mertuanya itu.

Alih-alih di terima niat baiknya, Pak Anggara malah pergi meninggalkan Reygan begitu saja dan memilih duduk di kursi yang sedikit jauh dari ruang perawatan Alana.

Melihat sikap mertuanya membuat Reygan menelan salivanya, ia paham kesalahannya memang besar dan menjadi hal wajar jika mertuanya itu bersikap dingin padanya.

"Assalamualaikum Bun." Ucap Reygan sembari menyodorkan tangannya untuk menyalami sang Ibu mertua.

"Waalaikumsalam, Alana masih di periksa sama Dokter di dalam, jadi Bunda juga belum tau bagaimana keadaan Alana dan apa penyebab Alana pingsan." Tutur Ibu Alvi.

Reygan menundukkan kepalanya setelah ditinggal Ibu mertuanya itu,  ibu mertua yang biasanya menyambutnya dengan hangat pun kini ikut serta bersikap dingin padanya.

"Kak, Alana pasti baik-baik aja, tadi dia mual, terus enggak lama tiba-tiba badannya lemes terus pingsan , karena panik makanya kita bawa ke rumah sakit." Jelas Elena.

"Tapi dia enggak jatuh kan El?" Tanya Reygan.

"Enggak kok Kak, Alana enggak jatuh." Jawab Elena.

"Alhamdulillah ya Allah." Ujar Reygan mengucap syukur setidaknya Alana tak jatuh yang bisa menyebabkan keguguran.

ACCIDENTALLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang